Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Mengenal Lebih Dalam tentang Inovasi

31 Januari 2020   08:38 Diperbarui: 31 Januari 2020   08:51 684 1

Saya bukanlah seorang penulis. Namun setelah join WA Group Belajar Menulis Gel. 2 Bersama Om Jay, hasrat saya muncul kembali untuk menulis menyebarkan manfaat untuk orang banyak .

Jum'at, 24 Januari 2020, saya mendapat kesempatan mengikuti kuliah online melalui WA Group tersebut. Narasumbernya yaitu Bapak Agus Sampurno.

Siapakah beliau? Beliau adalah seorang guru inspiratif yang banyak menyeru dan menghasilkan karya-karya. Kita bisa melihat tulisan beliau di blognya.

Dan Bapak Wijaya Kusumah yang terkenal dengan sebutan Om Jay, pemilik https://wijayalabs.wordpress.com/ bertindak selaku moderator.

Menurut Bapak Agus Sampurno, saat ini seorang guru sangat diperlukan inovasinya karena semua katup yang menyebabkan tertutupnya kreativitas sudah dibuka. 

Misalnya :
RPP menjadi lebih aplikatif
Kepemimpinan diupayakan agar dimiliki juga oleh guru sebagai guru penggerak.

Namun, ada beberapa kesalahan mengenai inovasi menurut beliau.

Diantaranya yaitu bahwa :

Inovasi tidak melulu soal teknologi.
Inovasi hanya lahir dari kepala sekolah yg hebat kemudian guru tinggal melaksanakan.
Inovasi adalah produk. Padahal inovasi adalah budaya.
Inovasi sama dengan kreativitas
Inovasi lahir dari sekumpulan orang pintar
Inovasi lahir dari kesulitan alias the power of kepepet.
Inovasi lahir begitu saja.
Inovasi lahir karena dipaksa.

Hambatan inovasi menurut kaum pendidik dan pemimpin di sekolah adalah:

    1. Ujian nasional

    2. Pihak dinas

    3. Rekan sekerja

    4. Input siswa

    5. Waktu yg sedikit

    6. Bullying antar guru

    7. Kepala sekolah atau rekan sekerja yg cuek

    8. Biaya

    9. Sarpras

   10. Kurikulum

   11. Orang tua siswa

   12. Kewajiban membuat administrasi  pengajaran

Tak kalah pentingnya untuk diketahui, ada dua jenis perubahan yang terjadi di dunia pendidikan yaitu:

1. DISRUPTIVE.

Perubahan bersifat memaksa. Aplikasi Ruang Guru misalnya ia bukan mengantikan peran guru. Aplikasi tersebut hanya menggantikan guru yg malas, yang mabuk akan status PNS namun malas belajar kembali, guru yang bahagia mengajar sekedarnya saja apalagi ditunjang oleh kepsek yang cuek .

2. INCREMENTAL.

Mungkin tafsirannya adalah perubahan yang terstruktur, melibatkan semua pihak, didokumentasikan dan dirayakan saat ada perubahan/perbaikan sekecil apapun itu. Open minded terhadap kesalahan. Menjadikan kesalahan sebagai batu lompatan.

Pertanyaan yang menarik:

Bagaimana cara menghadapi rekan kerja atau pimpinan sekolah yang cuek?.

Pastikan anda punya 'tempat bermain di luar. Tempat bermain seperti komunitas, follower dan teman di FB. Bergabunglah dengan masyarakat kreatif. Banyak pendidik yang masuk jebakan pertemanan, misalnya di facebook semata hanya masuk pada grup- grup yang tidak jelas. Lebarkan sayap, belajar dari orang yang sudah lebih dulu berkembang.

Dengan menulis di blog maupun di media sosial, anda akan jadi orang yang 'terlihat' pintar dan kreatif. Jika anda lakukan berulang kali, maka dua sifat diatas akan melekat pada diri anda.

Itulah jawaban beliau ketika seorang peserta bertanya. Alhamdulillah jawaban itu ternyata cocok dengan yang sudah beberapa peserta lakukan selama ini. Berarti langkah mereka selama ini tidak salah.

Menurut Bapak Agus Sampurno juga, dengan menulis blog berarti kita bersedia untuk keluar dari zona nyaman. Hal ini dikarenakan  secara tidak sadar kita akan menekuni hal baru yang diperlukan kesabaran dan kesadaran dalam berbuat, akan tersenyum saat ingat pertama kali kita memulai dan  akan menginspirasi orang lain. Inovasi bisa dimulai dengan prinsip ATM. Amati, tiru dan modifikasi.

Semoga dapat menginspirasi teman-teman semua. Salam hangat guru Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun