Mohon tunggu...
KOMENTAR
Dongeng Pilihan

Raja yang Bodoh dan 3 Kata Ajaib

21 April 2014   21:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:23 254 3
Tersebutlah dalam sebuah hikayat, tentang sebuah negri yang entah di mana. Negri itu amat kaya dan makmur. Rakyatnya hidup dengan tenang dan damai.

Namun ada satu hal yang amat menggelisahkan rakyat di negri tersebut. Negri itu dipimpin oleh orang yang sangat bodoh. Ia sama sekali tidak mengerti ilmu kenegaraan atau ilmu-ilmu pemerintahan yang lain. Inilah yang membuat pihak istana khawatir. Sudah banyak guru dan orang bijak yang didatangkan dari segenap penjuru negri tersebut demi untuk mengajari sang raja. Namun tidak juga membuahkan hasil.

Akhirnya berdasarkan rapat dari para penasehat istana, dibuatlah sebuah sayembara. Sayembara itu kurang lebih berbunyi, barangsiapa yang bisa membuat sang raja pandai dalam waktu yang singkat akan diberikan imbalan yang sangat banyak.

Singkat cerita, datanglah seorang pemuda dari desa yang cukup terpencil jauh dari hingar bingarnya kota kerajaan. Si pemuda menyatakan kesanggupannya untuk membuat sang raja pandai dalam waktu singkat. Maka dipersilahkanlah ia menemui sang raja.

Kepada sang raja, si pemuda membisikkan 3 buah kata. Si pemuda menyebut 3 kata itu dengan 3 kata ajaib. Karena jika sang raja menyebutkan kata-kata tersebut, raja akan terlihat pandai. Tiga kata itu adalah "AKU SUDAH TAHU".

Semenjak itu setiap kali ada pertanyaan dari para penasehatnya, sang raja selalu menjawab, "Aku sudah tahu". Dan para penasehatnya-pun menganggap sang raja memang sudah tahu.

Sampai suatu ketika, seorang tilik-sandi kerajaan menginformasikan bahwa ada pergerakan pasukan dari kerajaan musuh. Buru-buru sang jendral menghadap sang raja untuk memberitahukan hal ini.

"Yang mulia," kata sang jendral. "Ada informasi bahwa pasukan kerajaan musuh sedang bersiap-siap di gerbang kota."

Jawab sang raja, "Aku sudah tahu."

"Lalu apa yang harus kita lakukan, yang mulia?" Tanya sang jendral lagi.

"Aku sudah tahu." Jawab sang raja singkat. Sang jendral pun mengira bahwa sang raja memang sudah menyiapkan strateginya.

Akhirnya, penyerbuan oleh pasukan musuh itu benar-benar terjadi. Pihak kerajaan yang memang tidak menyiapkan strategi apa-apa akhirnya hanya bisa menyerah tanpa perlawanan. Sang raja kemudian ditawan, dan kerajaan itu resmi direbut oleh musuh.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun