Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Ormas, Cara Mengkritik, dan Solusi

28 Juni 2020   13:50 Diperbarui: 28 Juni 2020   14:13 123 1


Saat ini dunia sudah di perlihat kan se sejelas - jelas nya bahwa negara maju itu adalah negara yang orang - orang nya atheist, di saat umat islam secara kelompok atau perorangan hanya bisa mengklaim ketika penemuan antariksa kita hanya bisa berkata "Subhanalloh ini sudah di tuliskan dalam kitab suci" atau penemuan - penemuan lain kemudian di klaim sudah di wartakan oleh Nabi dimasa lampau yang harus nya menjadi cambuk untuk membuat ilmu dan produk tandingan bukan nya mengklaim.

Kalau itu memang ada dalam kitab suci, kenapa sekian lamanya kaum religius ini husus nya islam tidak menemukannya? Jika bukan karena kesalahan dalam memaknai syariat yang sesungguhnya yang selama ini memaknai syariat islam itu hanya seputar pelacuran, dan tempat hiburan lain nya (sekuler), mungkin selama ini salam fikiran mayoritas umat islam ilmu ekonomi, matematika, kimia dan yang lain nya hanya ilmu dunia, padahal itu semua jika kembali mengkaji sejarah matematik, fisika, kimia dan seluruh anggapan yang di anggap ilmu dunia/barat adalah bagian dari peradaban islam sendiri, bahkan banyak di antaranya di ciptakan oleh ulama muslim terdahulu yang generasi sekarang hanya bisa membanggakan saja karena tidak menjalankan syariat islam sesungguhnya.

Kesalah pahaman seseorang dalam menanggapi ajaran nya inilah yang menjadi faktor bertambah nya masalah bukan memberikan solusi. Seperti dalam salah satu hadits yang di riwayat kan imam muslim "jika melihat kemungkaran, maka lawanlah dengan tangan. Jika tidak bisa maka gunakan lisan. Dan jika masih tidak mampu gunakan lah hati walaupun selemah - lemahnya iman".

Ungkapan tangan disini bukan sekedar karena mampu saja, melainkan fokus nya ada pada apakah kita berhak atau tidak. Karena mayoritas ulama juga mengatakan bahwa yang dimaksud tangan adalah pemerintah. Jadi jika ada tindak kecurangan, kejahatan dan tindakan ilegal lain seperti misalnya prostitusi, diskotik itu yang berhak disini adalah pemerintah, apalagi sampai sweeping warung makan yang buka di bulan puasa secara kelompok atau perseorangan itu hanya nafsunya saja menegakan syariat, padahal perbuatan itu malah meruntuhkan syariat itu sendiri.

Meskipun banyak ke bobrokan dan kebusukan di pemerintahan, islam sangat menghargai system kepemerintahan yang di dalam nya ada pemimpin dan terpilih secara demokratis atau cara lain nya, dan itu wajib di hormati. Kalaupun harus di kritik, itu dilakukan dengan sebaik - baik nya dan sebijak - bijak nya. Karena pemerintah itu mempunyai segala yang di butuhkan untuk berbuat baik dan berbuat buruk. Dan jika pemerintah di kritik dengan tidak baik, apa yang di dapat kan juga demikian dan berdampak pada masyarakat lainnya.

Jadi hemat saya begini, Mengkritik kebijakan pemerintah itu jihad yang utama, tapi mengerahkan masa untuk membubarkan prostitusi, diskotik, warung makan yang buka di siang hari, itu kemaksiatan. Mempertontonkan kekerasan dengan dalih menegakan syariat islam bukan hanya sia - sia, tapi itu bentuk kemaksiatan yang sesungguhnya dan melanggar syariat.

Kembali pada sejarah bahwa pada zaman Nabi pun ada pelacur, beliau tahu ada kegiatan itu dan mencoba melarang dan melakukan pencegahan tapi tidak ada satu riwayat pun yang menjelaskan ada tindakan sweeping/penggerebekan (tafsir attobari). Kenapa di sini tidak ada di riwayatkan penggerebekan ataupun rajam, itu karena yang di kedepan kan adalah amar ma'ruf, dimana diketahui bahwa sebab muncul nya pelacuran karena ada masalah kemiskinan.

Dengan pengetahuan akan masalah tadi, Nabi pun membuat program - program ekonomi untuk menemukan solusi dan ikut merasakan masalah itu, Beliau menjadi sederhana, susah makan dan prilaku nya itu tidak berubah jika masih ada masyarakat madinah yang masih merasakan kemiskinan.

Setelah solusi di temukan seperti mendapat hadiah dari diplomasi dengan berbagai negara/kerajaan yang kemudian di bagikan langsung kepada masyarakat madinah, dengan menawarkan hal ini menjadi solusi dan tidak ada alasan lagi untuk melacur. kemudian nabi pun baru mau membuat semacam undang - undang untuk mencegah dan melarang pelacuran dan semacam nya. Jadi hal semacam ini tidak hanya di lihat dari sisi moral saja.

Kenapa preman - preman yang melakukan pungutan dan pendudukan dengan kejahatan tidak di bubarkan, kenapa tidak membantu pemerintah menertibkan PKL yang meresahkan seperti berdagang di depan pintu toko orang lain dan menutup dagangan yang punya toko, menyebabkan kerugian, yang jelas sudah membayar pajak dan malah menguntungkan pihak lain (bayar preman), masalah PKL ini bisa menjadi Contoh apakah umat islam bisa menegakan syariat dengan menemukan solusi untuk mereka sebelum di tertibkan, karena menutup dagangan orang lain dalam islam itu adalah Haram, dan tidak ada kaitan nya antara PKL itu orang kecil atau bukan yang jelas dalam islam itu di larang.

Maka akan terlihat amatir jika masih melakukan sweeping rumah makan, kenapa tidak memberantas pinjaman online dan pinjaman lain yang ilegal dan memeras masyarakat di saat mereka membutuhkan bantuan, saya yakin pasti bisa jika memang mau. Meruntuhkan pemerintahan daerah saja bisa apalagi hanya sebatas pinjol dan yang lain nya, dengan itu pula masyarakat akan lebih mencintai ormas anda.

Jadi sekali lagi jangan mengajarkan masyarakat bahwa syari'at itu hanya terkait aurat wanita saja, ajarkan kepada mereka bahwa pendidikan, tekhnologi, dan system keuangan  adalah hal yang harus di utamakan. Dakwah dan jihad itu jangka panjanh dan harus bersabar.

Kemungkaran itu buah dari kemiskinan, kenapa umat islam tidak membuat system keuangan yang kuat, halal yang pasti membutuhkan proses yang lama dan berkelanjutan, bukan nya membuang - buang waktu dengan hal yang di luar koridor syariat itu sendiri.

Ormas islam seperti FPI dan yang lain nya saya tau juga banyak melakukan kegiatan sosial bisa di cek di web nya juga, tapi kenapa masih banyak yang tidak suka di karenakan kurang menguasai ilmu media itu sendiri, ilmu penyiaran dan tekhnologi, kenapa tidak memperdalam ilmu seperti ini dari pada marah - marah terus, sehingga mampu membuat produk tandingan dari pada menjadi munafik mendemo produk dan media asing tetapi dalam waktu yang bersamaan juga menggubakan media atau produk tersebut.

Tulisan ini mohon tidak di tempatkan pada posisi pendukung atau pembenci suatu kelompok.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun