Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Pilihan

Pengalaman Mistis di Museum

11 Oktober 2021   10:44 Diperbarui: 11 Oktober 2021   10:48 784 52
Mengunjungi museum adalah salah satu wisata yang dapat menjadi pilihan saat menghabiskan hari libur. Selain menambah wawasan juga salah satu wisata berbiaya murah dan bisa dilakukan bersama keluarga.

Museum jadi salah satu wisata favorit saya saat berkunjung ke daerah. Sedangkan di Jabodetabek hampir semua museum besar sudah pernah saya kunjungi. Ada yang berkali-kali ada juga yang cukup sekali saja.

Tapi entah mengapa seingat saya setiap mengunjungi museum selalu saja ada kesan spooky yang saya rasakan. Terutama di museum tanah air.

Prediksi saya selain karena namanya museum di sini masih digunakan sebagai tempat menyimpan barang-barang bersejarah dan barang kuno juga disebabkan gedung yang digunakan biasanya adalah gedung tua seperti gedung peninggalan masa penjajahan Belanda atau gedung yang dulunya bagian dari kerajaan nusantara.

Kesan tua, seram, dan ada "penunggunya" jadi semakin kental. Padahal museum pertama yang saya kunjungi adalah Museum Satria Mandala saat sekolah dulu. Letaknya tepat di pinggir jalan protokol Jakarta yang dikelilingi gedung-gedung perkantoran tinggi, ada beberapa pesawat perang juga yang dipajang, tapi tetap saja ada sudut-sudut yang bikin bulu kuduk meremang.

Apalagi setelah tahu bahwa di kawasan museum tersebut terdapat Wisma Yaso yang sempat dijadikan "rumah pengasingan" Presiden Soekarno oleh orde baru saat sakit setelah turun dari kursi presiden.

Pun setiap saya melewati Istana Batu Tulis di Bogor yang merupakan salah satu rumah peninggalan Bung Karno. Kesan mistis itu masih saya rasakan.

Museum lain yang saya dapatkan kesan spooky adalah museum-museum di kawasan Kota Tua Jakarta. Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Keramik, Museum Bahari, Museum Bank Indonesia, di beberapa titik museum ini bulu kuduk saya meremang.

Apalagi saat saya mencium aroma yang sepertinya bukan berasal dari aroma zaman sekarang. Entah karena keparnoan saya saja atau apa penyebabnya saya tidak tahu tapi di beberapa titik hidung saya mencium aroma kuno, tua, besi berkarat, apek, hingga bau busuk. Padahal museum tampak bersih, sebagian berpendingin ruangan, dan banyak koleksi-koleksinya pun berada dalam  kotak kaca.

Begitu pula saat dulu sekolah mengadakan kunjungan ke Museum Lubang Buaya di area Monumen Pancasila Sakti, museum yang konon lokasinya adalah tempat penyiksaan Tujuh Pahlawan Revolusi oleh kekejaman PKI menjelang perpindahan kekuasaan dari orde lama ke orde baru.

Terlepas dari fakta apa yang sebenarnya terjadi, museum tersebut memang terasa horor. Suasana dan penampilannya seakan dibuat seperti itu, mencekam dan menyebar teror.

Sebagai anak sekolahan di zaman orde baru, peristiwa G30S di bulan September 1965 itu adalah cerita berdarah yang mengerikan. Apalagi di museumnya melihat diorama dan benda-benda tajam saat para jenderal itu dieksekusi. Horor abis pokoknya.

Museum-museum di daerah lain seperti Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surabaya, kurang lebih hampir sama menempati bangunan peninggalan Belanda. Kecuali di beberapa tempat seperti museum kekinian di Malang yang memang ditujukan khusus untuk wisata.

Selain museum kelolaan pemerintah ada juga museum yang dimiliki oleh kerajaan nusantara. Museum Mangkunegaran Solo, Museum Kesultanan Jogjakarta, tapi yang paling membagongkan buat saya adalah museum di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Museumnya berada dalam kawasan keraton tak jauh dari masjid legendaris peninggalan Sunan Gunung Jati sebagai sultan pertama di kesultanan tersebut.

Saat memasuki ruangan dimana dipajang kereta-kereta kencana kerajaan ada satu lukisan besar bergambar Prabu Siliwangi dengan seekor harimau di sebelahnya. Prabu Siliwangi tampak gagah dengan atribut kerajaannya.

Yang bikin merinding adalah saat Prabu Siliwangi di lukisan itu matanya melirik ke arah saya. Iya, mata sosok Sang Prabu dalam lukisan yang tergantung di dinding museum itu bergerak. Bukan cuma kaget tapi juga ingin langsung ngibrit ketakutan.

Untungnya saya datang bersama rombongan keluarga dan semua tampak baik-baik saja. Entah saya yang sedang halusinasi atau memang demikian adanya.

Lalu apa hubungannya Kesultanan Kasepuhan Cirebon yang Islam dengan Prabu Siliwangi yang notabene adalah raja kerajaan Pajajaran yang Hindu?

Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan terbesar di tanah Sunda saat itu dan Prabu Siliwangi adalah raja yang sangat terkenal dan diperhitungkan di kerajaan seantero nusantara.

Dua anak dari beberapa anak Prabu Siliwangi yaitu Pangeran Cakrabuana dan Nyi Rara Santang pernah belajar ke daerah Gunung Jati Cirebon, mereka tertarik belajar dan kemudian masuk Islam.

Pangeran Cakrabuana dan Nyi Rara Santang yang berganti nama menjadi Syarifah Mudaim berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Di sana Nyi Rara Santang menikah dengan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam seorang bangsawan Mesir.

Kelak Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati, sang cucu Prabu Siliwangi, pulang ke nusantara ke tanah kelahiran leluhur ibunya untuk menyebarkan Islam dan mengabdikan diri di Cirebon.

Kembali ke urusan museum, saya tidak kapok datang ke museum meskipun kadang menjumpai pengalaman mistis. Wisata museum biasanya siang hari dan banyak pengunjung lain, "gangguan" kecil sebenarnya bukan masalah.

Keberadaan museum menjadi sangat penting di suatu tempat atau negara. Hal ini bisa sebagai penanda budaya masyarakat atau sebuah bangsa.

Jakarta sebagai ibukota negara sangat diuntungkan dengan adanya banyak museum. Variasi museum yang ada dapat memberi wawasan, pengetahuan, dan juga modal sebagai bangsa untuk mengetahui masa lalu bangsa ini yang dapat dijadikan pelajaran.

Museum Nasional atau yang dikenal dengan Museum Gajah sebagai tempat sosialisasi, berkumpulnya komunitas, dan tempat wisata masyarakat umum merupakan hal sangat baik.

Apalagi penampilan Museum Nasional sekarang sudah keren, rapi, dan bersih sehingga dapat menjadi tujuan wisata wajib dikunjungi bagi masyarakat umum dari dalam dan luar negeri.

Selain itu Jakarta punya museum seni kontemporer seperti MACAN di Kebun Jeruk dan museum MOJA di komplek GBK Senayan sebagai spot unik dan instagramable yang moderen dan kekinian yang bisa dikunjungi.

Apa pengalaman menarik Anda di museum?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun