Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Cinta Bermadah Dusta

20 Mei 2019   20:43 Diperbarui: 20 Mei 2019   20:55 41 3
Ribuan serdadu mengepung ku
Betapa besar rasa benci ku pada mu
Hingga ku tak mampu menghapus jejak mu
Sendu tiupan angin berlalu sisakan serpihan serpihan pahit mengumpal empedu
Lusuh benang yg ku pintal menusuk pilu membentang nama mu

Sungguh tersiksa saat air mata jatuh di pelupuk jiwa
Menggantung harap ku di antara barisan mimpi-mimpi yang tak tereja oleh kata yg tak terurai oleh retorika atau melalui paparan rasa
Jika kenyataanya kamu memilih dia

Ku hanya diam saat semua tawa lepas menyatu dalam tangis
Ku pun juga hanya bungkam membiarkan semua kisah itu musnah luruh bersama waktu
Karna kamu dah memilih dia menjadi pendamping mu

Ooh...Tp sketsa pagi masih ku rangkum disela2 mimpi
Ada guratan pori datang tak ditandai matahari
Riwayat tak berurat apalah ku sendiri memucat pasi meletih nadi
Sementara hati yg dulu ku singgahi masih mengikat tak mau pergi
Kenanggan itu masih melekat melengkung dikaki langit seindah pelangi
Mengeser tiap inci mengapung&mencetak jadi batu mati,karena ku tak kuasa berlari
Bayang wajah mu trus menghujami ditiap alur membumbung tinggi

Ternyata ku tak sanggup melupakan mu
Melupakan akan nada bicara mu yg tiap saat merajam jiwa ku
Melupakan akan dusta yg kau paparkan untuk ku
Melupakan saat nada kebohongan terpancar dimulut mu
Melupakan janji janji yg sering kau ingkari diantara kesombongan mu
Melupakan saat kau memilih harta dari pada kesetiaan ku

Di dalam kelam gelapnya malam lidiok ku melayang terbang
Jauh melenggang tepat dimana pusaran wajah mu memompa kencang
Menggigil&trus menggigil kala pesona mu hadir&memanggil
Cand yg tiap waktu menjadi lukisan sepi ku trus memburu
Tapi kepada siapa ku mengadu sementara kau tlah bermain asik dgn pacar mu yg baru
Tubuh ku ngilu berkecambuk pilu
Gundah gelisah menjadi satu menggrogoti tulang rusuk ku

Dasar kau penghianat.......

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun