Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa Pilihan

Kenapa Tim Identifikasi Korban AirAsia Dinamakan DVI?

2 Januari 2015   21:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:57 64 0
Unsur bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia harus mempertajam daya ungkap bahasa Indonesia dan harus memungkinkan orang me nyatakan makna konsep atau gagasan secara tepat. Penyerapan unsur bahasa asing itu harus dilakukan secara selektif, yaitu kata serapan yang dapat mengisi kerumpangan konsep dalam khazanah bahasa Indo nesia. Kata itu memang diperlukan dalam bahasa Indonesia untuk kepen tingan pemerkayaan daya ung kap bahasa Indonesia mengiringi perkem bangan ilmu pengetahuan dan tekno logi Indonesia modern. Berikut beberapa contoh tentang hal itu. Kata condominium, diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan penye suaian ejaan menjadi kondominium. Demikian juga penyerapan kata konsesi, staf, golf, manajemen, dan dokumen. Kata-kata itu diserap ke dalam bahasa Indonesia melalui proses penyesuaian ejaan. Namun, kata laundry, sebenarnya tidak diperlukan karena dalam bahasa Indonesia sudah digu nakan kata binatu dan dobi. Perlakuan yang sama dapat dikenakan pada kata tower karena padanan untuk kata itu sudah ada dalam khazanah ba hasa Indonesia, yaitu menara atau mercu. Kata garden yang pengertian nya sama dengan kata taman atau bustan juga tidak perlu diserap ke da lam bahasa Indonesia. Sejalan dengan pemaparan kosakata serapan itu, bagaimana denga n kata developer dan builder? Apakah perlu diserap? Kedua kata itu, sudah tidak asing lagi bagi pengusaha yang bergerak dalam bidang pengadaan sarana tempat tinggal ataupun perkantoran. Akan tetapi, apakah tidak lebih baik jika pengguna bahasa Indonesia berusaha memasyarakatkan penggunaan kata pengembang untuk padanan developer dan pembangun untuk padanan builder.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun