Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Jalur Rempah pada Masa Praaksara

30 November 2022   20:50 Diperbarui: 30 November 2022   21:00 28713 1
-Tentang jalur rempah
Jalur rempah merupakan jaringan niaga tertua dalam peradaban manusia, warisan nenek moyang kita sejak 4500 tahun yang lalu. Jalur ini dibangun jauh sebelum dinasti Han Tiongkok. Nenek moyang Indonesia meninggalkan warisan tak ternilai yaitu jalur rempah. Nusantara sendiri menjadi titik nol dari semua tata niaga rempah dunia mulai dari pala cengkeh dan Cendana, di bagian timur Nusantara hingga ladang merica kemenyan dan kapur barus di belahan barat Nusantara.

Selain itu, karena rempah-rempah Nusantara, dunia mengalami kemajuan teknologi pelayaran dan maritim dunia, yang melahirkan era penjelajahan samudra. Lebih daripada itu di setiap simpul jalur rempah terjadi perjumpaan lintas suku bangsa yang menghasilkan pertukaran budaya, agama, politik, ekonomi, dan kesenian. Dengan demikian jalur rempah ikut mengubah peradaban dunia.

-persebaran jalur rempah
Jalur rempah atau space route adalah jaringan niaga rempah-rempah yang menghubungkan antara belahan barat dan timur dunia, yang dimulai dari wilayah timur Nusantara, melintasi ujung barat Sumatera, India, Sri Lanka, Mesir, Afrika timur, Afrika Selatan, Madagaskar, kemudian daratan timur tengah atau Asia barat, Mediterania hingga Eropa. Perjalanan melewati jalur ini menempuh jarak lebih dari 15.000 KM sebagaimana namanya, rempah utama yang diperdagangkan meliputi lada, merica, kayu manis, pala, dan cengkeh

Masa pra aksara atau biasa disebut masa prasejarah adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Manusia yang diperkirakan hidup pada masa pra aksara adalah manusia purba. Pada masa ini, kita tidak dapat mengetahui sejarah serta kebudayaan manusia melalui tulisan. Pada nasa praaksara terbentuklah suatu jalur rempah yang memperdagangkan rempah-rempah seperti cengkeh, pala, dan lada. Jalur rempah juga ikut andil dalam kemajuan dunia yaitu, pelayaran yang terjadi mampu membuat pertukaran budaya, agama, politik dan juga ekonomi

Pada masa praaksara wilayah yang dilintasi jalur rempah membentang sampai Sri Lanka, India, Afrika, dan Madagaskar. Nenek moyang bangsa Indonesia itu adalah ras australomelanesoid yang datang ke nusantara kurang lebih tahun 2500 sebelum masehi atau 4500 tahun yang lalu. Diperkirakan, mereka datang dari Asia bagian tenggara setelah sebelumnya bermigrasi dari laut tengah dan menetap di India (Restu Gunawan, dkk: 2013). Sumber lain menyebutkan mereka adalah gelombang pertama bangsa Melayu Austronesia (bangsa Proto-Melayu) yang datang ke nusantara dari Yunan (Tiongkok) melalui dua jalur (barat dan timur)pada 1500 SM.

-hasil kebudayaan pada masa praaksara
Kemampuan berlayar nenek moyang Indonesia ditunjukkan melalui gambar perahu layar dan manusia dengan senjata terselip di pinggang sejak 4500- 5000 tahun yang lalu di situs liang kacamata (Kalimantan Selatan). Mereka adalah kelompok manusia berbahasa Austronesia yang masuk ke pedalaman Kalimantan melalui jalur sungai dengan kendaraan perahu rakit dan dayung.

Ada juga beberapa lukisan yaitu lukisan perahu serta lukisan penari serta ada gendang logam di batu di situs here sorot entapa di Kisar Maluku. Di situs tersebut juga ditemukan gendang dongson dari Vietnam Utara dan Tiongkok barat daya era kurang lebih 2500 tahun yang lalu. Penemuan ini menunjukkan, pada kurang lebih 2500 -3500 tahun yang lalu (zaman logam), nenek moyang bangsa Indonesia telah berlayar hingga ke Vietnam, membarter pala dan cengkeh dengan gendang dan kebutuhan pokok.

Di galeri Mesir, terdapat lukisan yang menggambarkan ekspedisi kapal besar yang diprakarsai  Ratu Hatshepsut (berkuasa 1503-1482 SM). Di bawah lukisannya, tertera huruf hilaroklift yang menjelaskan kapal itu membawa pulang berbagai jenis tanaman dan bahan wewangian untuk pemujaan. Di terqa, sebuah situs kuno di Mesopotamia (sekarang suriah), ditemukan jambangan berisi cengkeh di gudang dapur rumah sederhana tahun 1721 SM (Ligget, 1982). Selain itu, di dalam lubang hidung Ramses II (1224 SM) ditemukan lada hitam sebagai bahan pengawetan mumi. Rempah-rempah tersebut diyakini bahwa oleh para pelaut-pelaut Nusantara

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun