Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Pemuda Tidak Lagi Relevan untuk Pembaharuan

28 Oktober 2021   21:28 Diperbarui: 31 Oktober 2021   12:59 300 3
Tanpa gerakan pemuda di tahun 1928 yang menghasilkan Sumpah Pemuda, tentu gerakan kemerdekaan Indonesia mungkin menjadi mustahil. Oleh karena itu kita patut berterimakasih dan menghargai jasa-jasa mereka yang telah berikrar dalam satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, Indonesia.

Di segala zaman, pemuda adalah harapan bangsa, karena di segala zaman, pemuda terbukti menjadi agen pembaharuan yang membawa satu bangsa menjadi bangsa yang lebih baik.

Meski demikian sains bukan dikembangkan oleh pemuda, tetapi oleh mereka yang lebih berumur di atas pemuda. Mungkin sekali itu karena mengembangkan sains membutuhkan waktu yang panjang, yang tidak cukup hanya sepanjang masa dewasa seorang manusia, yaitu sekitar 19 hingga 40 tahun. Rata-rata untuk kebanyakan orang, masa 19-30 tahun adalah masa belajar mengenali hidup, baru di masa 30 tahun lebih seseorang bisa melakukan riset untuk mengembangkan sains. Itu sebabnya sains tidak dikembangkan oleh pemuda, tetapi oleh mereka yang lebih "tua".

Padahal sains adalah ukuran kemajuan sebuah negeri. Berbagai negeri yang tidak maju di dunia adalah negeri yang pemerintahnya mengabaikan sains. Bukan fokus pada sains, pemerintahnya justru membiarkan agama menjadi pemicu konflik atau perang, serta ketidakproduktivitas. Agama dibahas setiap hari di pemerintahan dan masyarakat, hingga mulut mereka berbusa.

Bung Karno pernah menyatakan: "beri aku 10 pemuda, maka akan aku guncang dunia". Di zaman itu pemuda memang terbukti paling menyala dalam soal memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, juga soal revolusi Indonesia. Namun dunia terus berubah. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun