Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Ganjar Soal PPKM Darurat: Dengarkan Suara Rakyat!

21 Juli 2021   09:12 Diperbarui: 21 Juli 2021   09:39 185 5
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tiba-tiba angkat suara soal perpanjangan PPKM Darurat. Dia mengatakan, kebijakan itu berat bagi rakyat. Pemerintah diminta melakukan evaluasi. Dan lebih terbuka untuk mendengar suara rakyat.

Sekilas, pernyataan Ganjar itu terasa cukup tegas. Tak biasanya Ganjar melakukan hal semacam itu. Sebagai wakil pemerintah pusat di daerah, Ganjar mengeluarkan statemen seolah-olah mengkritik kebijakan PPKM Darurat yang dikeluarkan pemerintah?

Bukan. Ganjar bukan sedang mengkritik pemerintah soal PPKM Darurat. Ia hanya ingin memberikan masukan, berdasarkan apa yang sehari-hari dilihatnya di lapangan.

Mungkin dialah satu-satunya gubernur yang setiap hari berkeliling untuk menyapa masyarakat. Masuk ke pasar hingga gang sempit perkampungan, Ganjar melihat sendiri bagaimana kondisi warganya di lapangan.

Dari situ ia melihat, bagaimana sulitnya kehidupan rakyat tatkala pelaksanaan PPKM Darurat. Rakyat menjerit, karena semua sektor kehidupan sekarat. Roda ekonomi tak berputar. Dapur sudah tak mengepul.

Dari semua lini. Yang paling merasakan dampaknya adalah rakyat kecil. Buruh pabrik dirumahkan. Pedagang pinggir jalan tak dapat penghasilan. Bagaimana mau dapat uang. Melayani pembeli makan di tempat saja sudah dilarang.

Wajar kalau Ganjar meminta pemerintah mengevaluasi rencana perpanjangan PPKM Darurat dan lebih peka mendengarkan suara rakyat. Karena sejatinya, rakyat adalah penguasa tertinggi dari sebuah negara.

Setahun lebih negeri ini dihantam pandemi. Beragam cara dilakukan pemerintah untuk menangani. Namun hasilnya belum signifikan menurunkan angka-angka epidemologi.

Mulai PSBB sampai PPKM dibuat, guna membatasi mobilitas masyarakat. Bahkan PPKM biasa jadi Darurat, dengan penanganan yang super ketat. Pergerakan masyarakat dibatasi. Jalanan disekat dan dijaga aparat. Tempat-tempat keramaian ditutup. Petugas gabungan rutin melakukan operasi justisi.

Mungkin, ada yang salah dengan kebijakan kita. Karena negara hanya mendengarkan suara pakar kesehatan, ekonom dan politisi dalam menyusun strategi. Bukan suara rakyat. Pemilik sah Republik ini.

Bukan hanya omong kosong saat Ganjar meminta mendengarkan suara rakyat. Karena dia sendiri tiap hari melakukannya. Usulan Ganjar agar PPKM Darurat dilaksanakan lebih soft dan penuh kompromi, adalah usulan yang diserapnya langsung saat terjun menemui rakyat selama pandemi.

Lewat sosmed dia menerima laporan, masukan, keluhan dan kritik. Semuanya itu ia tampung, lalu dikrosceknya sendiri dengan cara mengunjungi langsung warga di manapun mereka berada. Wajar jika ia paham betul, bagaimana susahnya rakyat selama PPKM Darurat diterapkan.

Dari situlah Ganjar berani mengatakan. PPKM Darurat harus ada perbaikan. Karena kalau tidak, rakyat akan terus menjerit dan friksi-friksi negatif bermunculan. Aparat bertindak tegas atas nama penegakan aturan. Rakyat kecil melawan hanya untuk cari makan. Yang ada hanyalah ketegangan.

Sudah saatnya pemerintah mendengarkan masukan dari suara pemilik Republik ini. Kalaulah akhirnya PPKM Darurat diperpanjang, maka seketat-ketatnya aturan, kepentingan rakyat tak boleh dikorbankan. Penegakannya tak boleh menyakiti. Jalan tengah mesti diambil sebagai bentuk kompromi.

Lebih dari itu. Ini bukan hanya soal keberanian Ganjar memberikan masukan. Ganjar kali ini seolah mengajari para oposisi bagaimana caranya mengkritik pemerintahan.

Bukan dengan asal ngomong atau beretorika belaka. Bukan pula hanya berbasis bacaan judul berita lalu ngomong seenak jidatnya. Tapi berdasarkan fakta lapangan yang ia lihat sendiri lalu disampaikan dengan bahasa yang sopan tanpa menyakiti.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun