Mohon tunggu...
KOMENTAR
Halo Lokal Pilihan

Turis di Malang Malah Lebih Manis

17 Maret 2023   09:04 Diperbarui: 17 Maret 2023   09:15 321 5
Berbicara soal ramainya turis Bali yang berulah, tidak ada berhentinya ada sensasi yang lahir dari turis mancanegara ini.

Ada warga negara asing yang datang ke Indonesia menggunakan visa wisata, tetapi tahu-tahu membuka usaha, sangat merugikan lapangan kerja masyarakat lokal.

Kita masih ingat tentang bule yang resah dengan suara ayam berkokok, padahal masih ayam, belum suara tetangga memotong kayu atau keramik, belum lagi sound system lagu dangdut koplo atau latto-latto.

Bahkan, ada yang membuat saya tidak berhenti tertawa, yaitu ulah bule mengendarai sepeda motor dengan cara aneh.

Maklum, mereka lebih sering menggunakan kendaraan umum sehingga mereka 'katrok' dengan produk otomotif ini.

Ada pepatah yang bilang tamu adalah raja yang harus dilayani, tetapi tuan rumah adalah dewa yang punya kuasa lebih dari raja.

Wajar jika pemerintah daerah setempat akan mencabut visa bagi wisatawan asing yang meresahkan ini daripada semakin tidak karuan.

Kalau pun boleh berwisata, mereka tidak boleh lagi menyewa motor, tetapi harus ikut mobil wisata yang dikendarai warga lokal.

Sangat logis jika aturan semakin galak dan terkesan aneh karena diberi hati malah semakin tidak karuan.

Namun, tidak semua turis berkelakuan sama barbarnya seperti di Bali, jauh sekali bedanya dengan turis yang datang ke Kota Malang.

Sebagai kota yang mulai menjelma menjadi destinasi wisata, turis di Malang cenderung manis dan sopan.

Saya sering sekali menemukan para bule lebih memilih untuk berjalan kaki dari Stasiun Malang ke hotel kawasan Tugu.

Bahkan, ada juga turis asing yang ke Pasar Burung atau Splendid sambil membawa ransel besar sambil berjalan kaki.

Bagaimana dengan di Kampung Warna-warni Jodipan? Mereka tetap santun, bahkan antusias dengan suasana kampung wisata ini.

Bahkan, bukan cuma Kota Malang yang turisnya kalem, di Kabupaten Malang atau Kota Batu pun sama.

Ada beberapa hal yang menyebabkan turis mancanegara Malang tidak sebrutal sesamanya yang berlibur ke Bali.

Pertama, tidak ada usaha rental motor yang diperuntukkan bagi warga negara asing, bahkan usaha sewa motor di Malang tidak terlalu banyak.

Kedua, kalau pun boleh berkendara, jalannya terlalu rumit untuk dihafal karena ramai dan berbelit-belit, belum lagi macet di jam sore.

Ketiga, mereka lebih memilih paket tur wisata bagi turis berduit atau backpaker-an sambil berjalan kaki ke tempat wisata tidak jauh dari Stasiun Malang.

Keempat, para wisatawan asing yang berkunjung ke Malang sangat ramah, tidak ada yang arogan.

Memang, Malang tidak sebanyak Bali tentang jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung untuk liburan.

Di sini ada warga negara asing, tetapi lebih banyak untuk menuntut ilmu di beberapa perguruan tinggi negeri.

Bagi masyarakat, tidak selamanya turis yang berulah di Bali bisa disamakan nakalnya dengan turis yang berlibur di Malang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun