Sebut saja Nina (bukan nama sebenarnya), ia gadis yang cantik. Karena kurangnya pengawasan orang tua, ia tergelincir dalam pergaulan bebas.
Bangku Kelas III di sekolahnya terpaksa harus ia tinggalkan karena perutnya telah membuncit berisi janin dari teman sekelasnya. Akhir tahun yang ia rayakan bersama teman-teman sekelasnya menjadi sarana praktek hubungan terlarang. Pacarnya berhasil memperdayanya, dan ia hamil di luar nikah.
Ayahnya seorang sopir mobil box pengantar es krim, yang penghasilannya tak menentu. Sementara ibunya hanya ibu rumah tangga biasa yang harus berjuang mengirit biaya agar keluarga tetap bisa makan.
Apa boleh buat, Nina harus dinikahkan paksa pada seorang lelaki yang tergolong masih bocah. Hanya upacara akad sederhana tanpa undangan pernikahan. Dan hanya dihadiri oleh tamu kerabat kedua keluarga.