Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Ndomble

1 Maret 2020   21:19 Diperbarui: 1 Maret 2020   21:19 47 0
Cerita itu yang membuat anak anak juga Mbah Gambuh menahan tawa. Dengan semangat Yu Nufi membahas telor asin dan tato di tangannya. Tato gambar jago kluruk. Sampai ndomble perempuan itu bercerita, kisahnya lucu juga. Secangkir kopi pahit di meja tak terasa dingin dengan sendirinya.

Ternyata cerita Yu Nufi tidak kalah seru dengan adegan Gumbing dan Banongan semalam.

Kisah itu sungguh tak terlupakan, anak anak yang sedang Kuliah Kerja Nyata  di sana bercerita itu itu terus, seperti tidak ada cerita yang lain kecuali Bahlul dan Rintik. Ah ya begitu tak elok diperpanjang. Itulah mesti semua dimengerti.

Mbah Gambuh diserahi mendampingi mahasiswa juga Mbah Joyo yang mengerti betul bagaimana karakter mahasiswa. Pada suatu malam anak anak membuka acara sarasehan budaya di desa. Sebenarnya mereka mengangkat topik potensi wisata dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan perekonomian warga.

Mbah Gambuh memandang pikiran anak anak terlalu jauh untuk warga desa. Ya mbok nganti ndomble tak mudah tercapai. Bicara budaya jauh hakikatnya dari kemajuan taraf hidup dari sudut pandang pembangunan dan perekonomian, apalagi cuma sekadar bercerita tentang sekelompok kecil para pemain kuda lumping dan sosok tukang gambuh seperti Mbah Gambuh.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun