Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa

Formulir BPJS Kesehatan Depok Kok Banyak Salah Ketik, Sih?

18 Juli 2019   00:05 Diperbarui: 18 Juli 2019   00:07 45 0
Siang yang cukup terik di Kota Depok, Jawa Barat, Rabu siang. Jalan Margonda Raya yang tak lama lagi bakal dipasangi "lagu-lagu penghibur" di tiap lampu merah, kebetulan tak terlalu padat. Istilahnya, ramlan alias ramai lancar. Sengaja saya melaju dari rumah pada pukul 01.00 WIB, hitung-hitung bakal tiba di tujuan dalam waktu 20 menit ke depan. Tak meleset, saya sudah memarkirkan sepeda motor di depan sebuah ruko berpintu kaca, pada pukul 01.20 WIB. Parkir pun tak ramai, hanya beberapa sepeda motor saja. Hatiku girang, pertanda tak banyak pesaing.

Pintu kaca bertuliskan BPJS Kesehatan itu pun kudorong pelan, disambut semilir pendingin udara yang aduhai. Seorang petugas perempuan terlihat senyum di ujung sana. Kuperhatikan, kok tak satupun pengantre, kosong melompong. Mbak petugas itu lalu menyahut: ada yang bisa dibantu?

"Saya mau urus perpindahan kartu BPJS," kataku.
"Pribadi atau perusahaan?"
"Pribadi," jawabku cepat.
"Kalau pribadi bukan di sini, tapi di sana Pak. Di samping Geprek Bensu, persis," Mbak tadi sambil menunjuk ke arah kiri.
"Oh gitu, oke deh. Makasih ya," kujawab sambil bergegas. "Pantas saja antrian kok sepi," saya membatin.

Ternyata, saya salah gedung. Memang sih namanya BPJS Kesehatan juga. Tetapi sekarang gedung BPJS Kesehatan (pribadi) dan BPJS Kesehatan (perusahaan) sudah dipisah. Jaraknya tak terlalu jauh, hanya selemparan batu saja. Coba kalau sepelemparan rudal, kan gawat!

Tak sampai lima menit, saya sudah tiba di gedung yang dimaksud Mbak tadi. Saya memarkirkan motor kembali. Di situ saya sudah sangat yakin tak lagi salah alamat. Petunjuknya sederhana saja: banyak orang yang antri. Nah itu dia! Tak bakal salah lagi. Maklum, masyarakat yang mengurus kartu BPJS Kesehatan ini memang tidak ada habisnya, tak beda jauh dengan mereka yang mengurus SIM atau SKCK. Pasti ramai tiap hari.

Kuputuskan langsung masuk gedung setelah membaca larangan merokok di area parkir. Saya menunda sejenak ritual mengisap nikotin. Tak apa-apa, toh demi kesehatan juga kan. Di dalam gedung yang juga berpendingin udara itu, rupanya masih ramai meski telah mendekati sore. Di samping mesin pencetak nomor antrian, petugas BPJS dengan gesit bertanya. Saya kemudian menjelaskan tujuan kedatangan saya.

"Ini diisi Pak formulirnya, lengkapi fotokopi KTP dan KK, fotokopi buku tabungan, dan lunasi dulu tunggakannya. Baru deh jadi," begitu kira-kira petunjuknya.

Formulir saya terima lalu mengamati sebentar dan mengisinya sesuai petunjuk. Selain formulir, petugas tadi juga menyerahkan selembar kertas bertuliskan "checklist persyaratan perubahan data peserta". Singkatnya, kertas ini merupakan panduan bagi mereka yang ingin mengurus perubahan data kepesertaan BPJS Kesehatan. Seperti saya yang ingin mengurus perpindahan kepesertaaan dari Jakarta ke Depok. Nunggak pula!

Di kertas "checklist" itulah saya menemukan kesalahan ketik alias typo. Kalau hanya satu kata saja yang salah ketik, mungkin belum mengganggu. Tetapi ini mencapai 7 kesalahan ketik dan 1 tanda baca. Kesalahan ketik itu antara lain "formulir" yang ditulis "forulir", "ditandatangani" ditulis "ditadatangani", dan seterusnya. Lebih jelasnya, saya sudah menandai bagian salah ketik tersebut di bawah ini:

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun