Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa Pilihan

'Anjing, Tolol': Bolehkah Ngomong Begitu? Penghalusan Bahasakah?

14 September 2022   06:37 Diperbarui: 14 September 2022   06:55 1165 0
'ANJING. TOLOL'. BOLEHKAH NGOMONG BEGITU? PENGHALUSAN BAHASAKAH?

'Yah, boleh gak sih ngomong 'anjing' dalam obrolan tapi tidak menyangkut binatang?'.

Belakangan ini, sejak masuk SMP, beberapa pertanyaan si Ade dalam obrolan di mobil tidak lagi menyangkut halal haram. Dia sekarang sudah cukup matang memahami itu dan mengerti dengan sendirinya. Tentu dibantu dengan pelajaran di sekolah dan kesukaan dia baca buku. Topik obrolan sekarang bergeser lebih ke....ADAB dan AKHLAK.

Ya seperti pertanyaan itu.

Si Ayah kebetulan punya concern tentang itu. Sering banget ketemu anak muda bercakap dengan menyelipkan kata 'anjing', seperti sebagai kata selipan biar akrab. Kalau dengar itu, si Ayah membatin sendiri. Apalagi kata itu juga sekarang diucapkan anak perempuan.

'Ya ampun kasar amat'.

Terakhir dengar penggunaan kata 'anjing' dipakai dalam obrolan akrab itu saat ngecamp waktu naik Gunung Arjuno. Waktu ngobrol dengan tenda sebelah yang diisi anak muda, sesama mereka ngobrolnya tuh menyelipkan kata 'anjing'. Padahal ya, yang ngobrol itu anak-anak berpendidikan, baru wisuda. Dan dari wajahnya, mereka terlihat bukan orang berandalan atau anak-anak nakal.

Kembali ke pertanyaan si Ade, si Ayah tidak menjawab langsung. Si Ayah mencoba memberi pengertian.

'Dari dulu jaman Ayah seusia Ade, sudah ada orang yang ngomong 'anjing'. Dan itu kasar sekali', begitu si Ayah memulai.

'Dan yang ngomongnya pun biasanya anak-anak nakal, berandalan gitu De. Nah, Ayah gak bisa menyatu dan bergaul dengan orang yang kayak gitu. Aki Papap cukup galak soalnya kalo dalam urusan tatakrama, adab sopan santun'.

Si Ade serius mendengarkan sambil leyeh-leyeh di kursinya. Biasa, pulang sekolah dia kecapekan.

Si Ayah melanjutkan.

'Nah, makin ke sini, Ayah ngeliat kok kata 'anjing' sudah agak bergeser ya. Makin banyak orang yang menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Sepertinya biar obrolan lebih akrab gitu. Dan orang yang mengucapkannya pun tidak merasa dia mengucapkan kata-kata kasar'.

Si Ade lalu berkomentar. Ternyata dia tidak tidur sodara. Malah mendengarkan. Kirain ketiduran.

'Iya Yah. Temen deket Ade, putri, ngomong gitu juga Yah. Kan gak enak gitu didengernya'

Si Ayah hampir teralihkan fokus dengan kata 'putri' sebagai panggilan murid perempuan. Di SD kan dia menyebutnya 'an-nisa'.

'Gak tahu tuh, apa itu yang disebut penghalusan bahasa?', kata si Ayah menyebutkan suatu istilah. Gak apa-apa si Ade gak mengerti juga. Kan biar si Ayah kelihatan pinter gitu loh.

'Terus kalo anak Ayah ngobrol pake kata 'anjing' gimana?', tanya si Ade tudepoin. Menusuk.

'Ayah larang. Ayah marahin'. Ah, si Ayah mah santai jawabannya.

Si Ade sedikit merubah posisi badan. Bisa jadi dia curious dengan jawaban si Ayah yang berbeda dari uraian sebelumnya.

Tanpa menunggu dia tanya, si Ayah melanjutkan.

'Ayah larang.  Ade kan anak Ayah.  Karena bagi Ayah itu masih termasuk kata kasar. Dan Ayah berpikir itu masih tergolong tidak bagus dipakai dalam percakapan. Itu masuk ke dalam adab dan akhlak'.

Si Ade terlihat nyaman dengan jawaban si Ayah. Alhamdulillah, dia punya concern dengan adab dan akhlak keseharian.

'Terus kalo temen Ade ngomong 'anjing' gimana?'.

Pertanyaannya back to basic issue pemirsa. Perkara temennya.

'Ya gak apa-apa. Biarin saja. Dia kan bukan anak Ayah. Itu kewajiban orang tuanya untuk mendidik. Ade dengerin aja. Ade tunjukkan saja ketidaksetujuan Ade dengan penggunaan kata 'anjing' dengan Ade tidak menggunakan kata itu sama sekali dalam obrolan. Itu kan adab dan akhlak kita'.

Kirain si Ayah, jawaban panjang itu menjadi penutup obrolan. Eh, ternyata ada bonus pertanyaan.

'Kalo 'anjir' gimana Yah?'.

Si Ayah jadi terbang ke masa lalu deh untuk mendapatkan jawabannya.

'Nah kalo kata 'anjir' sih menurut Ayah boleh'.

Si Ade diam.

'Karena bagi Ayah kata itu kan bukan untuk binatang. Kata itu sepertinya muncul justru sebagai penghalusan daripada menggunakan kata 'anjing'. Sama dengan kata 'anjrit'. 'Anjir' atau 'anjrit' Ayah kadang pake sih. Kalo kata 'anjing' sih gak pernah.'

Akhirnya obrolan selesai. Udah nyampe minimarket sih, si Ade pengen jajan. Padahal si Ayah mau menutup obrolan dengan pertanyaan ini:

'Tahu gak De bedanya anjing sama anjrit?'.

Tentunya si Ade gak bisa jawab pertanyaan ini meskipun dulu pernah diobrolin.

Temen-temen tahu gak bedanya?

Bedanya....... ..  

Kalo anjing berkaki empat.

Kalo anjrit?

Berkaki EMPRAT.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun