Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma Pilihan

Sahur Penuh Rasa

17 April 2021   09:53 Diperbarui: 17 April 2021   10:01 684 3
Sahur Penuh Rasa
Seperti biasa sekitar pukul satu tiga puluh kutrat kotret di atas meja computer mencari sesuatu yang bisa ditulis. Lumayan beberapa alinea terselesaikan. Karena sedang asyik-asyiknya kutrat kotret tak tersa waktu sudah menunjukan pukul 02.45 dini hari.
Aku ingat pesanan putriku Neng Zikrina, "Mah makan sahurnya ingin nasi uduk....boleh kan mah...?"
"Boleh-boleh....say!"
"Bahannya ada mah ...?" Tanya putriku.
"Ada ....tenang aja..!" Jawabku.
"Kapan Mama belinya...?" Tanya putriku.
"Kemarin...masih ada di kulkas...!" Jawabku.
"Tadinya kalau  belum ada Rina ke warung beliin...?" Jawab putriku.
"Habiskan dulu yang ada di kulkas takut mubadzir...!" Jawabku.
"Orang yang suka memubazirkan makanan itu teman syaithan Rin..." Kataku.
Putriku terdiam, kemudian berkata, Sambelnya juga Mah yah...
!"
"Okeh.....!" Jawabku singkat.
Aku segera mensave kutrat kotretku di computer, segera menuju ke dapur, menyiapkan bahan-bahan yang akan dimasak.  Apa yang ada dalam kulkas yang sesuai dengan tema aku keluarkan.  

Setelah meracik kemudian membakal beras untuk nasi uduk yang sudah dicampur bumbu. Api dinyalakan, tinggal menunggu pembakalan nasi menyerap airnya.

Ketika mencuci piring terdengar dari masjid sebuah nasyid yang sangat jelas sekali. Rumahku dan masjid cukup jauh karena dapurku masih belum dibangun jadi suara nasyid sangat jelas masuk semua ke dapur. Terasa hidup ini begitu indah dan nikmatnya luar biasa yang Allah beri untukku.  

Diiringi hembusan semilir angin kecil menyapa kulitku hingga masuk ke tubuh dan ingatanku. Apalagi nasyid yang didendangkan itu nasyid pas aku suka banget, yang berjudul Man Ana.
Tak terasa aku juga ikut nyanyi yang syairnya di bawah ini.
Man ana man ana, man ana laulakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum
Man ana man ana, man ana laulakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum

Maa siwaaya wa laa ghoirokum siwaakum
Laa wa man fii mahabbah alayya wulaakum

Antum-antum muroodi wa antum qoshdii
Laisa ahadun fiil mahabbati siwaakum indii

Kullamaa zaadanii fii hawaakum wajdii
Qultuu yaa saadatii muhtajii tafdakum
Lau qothotum wariidii bihaddi maadlii
Qultu wallahi  ana fii hawaakum roodlii

Man ana man ana, man ana laulakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum

Heem terisap wangi dari bakalan nasi aromanya mulai keluar sedaap sekali. Aku segera lihat ternyata airnya sudah meresap. Kemudian kompor dimatikan.

Bakalan nasi tersebut dimasukkan ke dalam panci untuk dimatengkan. Setelah itu aku kompor dinyalakan lagi. Perkiraan nasi akan matang sekitar 30 menit.

Pasti putra putriku suka banget niih nasi uduk buatanku. Soalnya putriku pernah bilang, "Mah kata teman-teman nasi uduk buatan mama enak sekali, temen yang tak biasa makan banyak sampai nambah makannya..!"

Kurang lebih mengukus nasi uduk 20 menit terdengar, "Ceeeees dari kompor, Yaa Allah ...gasnya abis...!"

Aku lupa tidak mengontrol gas, kemudian aku coba buka tutup untuk mencicipi nasi uduk tersebut. Lumayan udah matang tapi belum lepas.

Sekitar pukul 03.45 segera membangunkan putra putriku. Putraku yang sulung pertama bangun, kemudian mencoba mengambil nasi.
"Waduuh mah nasinya wangiii tapi ini mah belum matang...!" Kata sulungku.
"Aduuuh dikira mama sudah matang tapi belum lepas....!" Jawabku.
Putraku yang kedua, bangun dan mengajak kakaknya mencari gas keluar siapa tahu ada yang buka warung.  Akhirnya mereka pergi keluar untuk mencari gas.

Tidak lama kemudian mereka berdua datng dan mengatakan, "Mah warungnya pada tutup...!"
"Yah udah tidak apa-apa kebetulan dipinggir nasi uduk ada nasi putih. kita makan nasi putih aja walaupun sedikit yang penting kita sahur...!"
Anak-anak pada ambil piring, tapi mereka tidak mau mengambil nasi sendiri.  Inginnya  mama yang bagikan. Katanya, "Biar cukup kalau mama yang bagikan!"
"Duuh maaf yah nasinya kebagian setengah sinduk masing-masing...!" kataku.
"Tidak apa-apa Mah..." Jawab sulungku begitu yang lainnya juga segitu juga udah lebih dari cukup mah...!" Jawab si bungsu karena buat si bungsu kebagian nasi sedikit malah seneng. Dia belum biasa makan banyak.

"Eeeh anak-anak ayamnya udah mateng karena tadi mama ungkab dulu....ayo makan aja ayamnya....!"kataku.

"Iyah Mah... tadi dicoba ayamnya enak udah matang!" jawab sulung.

Akhirnya Alhamdulillah kami makan sahur bersama, terasa nikmat, walau yang direncanakan makan nasi uduk belum kesampaian.
Hal ini tidak menjadi masalah nampak mereka seneng dan kenyang juga.

Semoga apa yang aku lakukan menyiapkan makan sahur buat keluarga terkasih mendapat rida dan pahala yang banyak dari Allah SWT. Aamiin.

Hikmahnya segala sesuatu yang telah direncanakan kemudian berbeda hasilnya dari semula maka kita serahkan semuanya kepada Allah. Allah memberikan yang terbaik buat kita. Mungkin Allah mengingatkan bahwa nasi putih masih ada maka makanlah yang ada dulu.

Terpenting dalam hidup ini bisa mensyukuri apa yang Allah beri. Kita yakin apabila bersyukur maka Allah  akan menambah nikmat-Nya, kepada kita.  Aamiin.  

Artinya : " "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan nikmat-Ku kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih." (QS Ibrahim ayat 7).

Challenge hari ke-5
#ramadhanmenulis
#30harimenulis
#30daywriting
#30motivasikebaikanSahur Penuh Rasa

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun