Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma Pilihan

Di Rumah Tambah Berfaedah dengan Berbenah

27 April 2021   20:37 Diperbarui: 27 April 2021   21:26 840 5
Tahun 2021 ini Ramadan di rumah lagi. Idul Fitri pun bakalan di rumah saja dengan dilarangnya mudik #Lebarandirumahaja
 
Saat tahun lalu, Ramadan di rumah itu masih beradaptasi dengan kerja dan sekolah di rumah. Ramadan ini sudah lebih terbiasa dengan keduanya meskipun (kadang) tetep aja terasa bete dan bosen, banget hehehe...

Lebih seringnya kita di rumah sekarang tak pelak membuat kita lebih menyadari kondisi rumah, termasuk keberadaan barang. Setelah memperhatikan rak buku, barulah saya tersadar ada koleksi buku yang saya aja udah lupa: "Waduh, ini kapan ya belinya?"

Begitu juga saat memeriksa isi lemari. Ternyata, 'harta karun' berupa pakaian layak pakai tapi sudah lama tak dipakai sudah menumpuk jumlah, ya ampun!

Jadilah Ramadan ini saya pilih untuk beres-beres barang di rumah (decluttering). Hasilnya, saya mendapati ada 3 jenis barang yang bisa kita simpan/pakai, buang, atau donasikan.

Barang fungsional

Inilah barang yang harus kita simpan atau pakai. Frekuensi pemakaiannya bisa setiap hari, bahkan lebih dari 1x per hari.

Contohnya di kamar mandi, sikat plus pasta gigi, sabun mandi, dan shampoo termasuk barang fungsional. Selain itu, belum tentu termasuk barang fungsional.

Bagaimana dengan sabun wajah, kondisioner, lulur, dan sebagainya? Saya pribadi kini lebih memilih produk yang multifungsi.

Senangnya, kini banyak produk ramah lingkungan yang multifungsi. Ohya, selain berbenah, mencari info tentang jenis produk hijau juga menjadi kegiatan saya selama Ramadan di rumah saja sekarang.

Ada lho sabun mandi plus sabun wajah alami dalam satu produk. Begitu pula dengan shampoo plus conditioner alami dalam 1 produk eco-friendly.

Sederhananya, jika suatu barang yang belum tentu 1x/minggu dipakai, pikir-pikir lagi untuk menyimpannya. Tujuan berbenah adalah untuk membuat hidup kita lebih produktif tanpa digelayuti banyak barang.

Barang dekoratif

Selusin kaos kaki masih dibilang wajar. Tapi kalau hingga lebih dari 50 pasang kaos kaki? Nanti dulu.

Sebagai pecinta buku, saya mengakui memang ada kepuasan (plus kebanggaan) tersendiri ketika melihat barisan koleksi buku. Minimal terkesan intelektual gitu deh maksudnya hahaha...

Tapi, setelah berbenah, saya renungkan kembali, sayang juga ya saat deretan buku itu hanya sebatas pajangan alias barang dekoratif. Jika saya sumbangkan ke perpustakaan umum, pembacanya pasti lebih banyak.

Manfaatnya juga pasti lebih luas daripada hanya bertumpuk di tempat saya. Maka buku-buku itu pun saya salurkan ke perpustakaan masjid, kampus, dan sekolah secara langsung maupun dikirimkan via kurir logistik.

Kegiatan ini ternyata tidak hanya membuat ruangan di rumah semakin lapang, namun juga hati terasa tenang. Ekspresi bahagia penuh terima kasih dari para pustakawan yang menerima buku-buku tersebut sulit dilupakan karena begitu berkesan.

Ternyata, niat awal yang sekedar berbenah bisa membawa berkah. Salah satu julukan bulan Ramadan adalah bulan suci penuh berkah meskipun (masih) lebih sering di rumah.

Barang emosional

Kado ulang tahun, hadiah dari (mantan) orang terkasih, oleh-oleh dari luar negeri ataupun luar kota serta souvenir pernikahan termasuk kategori barang yang memiliki ikatan emosional dengan pemiliknya. Padahal dipakai juga jarang, tapi mau dibuang sayang.

Ketika berbenah barang di rumah, barang-barang emosional inilah yang kerap memperlambat kecepatan saya beres-beres. Tapi, saat ditumpuk pun tak terasa nyata manfaatnya selain mempersempit ruangan rumah.

Saya kembali menerapkan prinsip 'simpan/pakai, buang, dan donasikan.' Tas punggung dari rekan kerja sebagai kado ulang tahun saya hibahkan ke saudara sepupu karena milik saya masih bagus sedangkan dia perlu untuk bolak-balik tugas akhir di kampus.

Lain cerita dengan hijab warna-warni pemberian dari seorang saudara jauh. Saya simpan untuk dipakai hijab yang motifnya sesuai dengan pakaian saya sedangkan lainnya saya salurkan ke panti asuhan.

Pernak-pernik kecil maupun merchandise, termasuk kaos, yang sering saya terima saat blogger gathering pun saya sortir. Cukup saya simpan dan pakai yang saya perlu sementara itu lainnya saya bagikan ke yang berminat.

Siapa sangka, aktifitas berbenah saat Ramadan di rumah saja yang (sekilas) terlihat mudah, namun kenyataannya lumayan menyita waktu, tenaga, dan pikiran juga lho. Tapi, percaya deh leganya hati saat melihat ruangan tertata itu rasanya luar biasa bahagia seusai beres-beres rumah sekalipun fisik terasa lelah.

Di rumah saja selama Ramadan itu pastinya tak menghalangi kita untuk tetap aktif dan produktif. Apapun kegiatan kita tersebut, semoga selalu membawa kebaikan dunia dan akhirat ya, Aamiin YRA.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun