Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosok

Sukses Rebut Istana dan Parlemen, Mega Saatnya Pensiun

14 Mei 2019   14:32 Diperbarui: 14 Mei 2019   14:43 237 2
Puncak kesuksesan PDIP memadukan dua "gelar" itu kita tahu sudah di genggaman Mega pada 2014 lalu. Sayang, akrobat politik Koalisi Merah Putih (KMP) yang digalang Gerindra dan Golkar berubah batu sandungan.

PDIP sebagai pemenang Pemilu 2014 akhirnya kandas, gagal merebut kursi Ketua DPR, dan akhirnya jatuh ke tangan Golkar sebagai pemenang kedua. PDIP bersama gerbong Koalisi Indonesia Hebat (KIH)  tak berdaya setelah KMP mengutak-atik UU MD3.

Berbeda dengan lima tahun sebelumnya ketika Demokrat dengan mudah merebut kursi Ketua DPR, sementara SBY menduduki Istana untuk kedua kalinya. Pada titik ini, prestasi memadukan dua kekuatan itu sudah lebih dulu dicicipi SBY.

Adapun pada 2004, 1999, 1997, dan era sebelumnya, Golkar tampil sebagai penguasa parlemen. Itu berarti, Soeharto merupakan pemegang gelar terlama atas kedua gelar itu. Tak tertandingi, dan mungkin hanya Soeharto satu-satunya yang pernah merebutnya di dunia ini.

Kini, setelah menunggu lima tahun sejak 2014, PDIP mempunyai kesempatan lebar untuk merebut kursi Ketua DPR dan Presiden sekaligus.

Apalagi, parpol koalisi Jokowi 2019 juga mendominasi perolehan kursi DPR. Sehingga peristiwa 2014 sangat kecil kemungkinan kembali terulang. Dengan kata lain, PDIP sebagai pemenang Pemilu akan dengan mudah merebut tahta Senayan.

Soal siapa sosok yang nanti bakal menempati kursi empuk Ketua DPR, rasanya sulit dibantah lagi kalau bukan Puan Maharani, puteri sekaligus suksesor Mega di PDIP.

Meski terkesan nepotisme, tetapi faktanya memang begitu. Dinasti politik itu adalah fakta yang sulit dan memang tak perlu dibantah. Sangat manusiawi.

Namun dengan pencapaian seperti itu, Mega sudah saatnya menepi dari hiruk-pikuk politik. Perjalanan panjang politik Mega sejak orde baru sudah waktunya diakhiri. Terlebih, Mega pensiun dengan catatan manis: merebut Senayan dan Istana.

Lalu siapa Ketum PDIP berikutnya? Siapa lagi kalau bukan Puan Maharani. Trah Soekarno mau tidak mau harus selalu menjadi ikon PDIP.

Mungkin nggak sih Jokowi yang menggantikan posisi Mega? Mungkin saja, dengan syarat Jokowi bersedia menambahkan kata Soekarnoputra di belakang namanya. Menjadi Joko Widodo Soekarnoputra.

Hehehe

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun