Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Alam dan Perasaan

9 Mei 2021   14:18 Diperbarui: 9 Mei 2021   14:49 143 1

Mencari bahagia sangat sederhana.  Cukup dengan mengaktifkan indra penciuman, rasa bahagia itu sudah terasa. Menyusuri rumah perkampungan yang masaknya menggunakan kayu. Aroma wangi asap pembakaran kayu yang berpadu dengan aroma ikan asin, sudah cukup membangkitkan kebahagiaan di usia anak-anak.

Menemukan bahagia cukup dengan telinga.  Menikmati embikan kambing, kicauan burung, suara bebek yang berbaris di sawah, derunya laut, gemericik jatuh air di batu dan mengalirnya air sungai. Desiran angin yang menghempas pepohonan dan gesekan pohon bambu. Suara ini sudah cukup menimbulkan aneka suara yang penuh keindahan.

Menemukan bahagia, cukup dengan memandang. Melihat awam yang berarak. Matahari yang terbit dan tenggelam. Warna warni bunga dan pepohonan. Sinar bulan purnama yang mempesona. Semua itu menimbulkan ketentraman. Bagaimana bisa?

Sanggupkah mempertalikan alam dengan hati? Sanggupkah menautkan alam dengan kehalusan  perasaan? Dengan perasaan, semua jadi perenungan yang mendalam dan mendasar. Itulah sumbernya Ilham. Andai perasaan yang halus itu dihidupkan, semuanya menjadi keindahan.

Dengan perasaan, sensitivitas dihidupkan. Getaran sangat kecil dapat dirasakan. Suara gemericik menjadi bergema. Suara jiwa terdeteksi. Hal yang kecil dan remeh menjadi luar biasa. Inilah yang mendorong keingintahuan, penasaran, pertanyaan dan membongkar rahasia.

Kesadaran luar biasa terbangun dari sensitivitas ini. Revolusi diri terbangun dari hentakan kecil yang menghancurkan kebekuan berfikir dan kekerasan hati. Melihat yang tak terlihat. Merasa yang tak dirasakan. Mendengar yang tak bisa didengar. Jurus silat tingkat tertinggi adalah menangkis serangan tanpa melihat.

Dengan rasa, tak ada kegersangan hidup karena rutinitas kerja. Dengan rasa,  pergelutan dengan ilmu dan logika memunculkan kegembiraan, keindahan dan kebahagiaan. Dengan rasa, padang tandus menjadi lukisan indah. Gelombang besar menjadi sangat menakjubkan. Semua yang paling menantang menjadi keindahan bukan ketakutan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun