Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Mahasiswa UNNES Giat 3 Desa Lemahputih Melaksanakan Program Sosialisasi Rumah Layak Huni, Serta Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik

2 Desember 2022   13:30 Diperbarui: 2 Desember 2022   13:32 160 1
Senin (28/11)-Mahasiswa UNNES GIAT 3 di Desa Lemahputih, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang, mengadakan kegiatan Sosialisasi Rumah Layak Huni dan Lingkungan Hidup Sehat yang dihadiri oleh Kepala Desa, Perangkat Desa, serta Perwakilan Warga Desa Lemahputih. Kegiatan ini merupakan aksi perwujudan kepedulian mahasiswa terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan juga lingkungan. Selain itu, kegiatan ini juga ditujukan untuk mewujudkan penyelenggaraan pengelolaan sistem persampahan yang efektif, efisien, dan berwawasan lingkungan melalui pemanfaatan 3R.Definisi RLH diatur dalam UU 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Pasal 24 huruf A. Setidaknya ada 3 variabel yang membuat sebuah rumah layak huni di antaranya: jenis atap, jenis dinding, dan jenis lantai.

Adapun kelayakan yang diukur dari fasilitas rumah seperti: luas lantai per kapita, sumber penerangan, dan ketersediaan fasilitas tempat buang air besar (WC).

Rumah layak huni harus memiliki struktur konstruksi yang kuat, luas bangunan yang ideal, sanitasi yang baik, serta ketersediaan suplai air bersih di rumah tersebut.

Rumah layak huni juga didukung oleh lingkungan yang sehat. Lingkungan Hidup Sehat (LHS) merupakan kawasan bersih yang terhindar dari berbagai pencemaran. Percemaran dibagi menjadi 3, yaitu pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran tanah. Pencemaran disebabkan oleh adanya zat-zat polutan yang mengotori area tercemar.

Mahasiswa UNNES GIAT Angkatan 3 berupaya agar masyarakat di Desa Lemahputih memperoleh pengetahuan baru mengenai pengolahan polutan menjadi sesuatu yang lebih berguna. Mahasiswa UNNES GIAT 3 mengangkat polutan sampah organik dapur dan mengolahnya menjadi pupuk organik. Sampah dapur tersebut di antaranya sisa nasi, sayuran, buah-buahan, dan bumbu dapur. Penduduk Desa Lemahputih belum pernah mengolah sampah dapur menjadi pupuk. Mereka hanya membuang sampah dapur ke pembuangan sampah sehingga ketika sampah itu membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap.

Mahasiswa UNNES GIAT 3 merekam video tutorial membuat pupuk organik dari sampah dapur lalu menayangkan video tersebut saat kegiatan Sosialisasi RLH dan Lingkungan Hidup Sehat di depan warga desa. Mahasiswa juga menunjukkan hasil jadi pupuk organik tersebut. Mahasiswa berharap warga desa akan terinspirasi dan termotivasi untuk membuat pupuk organik dari sampah dapur. Terlebih jika mereka dapat memproduksi pupuk organik dari sampah dapur dalam jumlah besar dan memasarkannya, maka hal ini akan menjadi penghasilan baru yang menjanjikan bagi mereka.

Selain sampah organik, Mahasiswa UNNES GIAT 3 juga mengolah sampah anorganik berupa botol air mineral 1,5L menjadi ikon desa. Sebuah tulisan LEMAHPUTIH, didirikan di area yang direncanakan oleh pihak Pokdarwis akan direnovasi menjadi taman desa. Ikon desa tersebut memiliki rangka dari besi dan botol plastik sebagai isiannya. Botol diwarnai seragam agar ikon tersebut semakin estetik ketika dilihat, dinikmati, dan dijadikan spot foto.

Mahasiswa UNNES GIAT 3 Desa Lemahputih berharap semua rangkaian kegiatan yang dilakukan tersebut bermanfaat untuk masyarakat, terlebih warga Desa Lemahputih itu sendiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun