Pria itu bersimpuh, mendekap wanita yang bersimbah darah di lantai dengan erat. Mulutnya tak berhenti memanggil namanya agar wanita itu bangun, meskipun ia tahu itu tak akan berguna. Sekuat apapun ia memeluknya, sekeras apapun ia memanggil namanya, wanita itu telah pergi selamanya, meninggalkan separuh kekosongan dalam jiwa pria itu.