Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Diantara yang Mahal-Mahal, Nyawa menjadi Murah

8 Januari 2012   07:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:10 133 0
Memang terlalu jahat jika tidak mengatakan kalau Indonesia, di pangkuan periode SBY tidak menghasilkan apa-apa. Namun  memang tidak dapat dipungkiri jika  semenjak terpilihnya SBY pada pemilu 2008 lalu hingga sekarang, prestasi menonjol praktis tidak ada. Setidaknya untuk mampu mengepulkan asap jutaan orang miskin di Indonesia sekarang.

Dimulai dengan skandal korupsi yang ramai diberitakan di media kita seperti Kasus Bank Century yang kini masih "ngamprak" di meja kerja KPK, hingga dana atlet. Harga pula semakin hari semakin melonjak karena pemerintah tidak mampu mengatur ritme inflasi.

Namun dibalik harga-harga yang mahal, ada yang murah. Yaitu nyawa orang. Kini, harga nyawa manusia sudah tidak dihargai lagi. Jika kita berkaca pada perilaku aparat di Mesuji, tentu banyak yang setuju. Saya pun berharap ungkapan saya salah. Belum selesai PR skandal korupsi yang melibatkan mafia ekonomi kita, kini muncul lagi kekerasan yang (katanya) dipelopori oleh hantu masa lalu kita, Pamswakarsa. De Javu? Semoga saja kita jangan sampai masuk ke periode kelam bangsa Indonesia di bawah rezim Orba dulu.

Kenapa bisa murah? Ini bisa saja karena amukan masyarakat akibat ketidakadilan, Bisa juga kekuatan hukum sudah menjadi permainan uang. Bayangka saja, sudah lumrah bagi kita kalau hakim bisa dibeli. Penyelewengan kekuasaan akut di bawah birokrasi abal-abal seakan sudah mendarah daging. Yang lahir adalah oknum-oknum yang korup. Mereka bisa dibeli oleh kekuatan yang lebih besar. Otomatis, harga manusia pun tidak jauh beda dengan legal tender (uang kertas). Yang menjadi tolak ukur seseorang di mata yang lainnya adalah uang. Siapa yang beruang, dia yang berkuasa, siapa yang berkuasa dia kuat. Siapa yang kuat, dia bisa menentukan harga, termasuk harga seorang atau bahkan ribuan kepala manusia.

Sayang, yang bisa kita lakukan hanya berdoa dan menulis seperti yang saya lakukan saat ini. Rakyat kecil sudah terlanjut apatis untuk melihat semua ini. Belum air mata wong cilik kita kering, muncullagi insiden Bima yang seolah tak ingin kalah dengan berita Mesuji. Oh Tuhan, semoga di tahun 2012 ini, setidaknya harga manusia bisa menjadi mahal lagi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun