Mohon tunggu...
KOMENTAR
Otomotif

Hubungan Antara Dilan (Berkendara Dalam Jaringan) Dan Milea (Milenial Dalam Berkendara) Dalam Desa Sadar Lalu Lintas

12 Oktober 2020   23:46 Diperbarui: 13 Oktober 2020   00:10 36 0
Pemuda Penggerak adakan kegiatan sosialisasi tentang kesadaran berlalu lintas, sasaran kegiatan ini masyarakat desa dan bekerja sama dengan pihak karang taruna desa, kegiatan ini juga menjadi plat form baru untuk desa serta masyarakatnya yang belum mengetahui tentang lalu lintas, dalam kegiatan ini masyarakat menjadi paham dan mengetahui tentang kesadaran berlalu lintas. Perilaku berlalu lintas masyarakat masih belum aman, cara menggunakan jalan dalam berlalu lintas adalah cermin dari budaya bangsa. Kesantunan dalam berlalu lintas yang dilakukan adalah potret kepribadian diri yang sekaligus menggambarkan budaya bangsa, kalau buruk cara kita berlalu lintas maka buruklah kepribadian kita, secara kolektif keburukan ini menggambarkan buruknya budaya bangsa. Salah satu indikator buruknya perilaku berlalu lintas adalah tingginya pelanggaran terhadap norma-norma berlalu lintas yang ditunjukkan oleh perilaku berlalu lintas yang tidak aman dan mengabaikan sopan santun menggunakan jalan raya. Sebagai akibat lanjutannya, angka korban kecelakaan lalu lintas dari tahun ketahun meningkat seiring dengan tingginya angka kecelakaan lalu lintas itu sendiri, kegiatan ini dijadikan implementasi dalam lomba pelopor community challenge yang diadakan oleh perusahaan pt astra Internasional, komunitas pemuda penggerak ini terdiri atas mahasiswa universitas negeri malang yang bergerak dalam bidang sosial serta kemanusiaan, keadaan masyarakat yang bekerja sebagai tukang kayu dan petani dengan tingkat pendidikan yang rendah serta masyrakat belum bisa mengetahui tentang kesadaran berlalu lintas menggerakkan empati kami sebagai pemuda. Masyarakat yang menggunakan motor untuk aktifitas sehari-hari mereka tidak menggunakan alat berkendara yang baik dan benar, mobil bak terbuka digunakan untuk mengangkut orang, selain dua hal yang perlu di benahi, minimnya minat generasi muda dalam melestarikan budaya kearifan lokal menjadi faktor pendukung yang paling utama, jika dilihat dari potensi desa yang bisa dikembangkan, desa suwawal kecamatan mlongo kabupaten jepara memiliki keindahan alam serta memiliki festival kirab budaya yang menjadi ciri khas budaya di jawa tengah, salah satunya kerajinan ukiran dari batu dan pahatan yang tidak bisa di duplikat oleh provinsi lain, secara geografis Kabupaten Jepara terletak pada bagian utara povinsi Jawa Tengah, dengan batas-batas wilayah sebelah barat dan utara berbatasan dengan laut jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pati dan Kudus, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Demak, untuk jarak terdekat dengan ibu kota Kabupaten Kecamatan Tahunan dengan jarak 7 km, dan jarak terjauh adalah Kecamatan Karimunjawa yaitu 90 km dengan total 16 Kecamatan, 184 Desa dan 11 Kelurahan, Kabupaten Jepara memiliki relief yang beraneka ragam mulai terdiri dari daratan tinggi, dataran rendah dan daerah pantai, fenomena tentang minimnya kesadaran dalam berlalu lintas bukan hanya terjadi di desa suwawal saja jika kita melihat jumlah kendaraan bermotor yang semakin tahun semakin banyak dengan model dan tipe yang semakin canggih serta mengikuti perkembangan zaman, Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018 merilis data terkait perkembangan kendaraan bermotor yang mencapai 146.858.759 unit dan yang tercatat sebanyak 120.101.047 unit sepeda motor, mobil penumpang tercatat sebanyak 16.440.987 dan tiap tahun mengalami penaikan jumlah hal ini membuat semua akses menjadi terbuka lebar serta mudahnya akses dalam hal dunia digital menjadi salah satu peningkatan sumber daya manusia yang semakin deras arusnya dan tidak bisa dibelenggu, adanya undang-undang yang sudah mengatur tentang lalu lintas dan angkutan jalan seakan akan tidak dijadikan acuan dalam berkendara, angka laka lantas pada periode ini terjadi kecelakaan sebanyak 974 kejadian dengan jumlah korban meninggal dunia 189 orang, luka berat 142 orang, luka ringan 1.070 orang dengan total kerugian sebanyak 1,6 miliar, di Indonesia rata-rata 3 orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan di jalan, faktor penyebab kecelakaan terbagi menjadi 3 faktor : 1. Faktor manusia yang berkaitan dengan kemampuan serta karakter pengemudi, 2. Faktor kendaraan yang berkaitan dengan pemenuhan persyaratan tehnik laik jalan, 3. Faktor prasarana dan lingkungan, dari penjelasan serta fakta yang ada di Indonesia maka sudah selayaknya semua stakeholder menunjukkan dan memiliki rasa peduli dalam menjaga keselamatan jalan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun