Kau tak tahu apa yang sedang dia jalani.
Kau tak tahu apa yang sedang dia alami.
Jangan asal mengucapkan "sabar, ya..."
Jangan katakan "sabar, ya..." padanya...
Kau tak tahu berapa waktu yang dihabiskan untuk menyesali banyak hal.
Kau tak tahu kesulitan demi kesulitan yang seolah tak henti berdatangan.
Kau tak tahu berapa banyak air mata yang tertumpah selama ini.
Jangan dengan mudahnya mengucapkan "sabar, ya ..."
Jangan katakan "sabar, ya..." padanya...
Bukan hidupmu yang sedang dia jalani.
Bukan hatimu yang mengalami gundah dan gusar.
Jangan asal mengucapkan "sabar, ya..."
Jangan katakan "sabar, ya..." padanya.
Pengalamannya bukanlah milikmu.
Pikirannya bukan milikmu.
Jangan dengan mudahnya mengucapkan "sabar, ya.."
Jangan katakan Tuhan menyediakan kekuatan,
...jika kau tak punya kesanggupan menemaninya.
...jika kau tak punya waktu untuk medampinginya.
...jika kau tak punya hati yang cukup peduli untuk menghiburnya.
...jika kau tidak punya ketahanan menjaga lisanmu.
Berbelarasalah!
Berempatilah!
Hentikan saja omong kosongmu seolah kau yang paling peduli!
Jangan katakan "sabar, ya.." padanya!
***
Epilog:
Wahai, engkau...
Bertahanlah!
Engkau sudah berjalan sejauh ini..
Bertahanlah!
Jika tidak ada belokan di depan sana,
Tetap tegakkan kepalamu dan berjalanlah..
***
Catatan dari kotaku
