Lembaga sigi tersebut memprediksi pasangan calon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin bakal memenangkan kontestasi pemilihan presiden 2019 mendatang, dengan perolehan 58 persen suara. Sedangkan rivalnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat 42 persen suara.
Artinya, perolehan suara Jokowi cenderung mengalami peningkatan sebesar 5 persen dari pilpres 2014 lalu. Hal ini menunjukkan bahwa rakyat Indonesia akan memilih kembali Joko Widodo sebagai Presiden untuk masa jabatan lima tahun mendatang.
Dukungan besar terhadap paslon nomor urut 01 itu tak terlepas dari capaian mantan Wali Kota Surakarta itu membangkitkan ekonomi Indonesia. Pasalnya, Jokowi telah berhasil membuat ekonomi Indonesia masuk terbaik kedua di G20.
Selama beberapa tahun, Indonesia telah menjadi terbaik kedua di G-20 di belakang China. Apalagi, rata-rata pertumbuhan sekitar 5% selama masa jabatan pertama,
Roy Morgan menilai bahwa dukungan besar dari koalisi Parpol pendukungan juga menentukan kemenangan Jokowi-Ma'ruf, dimana kekuatan koalisi Jokowi yang dipimpin PDIP memegang suara sebesar 52,5%, sementara koalisi Prabowo hanya 40,5% suara.
Meskipun demikian, kerja-kerja pemenangan harus tetap dikerjakan. Karena masih ada waktu dalam beberapa bulan. Kerja udara dan darat harus diperkuat dan dimasifkan.
