Mohon tunggu...
KOMENTAR
Gadget Pilihan

Ekosistem Digital dan Masyarakat Urban, Siapkah Pemuda Menggerakkannya?

16 Oktober 2020   06:42 Diperbarui: 16 Oktober 2020   07:18 93 0
Pemuda di mana pun berada, akan selalu menjadi motor penggerak dari sebuah kedinamisan generasi yang survive dengan segala macam pergolakan zaman.

Namun agak renta rasanya jika melihat terlalu jauh kapability pemuda saat dihadapkan dengan kompleksitas masyarakat urban yang ingin menciptakan ekosistem digital di setiap sudut kehidupannya.

Melek teknologi sih iya, akan tetapi tidak sesederhana jika diamunisikan di ruang-ruang komunitas masyarakat urban jika ingin menciptakan ekosistem digital yang notebene pemberlakuannya haruslah beririsan dengan pemahaman rumit yang disederhanakan dan pemahaman rumit namun penting untuk dijelaskan.

Padahal, masyarakat urban adalah bagian terbesar dan sangat berperan bagi kokohnya segala disiplin kategori sosial-ekonomi-budaya. Yang jika pemuda mengambil alih gelombang digital saat ini dan mengkhususkan untuk menebar bibit dan semainya di dalam sendi masyarakat urban, maka masa depan ekosistem digital yang variatif serta inovatif tidak lagi menjadi pilihan kemajuan negeri akan tetapi lebih jauh lagi turut membentuk masyarakat teknologi digital yang tidak tercerabut dari fase keselarasan kemanusiaan--kearifan.

Selama ini platform baru begitu massif bermunculan, target traffik dan basis penggunaanya hanya berdiri di antara dua tiang; tiang fitur dan tiang kebermanfaatan. Penyandaran di kedua tiang tersebut hanya dibuka di jalan-jalan utama masyarakat kota ataupun masyarakat semi-modernis pun yang telah masuk dalam modernitas yang tinggi.

Di area itu-itu saja, saudara-saudara yang ada di kampung hanya sebagai informan mentah dari ekosistem digital di pusat-pusat kota.

Yang padahal butuh sedikit kejelian saja melihat potensi ekosistem digital masyarakat urban, apa yang selama ini belum terangkat ke permukaan akan dengan sendirinya didorong oleh arus massa digital.

Masalah akses jaringan di masyarakat urban sebenarnya bukan lagi problem seksi untuk diadu-kurangkan dalam sebuah pengembangan, terlalu cengeng saja kita membawanya ke cermin pendapatan dan lapangan pekerjaan yang terlalu ada di kampung. Sebab gerai-gerai penyedia voucher internet ataupun sejenisnya, itu mudah didapatkan.

Yang dibutuhkan hanya pemahaman untuk menggunakan aksesnya ke ekosistem digital yang produktif pun konsistentif.

Jadi memang tak mudah, tapi juga bukan berpangku tangan untuk tidak memudahkannya.

***

Sedikit cerita, di kampung saya (Dusun Padaria-Maros). Kampung pesisir yang belum terjamah oleh pengembangan teknologi digital apapun sebelumnya, yang saat saya bentuk mesin digital didalamnya telah sedikit banyaknya mempengaruhi gambaran masyarakat urban tentang digitalisasi itu bukan hanya sekadar hiburan semata, tapi telah menjadi dunia baru sekaligus sistem baru dari susun--rapih dunia hari ini dan nantinya.

Saya kumpulkan masyarakat yang punya ikan mujair di kampung saya, saya buat toko online tersendiri, medsos yang begitu atraktif, saya bentuk kurir tersendiri, sampai admin-admin yang ada di dalamnya itu diisi oleh masyarakatnya sendiri.

Belum bisa sih sejauh ini menggerakkan secara sempurna perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, namun nyala lilin yang begitu terang terbakar di malam yang gelap, telah bisa dilihat dimata masyarakat urban ketika dengan gembiranya dan berbondong-bondongnya membawa ikan mujairnya untuk dijual dengan sistem digital.

Saya telah memulainya kawan-kawan pemuda, ada potensi di sana, dan ambillah kesempatanmu di sana. Segeralah.

Kalian pasti siap.

~

SahyulPahmi

*tulisan ini telah dipublikasikan sebelumnya di blog pribadi saya, sahyulpahmi.blog

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun