Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

54). Setan Itu, Baru Mencatut Namanya Saja Sudah membuat Kita Tersesat!

7 Oktober 2010   11:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:38 272 0

(Sebuah Tulisan Yang Terinspirasi Setelah Membaca: "Berguru Kepada Setan" nya Median Editya)

...Saya belum pernah melihat setan. Sama halnya saya juga belum pernah mengenali provokator, apalagi sampai ketemu orang yang ngaku-ngaku dirinya biang provokasi. Yang sering saya jumpai bahkan rasakan cuman kenal itu yang namanya kambing hitam. Baik secara harfiah; ada di “pelupuk mata” (dalam diri sendiri), maupun nyata berkeliaran di depan mata, walaupun ujudnya sebesar kuman ada di seberang sana. Itu dalam bentuk: melihat kesalahan orang lain.

...Pada hal mahluk itu sendiri sebenarnya ada, seekor kambing hitam! Mungkin karena emaknya hitam, bapaknya hitam, saudara-saudaranya hitam, anaknya nanti berwarna hitam, makanya dia jadi hitam legam. Cuma bedanya dengan kita, yang ini punya ekor; hitam lagi.

...Lantas ada apa dengan setan dan proyektor? Eh salah, maksudnya saya membayangkan setan itu ibarat provokator. Lalu persoalannya bagaimana kita terlalu mem”provokasi”nya, terus ujung-ujungnya kita sendiri yang malah jadi terprovokasi.

...Bayangkan mahluk itu , setan itu, eh keliru; provokator itu(kan kita lagi bicara ibarat’nya’?) ada di daerah rawan kerusuhan. Di sana sosok itu menjadi momok yang mencurigakan sekaligus mengacaukan. Siang dia gentayangan sesaat memprovokasi warga, lalu diam tidur sepanjang malam. Hasilnya?

............... * * * ....... .........

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun