Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Balada Keluarga ODHA

1 Desember 2012   06:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:23 402 5

Tubuh kurus ibu terbaring lemah menunggu

Disebuah ruang dingin, steril tak berdebu

Tiga puluh menit kedepan adalah jadwal ibu

Tuk coba keluarkan aku

Lewat bedah caesar  sebab virus itu

Semalam ibu curhat padaku

Beri  surprise ayah 9 bulan lalu

Setelah 12 tahun menunggu hadirku

Ternyata,  didahului oleh ayahku

Dengan tergugu ayah mengaku

Terinfeksi virus Hiv  itu

Buah  petualangannya nikmati racun berlumur madu

Saat itu ibu hanya membisu

Lidahnya mendadak kelu

Kian depresi  jalani test  itu

Ternyata, hasilnya sama dengan ayahku...

Sejak itu ibu seolah tak ingat aku

Keluh dan tangis warnai hari kelabu

Please, jangan salahkan ibu

Coba saja bila terjadi padamu

Apalagi usaha ayah tak lagi maju

Sementara treatment  mereka, mahal tau

Dari hari kehari sampai bulan berganti  baru

Makin lemah saja rasaku

Kurang nutrisi membuatku layu

Kesedihan ibu jadi bebanku

Dan kini disinilah aku bersama ibu

Menanti  takdir  ditemani dinding bisu

Akhirnya , giliran ibu didorong ke ruang sebelah situ

Maafkan ibu nak, ibu tak kuat, katamu sendu

Tak sanggup ibu warisi virus ini untukmu

Maafkan juga aku buk, tak bisa menguatkanmu

Bila tak kau dapati tangisku, temui aku di awan biru

****

Sementara itu, dibalik ruang sebelah situ

Ibuku ayu, sekaligus kemayu

Dipanggil kesana, dipanggil kesitu

Kadang dijalan sini, tapi seringnya di simpang situ

Sampai  bertemu lelaki itu

Yang memberi tempat untuk bertedu

Selama bermingu-minggu

Bersama dia melulu

Aku hadir tahu-tahu

Seiring perginya lelaki itu

Ibu lalu memeriksakanku

ke puskesmas langkah ibu menuju

test pun dijalani  satu persatu

Positif...kata dokter puskesmas itu

Hiv dok ? Ah...siapa tahu keliru

Minum obatnya ya, nggak boleh lupa,  lindungi bayimu

Bila lahir nanti, jangan beri ASImu

***

Setiap hari aku didongengi ibu

Kisah lalunya yang mengharu biru

Dan kini sudah tutup buku

Coba jalani hidup yang baru

Akhirnya disini aku bersama ibu

Menunggu didorong ke ruang sebelah situ

Semoga kau tak tertular virus itu, bisik ibuku

Tak pernah kulupa minum obat itu

Tuk bentengi dirimu

***

Lima tahun pun berlalu sejak hari itu....

Hari ini ulang tahunku

Kukan pergi bersama ibu

Mengunjungi tempat saudaraku

Kupakai pakaian terbaikku

Dengan jilbab mungil warna merah jambu

Pemberian seseorang yang kurindu

***

Akhirnya sampai juga ke tempat saudaraku

Sebuah taman sunyi bertuliskan TPU

Ah, Aku lupa,  dimana ya saudaraku

Yang terbaring dalam tidur panjangnya itu

Sejujurnya,  padanya aku tak rindu

Yang kurindui adalah sosok nyata itu

yang pernah kutemui disini setahun lalu

Masih jauhkah bu...

Meleleh sudah peluhku

Itu, disana...kuikuti arah telunjukmu

Benar, dialah itu

Aku berlari menghampiri sosok itu

Yang sedang berdoa dengan khusyu

Di atas makam kecil itu

Assalamualaikum pak... sapaku

Kau ulurkan tangan kurusmu

Selamat ulang tahun sayangku, katamu

Saudaramu berulang tahun juga sepertimu

Kalian lahir dihari yang sama, di kamar bedah itu

Tapi dia memilih bermain di awan biru

Aku tak mengerti apa katamu

Tapi inginku

Menghapus kabut yang melumuri matamu

Dan mendoakan kesehatanmu

Disebuah makam besar disisi tempat saudaraku

Ibu berlutut dan berdoa khusyu

Untuk ibu saudaraku yang terbaring disitu

Lalu bertukar sapa ibu dengan bapak tua itu

***

Di  rumah sakit mereka bertemu

Saat ibu memeriksakan kesehatanku

Mereka pun berbagi cerita haru

Sambil memelukku

Ternyata dia, adalah ayahku

Merekapun bersatu dalam lembaga itu

Sebagai relawan ODHA di LSM itu

Kalau mauku punya keluarga utuh

Tapi ibu hanya mengangkat bahu

Maafkan ibu nak, nanti dulu...

* ODHA = Orang dengan Hiv/Aids

Puisi dengan rima-u dapat dibaca dibawah situ

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/11/25/ini-kumpulan-puisimu-di-lomba-puisi-atun-511692.html

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun