Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Pemakluman Kekerasan oleh Pelajar STM di Aksi Tolak RUU

1 Oktober 2019   11:52 Diperbarui: 1 Oktober 2019   12:12 27 0
Ada yang menarik dari aksi penyampaian pendapat beberapa hari yang lalu. Selepas ratusan mahasiswa menggeruduk gedung DPR RI pada Senin (23/09/2019), esok harinya pelajar STM ikut serta turun ke jalan.

Tidak berbeda dengan aksi para Mahasiswa satu hari sebelumnya, demo yang dilakukan oleh pelajar ini juga disambut dengan ricuh dan perlawanan dari polisi.

Belum lama aksi digelar, video pendek lempar-lempar batu, pukul-pukulan atau lebih tepatnya disebut pengeroyokan sudah menyebar di dunia maya. Video-video tersebut disambut dengan komentar yang beragam dari para pengguna media sosial. Salah satu komentar dominan yang membuat saya menepuk dada adalah saat mereka berkata "Akhirnya skill anak STM kepake".

Pelajar STM memang selalu mendapatkan stigma negatif di tengah masyarakat. Entah itu tukang ribut, tukang tauran, tukang keroyok di jalanan, tukang BM mobil-mobil truck bermuatan kosong, dna banyak lagi. Maka, ketika keributan pada aksi Selasa (24/09/2019) terjadi, masyarakat seolah memaklumi dan menikmati kericuhan tersebut dengan haha hihi. Padahal kita lupa, bahwa anak-anak tersebut adalah generasi penerus yang akan menentukan Indonesia di masa yang akan datang.

Terlepas dari berbagai citra negatif yang melekat pada pelajar STM. Pemerintah dalam hal ini Kemendikbud harus segera bertindak dan membuat formula agar generasi Indonesia ini bisa terselamatkan dari jebakan citra negatif yang melekat pada seragam mereka. Begitupula dengan kita, jika kita menganggap wajar kekerasan yang dilakukan oleh para pelajar tersebut, berarti kita juga berkontribusi dalam melekatkan citra negatif kepada adik-adik pelajar STM.

Saya secara pribadi mengapresiasi demonstrasi yang dilakukan oleh ratusan Mahasiswa di Indonesia dan pelajar tersebut. Keresahan yang mereka sampaikan, mewakili keresahan suara rakyat yang mungkin tidak terdengar oleh para Wakil Rakyat dan Pemimpin Negaranya. Termasuk peran para pelajar STM yang hadir pada aksi Senin (30/09/2019) kemarin di Senayan dan beberapa daerah di Indonesia. Namun, perlu digaris bawahi bahwa aksi atau demostrasi tidak melulu berakhir dengan kericuhan, lempar-lempar batu, pengeroyokan dan sebagainya. Dan tentu itu bukan tujuan utama dari demonstrasi. Dan tindakan kekerasan bukanlah perbuatan yang harus dimaklumi, siapapun pelakunya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun