Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Suara Rakyat

15 Mei 2019   21:04 Diperbarui: 15 Mei 2019   21:10 105 31
Buruh pabrik yang letih usai shift malam
pedagang sayur yang makan karbonmonoksida tiap hari
guru honor yang sudah tiga bulan tidak makan kenyang
merekalah pemilik suara yang kalian perebutkan
wahai elite dan politisi.

Sayang
kalian sudah lama melupakan rasa lapar
jadi saat menang rebutan
kalian melupakan wajah dan perut pemiliknya.

Petani padi yang baru saja gagal panen
eksekutif muda yang frustasi karena disposisi
gadis-gadis SPG yang makan mie di seberang department store
merekalah pemilik suara yang kalian butuhkan.

Satu suara saja
bisa membuat kalian mencabut idealisme dari dalam dada
membunuh dan mencampakkannya begitu saja.
Tapi saat telah duduk di kursi terhormat
seribu suara pun belum bisa menggerakkan kaki kalian
turun dari atas meja.

Pedagang sembako yang baru saja membuka toko baru
ibu-ibu rumah tangga yang bingung bagaimana menekan belanja
merekalah pemilik suara yang kalian perjuangkan berdarah-darah.

Tapi buat apa membayar mahal
bahkan sampai mengorbankan peluh, darah dan kehormatan
jika nantinya kalian tidak bisa menjaga suara-suara itu
mengangkatnya ke tempat tertinggi seperti seharusnya?

Buat apa kalian berani berkelahi dengan siapapun
untuk mendapatkannya
tetapi setelah mendapatkannya
kalian membuangnya begitu saja ke tempat sampah.

Lalu pemilik suara datang memungutnya kembali
dan seperti lingkaran setan
lima tahun kemudian kalian akan berkelahi
berpeluh-peluh lagi
berdarah-darah lagi
mengorbankan kehormatan lagi
untuk mendapatkannya kembali.

--

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun