Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Merindukan Libur Sebulan Penuh selama Ramadan

20 Maret 2023   17:54 Diperbarui: 20 Maret 2023   18:27 126 0
Banyak aktivitas yang dilakukan umat Islam dalam rangka persiapan Ramadan 2023 sebagai bentuk cara menyambut bulan yang paling mulia ini.

Persiapan Ramadan 2023 dilakukan sebagai bentuk suka cita umat Islam karena sebentar lagi akan tiba bulan yang pahala ibadahnya dilipatgandakan jauh lebih besar.

Salah satu contoh persiapan Ramadan 2023 yang diterapkan adalah penyesuaian jam operasional tempat kerja dan sekolah.

Saya ingat betul saat SD, kalau tidak salah antara Kelas I atau Kelas II, sekolah saya menerapkan kebijakan libur sebulan penuh selama Ramadan.

Belum lagi dengan lebaran yang dikasih jatah libur kurang lebih selama 7 atau 10 hari setelah sebulan penuh Ramadan diliburkan.

Seingat saya, itu kebijakan sekolah swasta yang sepertinya menyadur dari pengalaman libur Ramadan secara penuh.

Namun, jangan dibayangkan ketika libur selama sebulan penuh berarti benar-benar bebas dari belajar.

Kenyataannya adalah tidak, libur sekolah waktu saya dulu dalam artian tidak ke sekolah, tetapi diberi 'Paket Ramadan'

Apa 'Paket Ramadan' itu? Isinya adalah semua tugas dari berbagai mata pelajaran yang harus diselesaikan selama sebulan.

Jadi, istilah tepatnya adalah belajar di rumah karena sekolah tidak mau melapas siswanya begitu saja, harus tetap belajar meskipun lebih fleksibel.

Begitu Kelas IV sampai lulus SD, saya dan semua peserta didik diharuskan masuk sekolah, tetapi hanya ada agenda 'Pesantren Kilat' berisi materi agama, itu pun tidak sampai 1 minggu.

Saya kembali merasakan sebulan puasa libur 100% ketika SMP sampai SMA karena kebetulan Ramadan jatuh tepat di libur kenaikan kelas.

Tetap saja bukan benar-benar libur, saya dan teman-teman 1 sekolah disuruh membuat semacam laporan amal selama Ramadan, seperti kelengkapan ibadah dan rangkuman ceramah.

Ternyata di era mantan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid pernah ada kebijakan sekolah benar-benar libur selama Ramadan dan beberapa hari setelah lebaran.

Jika ditarik ke belakang lagi, kebijakan tersebut sebenarnya sudah ada di era Hindia Belanda, mencengankan bukan?

Sayangnya, kebijakan ini dianggap meninabobokan umat Islam sehingga terkesan malas untuk berusaha, terutama di bidang pendidikan.

Ini yang paling dibenci di era Orde Baru sampai kebijakan ini dihapus dan aktivitasnya seolah tidak ada libur.

Namun, saya melihatnya lain dari yang lain, justru seperti ada unsur toleransi yang diterapkan oleh 'penjajah' ini.

Apabila dilihat secara pikiran positif, ada hal baik di balik kebijakan diliburkannya sekolah selama Ramadan.

Para peserta didik diharapkan untuk bisa fokus beribadah di samping belajar beberapa mata pelajaran lain yang merupakan aspek duniawi.

Ada beberapa siswa yang menamatkan membaca Al Quran sampai selesai, atau ada yang ikut bakti sosial yang tidak bisa dikerjakan apabila sekolah masih dibuka.

Secara filosofis, sudah 11 bulan belajar tentang duniawi, ada materi agama, tetapi hanya sedikit.

Dengan diliburkannya 1 bulan tersebut, para siswa muslim bisa belajar agama secara totalitas selama waktu libur tersebut.

Mempelajari ilmu agama juga bagian dari ibadah yang pahalanya akan dilipatgandakan jauh lebih banyak dibanding bulan-bulan lain.

Apabila dianggap sebagai kemunduran, apakah mempelajari agama adalah sebuah kemunduran? Jawabannya adalah tidak.

Produktivitas bisa diraih dengan cara tersendiri, sangat tidak wajar jika menilai libur sekolah selama Ramadan adalah kemunduran.

Apakah ada kebijakan untuk meliburkan peserta didik selama Ramadan, atau beberapa aspek kehidupan lain juga diliburkan? Just wait and see.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun