Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Gunung Semeru dan Tewasnya Soe Hok Gie (Catatan Tentang Bahagianya yang Mati Muda)

5 Desember 2021   23:09 Diperbarui: 5 Desember 2021   23:45 387 1


Beberapa waktu ini, sejak 4 Desember 2021, dari berbagai media mengabarkan tentang meletusnya gunung tertinggi di pulau jawa atau Gunung Semeru. Hingga kini, kabar tentang penyebab dari meletusnya gunung tersebut belum diketahui pasti. Namun dibalik dari kabar meletusnya Gunung Semeru, ada kabar lain, seolah mengulas tentang tewasnya seorang aktivis yang gigih dalam memegang tegus idealismenya.

Dengan idealismenya, hingga menjadi sebab dirinya mesti tewas yang diinformasikan adalah dibunuh. Namanya adalah Soe Hok Gie, dia adalah aktivis yang benar-benar memiliki pandangan sikap yang sangat idealisme. Bahkan bila kita membaca karya-karyanya, terlihat jelas ketegasannya dalam menentang kepemimpinan yang diamatinya begitu diktator.

Soe Hok Gie, bila yang mengenal betul namanya tentunya akan mengingat tentang buku berjudul "Catatan Seorang Demonstran". Namun bagi mereka yang baru mendengar nama ini, tentu akan berfikir dia berasal dari Thionghoa. Soe Hok Gie adalah seorang aktivis yang berdarah Thionghoa-Indonesia. Akan tetapi ia lebih memilih untuk berkewarganegaraan Indonesia. Soe Hok Gie dulunya dikenal dengan aktivis yang begitu gigih melawan pemerintahan Soekarno dan Soeharto yang ia pandang sangat begitu diktator.

Karena dengan komitmennya melawan kepemimpinan yang ia sebut diktator, hingga akhirnya Soe Hok Gie tewas pada usianya yang boleh dikata masih sangat begitu muda, kala ia menjadi aktivis. Soe Hok Gie meninggal di gunung semeru 16 Desember 1969 silam. Peristiwa kematiannya hingga kini masih menyoal pertanyaan, karena belum terungkapnya aktor-aktor yang menjadi perencana dari terbunuhnya.

Tidak ada maksud untuk mengulas kembali peristiwa kematian Soe Hok Gie, namun ada satu hal yang menarik dari kisah seorang Soe Hok Gie, yaitu bagaimana dirinya meramalkan dalam salah satu bukunya yang ia tuliskan "Bahagialah mereka yang mati muda", catatan tersebut awalnya untuk memberikan stimulan kepada pemuda untuk tidak takut mati dalam memperjuangkan kebenaran. Namun, sesuatu hal yang tak ia tahu datangnya, Soe Hok Gie tewas ketika sedang mendaki di Gunung Semeru.

Kini mungkin ia bahagia seperti catatannya yang kini diabadikan dalam sebuah buku dan aktivis Indonesia. Ia menuliskan tentang 'Bahagialah mereka yang mati muda'. Entah apa makna dari catatan Soe Hok Gie? namun catatan ini bila kita cermati begitu mendalam, sangat mememiliki makna positif yang perlu anak-anak muda sekarang tafsirkan tentang siap melawan yang salah meski nyawa akan menjadi tumbal.

Tentang catatannya 'Mati Muda', sebenarnya memicu hadirinya pertanyaan, mengapa Soe Hok Gie menulis tentang mati muda? Padahal bila dikata, darah muda dan keberaniannya menentang kediktatoran dua rezim presiden, seakn mengisyaratkan bila sosoknya bukan ciri-ciri manusia yang getol dalam berjuang, melawan sosok pemimpin yang dianggap begitu diktator. Dari keberaniannya melawan dua mantan presiden itulah, yang akhirnya menghadirkan catatan tentang 'bahagianya mereka yang mati muda?'  

Sebuah kisah tentang Soe Hok Gie, aktivis menjadikan kampus sebagai tempat yang membuat kepalanya panas dan untuk mendinginkan kepalanya, ia menjadikan gunung sebagai tempatnya. Namun, karena kecintaannya pula terhadap gunung  yang mengantarkannya untuk menemui ajal yang kala itu menjelang perayaan hari ulang tahunnya yang ke-27.

Soe Hok Gie, dialah seorang pendaki gunung yang mengembuskan napas terakhir di Gunung Semeru dan menjadikan namanya lekat dengan Gunung Semeru yang juga kini meletus pada 4 Desember 2021. Namun sebelum ia menghembuskan nafas terakhir ia menitipkan banyak hikayat-hikayat yang juga kini banyak dijadikan sebagai referensi pemikiran-pemikiran aktivis Indonesia. Ia memang dikenal dengan aktivis yang gemar dalam menulis. Salah satu yang menjadi populer adalah buku berjudul "Catatan Seorang Demonstran" yang didalamnya ia torehkan tentang 'bahagianya mereka yang mati muda'.

Penulis : Muh. Rifky Syaiful Rasyid
(Kabiro Pengkajian dan Pengembangan Potensi Kader PKC PMII Sultra)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun