Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Bunga Mawar yang Kesepian

2 Maret 2020   16:34 Diperbarui: 2 Maret 2020   16:41 149 0
Sydney, 13 februari 2021

Disini,aku berdiri. Meratapi senja di sore hari, masih teringat bayangan seseorang yang selalu menemaniku,selalu membuatku merasa bahagia ketika dia berada di dekatku. Namun, kini semuanya seolah terhempas begitu saja. Mereka pergi meninggalkanku tuk selamanya dengan cinta yang abadi yang merelung dalam jiwa.

Jakarta, 15 januari 2017

Hallo, namaku Anya aku memiliki kakak laki-laki tampan yang bernama Gavin. Dia seperti sosok seorang pengganti ayah yang selalu menuntunku ketika aku berada dalam jalan yang salah. Dia satu tingkat diatasku.

" Nya, pulang bareng Kakak ya. Pak Haris gak bisa jemput. Tadi dia telepon kakak " ucap Gavin sambil mengangkat sebelah alisnya

"Loh kok Pak Haris malah telepon ka Gavin sih,aneh. Yang dijemput aku, yang di telepon siapa." Ucap Anya cemberut

"Halah, gitu doang kamu marah. Tadi Pak Haris ngomong kok kalau dia sempat telepon kamu tapi gak kamu angkat.Pokoknya nanti kamu tungguin kakak ya. Takutnya kakak masih ada pemantapan. Biasa lah kelas XII lagi sibuk-sibuknya." Ucapnya sambil mengelus kepalaku

"Oke,kak. Yaudah nanti aku tunggu di dekat pos satpam yah. jangan lama,kalau lama mending Anya pulang naik angkot aja " ucap Anya sembari pergi meninggalkan Gavin menuju kelas

Sepulang sekolah, Anya duduk sembari memainkan ponsel nya untuk mengatasi kebosanan karena menunggu sang kakak.

30 menit kemudian.

"Anya!!Ayo naik,keburu ujan. Udah sore banget lagi. Maafin kakak ya, tadi emang pak Edward lagi nyampein banyak materi baru." Ucap Gavin merasa bersalah

" Gak papa kok kak, lagian gak terlalu lama. Soalnya pak Karim ngajak becandaan mulu dari tadi hahaha jadi gak bosen deh aku nunggu kakak di pos satpam" ucap Anya dengan tawa yang membahana

"Ya udh,cepet naik" perintah ka Gavin,sembari mengulurkan tangan kepada Anya,Karena Anya memakai rok span

Diperjalanan,mereka pun tak henti-hentinya tertawa. Jika sekilas orang yang melihat, mungkin mereka akan dikira berpacaran, padahal mereka adalah kakak adik yang menggemaskan.

Sesampainya di rumah, Anya langsung memasuki kamarnya. Tak lupa bersalaman kepada sang ibu yang sudah menunggu di depan pintu rumah. Begitu pun dengan Gavin, dia langsung mencium kening ibunya dan pergi ke kamar tuk berganti baju.

"Mahh!" Teriak Anya di dalam kamar

"Anya! Kamu jangan teriak-teriak kalau manggil mamah. Gak sopan ! Turun sini" ucap Gavin,sang kakak yang mencoba menasehati adiknya

"Iya maaf kak " jawab Anya dengan merasa bersalah

"Jangan minta maaf sama kakak,minta maaf sama mamah" ucap Gavin tegas

"Mah Anya minta maaf" ucap Anya merasa bersalah

"Tidak apa-apa,memang ada apa hmm?" Ucap mamahnya lembut sembari mengelus kepala Anya pelan

"Mah,Anya lupa beli ehem, dan sekarang Anya lagi datang bulan. Gimana dong mah. Maafin Anya, Anya gak maksud buat minta-"

"Biar kakak aja yang beliin" potong Gavin

"Tapi kan kakak cowok emang gak malu" Tanya Anya memastikan

"Buat apa malu?toh kakak beliin buat gadis yang kakak sayangin setelah mama" ucap Gavin berlebihan

"Ihh kakak lebay tau ga,eh ngomong - ngomong makasih ya kak" ucap Anya

"Oke, Kakak ambil jaket dulu"

Setelah Gavin pulang membawa kebutuhan Anya, Gavin langsung naik ke lantai atas untuk menyerahkan yang Anya butuhkan ke kamarnya.

Tok...tok..tok...

"Anya,buka pintunya. Ini udah ada" Teriak Gavin di pintu luar kamar Anya

"Kakak masuk aja,soalnya aku gak mungkin beranjak dari kasur."

"Oke,ini. Kakak keluar ya " ucap Gavin sambil menyerahkan barang yang dibutuhkan Anya

"Kak" ucap Anya, dan Gavin pun seketika menghentikan langkahnya

"Ada apa?"

"Sekali lagi,makasih ya" ucap Anya dan dibalas senyuman lembut dari sang kakak

"Oke,kamu kek ditolongin apa aja. Yaudh kakak keluar dulu ya,takut nanti kamu keburu banyak. Kalau ada apa-apa panggil kakak aja. Bye " ucap Gavin sambil menutup pintu dengan pelan

"Aku beruntung punya kakak sehebat kak Gavin. Pah, kak Gavin bener-bener cowok bertanggung jawab. Dia udah ngurus mamah sama Anya yang petakilan ini dengan baik. Semoga aku bisa bales kebaikan ka Gavin selama ini. Dengan belajar sungguh-sungguh. Buat mamah sama kak Gavin bangga disini sama aku. Ya kan pah? Nanti kita kumpul bareng lagi." Ucap pelan Anya sambil menahan tangis

Tak disangka di balik pintu, seseorang masih mendengarkan apa yang gadis remaja itu katakan

"Maafin kakak,Nya."

Paginya mereka siap-siap tuk berangkat ke sekolah

"Anya,hari ini dan seterusnya kamu bareng kakak lagi ya. Pak Haris udah berhenti, karena ga mungkin kita menggaji Pak Haris sedikit,beda ketika masih ada papa. Jadi,kita harus belajar mandiri okay?" Ucap Gavin tak lupa dengan senyum hangatnya

"Oke kak,aku gak apa-apa kok" balas Anya

" Yaudah yu berangkat, kamu udah pamitan kan sama mama?" Tanya Gavin

"Udah dong, yakali sama bidadari cantik aku gak pamitan" jawab Anya

"Yaudah,bidadari kedua kakak ayo naik nanti telat lagi" ucap Gavin menggoda sang adik

"Ihh apaan sih kak,lebay!" Ucap Anya sambil memukul punggung Gavin pelan

Sesampainya di koridor sekolah, mereka pun berjalan beriringan

"Anya, kalau suatu saat nanti kakak pergi. Tolong jaga Mamah ya jangan manja lagi, jangan petakilan" ucap Gavin tiba-tiba

" Apaan sih kak! Kakak mau pergi kemana? Awas aja loh kak kalau kakak tega ninggalin aku sama mama. Aku bakal benci sama kakak." Jawab Anya dengan serious

"Hahaha, apaan sih Nya. Kakak cuman becanda tau gak. Lucu banget sih adek aku" ucap Gavin sembari mencubit pelan pipi adiknya gemas

"Becandaan kakak ga lucu tau!" Ucap Anya menahan tangis lalu pergi meninggal kan kayaknya begitu saja

" Nya! Tunggu! Hey!maafin kakak" teriak Gavin


Sepulang sekolah seperti biasa walaupun masih marah, Anya menunggu sang kakak untuk pulang bersama di pos satpam

"Si neng geulis, kemarin ketawa mulu. Sekarang kok cemburut" ucap Pak Karim selaku satpam sekolah

"Cemberut bapak ih,bukan cemburut" balas Anya masih dengan muka judesnya

"Oh itu maksud saya neng,noh tuh kakakmu sudah datang neng " ucap Pak Karim dan langsung membuat Anya mengalihkan pandangannya

"Yaudah pak, Anya pamit dulu ya Assalamualaikum. "

"Waalaikumsalam"

Sesampainya dirumah, Anya langsung mencium pipi ibunya dan ke kamar begitu saja tanpa mengindahkan panggilan - panggilan sang kakak

"Loh Gavin,kenapa adik kamu. Kok kaya marah gitu." Tanya sang mama lembut

"Iya mah, Anya emang lagi marah sama Gavin. Biasa lah lagi sensi. Yaudah mah, Gavin ke kamar dulu ya ganti baju. " pamit Gavin sopan

"Iya,Mamah tunggu di meja makan ya. Kita makan. Jangan lupa susulin Anya ke kamar,minta maaf sama dia kalau kamu bikin dia kesel. Jadilah anak laki laki yang bertanggung jawab" Perintah sang Mamah tak lupa dengan senyuman lembutnya

"Siap mah" ucap Gavin,lalu berjalan memasuki kamar nya tuk berganti baju.








Tok...tok... Tok....

" Nya,buka pintunya. Maafin kakak,ayo makan." Teriak Gavin di luar pintu kamar Anya

" Aku ga laper kak. Duluan aja" jawab Anya di dalam kamar nya

"Kakak masuk ya" ucap Gavin Dan membuka pintu kamar Anya pelan

"Maafin kakak Nya,kakak ga maksud buat kamu sedih. Kakak kan cuman becanda" ucap Gavin sambil duduk di pinggir ranjang adiknya

" Tapi,aku kepikiran kak. Sumpah! Becanda kakak itu ga enak. Gimana kalau kenyataan? Bayangin aja,disini aku cuman punya kakak sama mamah. Kalau itu bener terjadi. Aku bakal ngapain sama mama disini?" Ucap Anya dengan emosi tanpa sadar air matanya pun ikut mengalir

"Maaf,maafin kakak Nya. Kakak janji kakak gak akan ninggalin kamu sama mama kecuali kehendak dari yang maha kuasa " ucap Gavin sambil memeluk adinya

"Sekarang kita makan ya. Nanti kamu sakit" lanjut Gavin menenangkan

"Oke,maafin aku ya kak. Aku emang agak sensitif akhir-akhir ini." Ucap Anya sambil mengusap air matanya

Di meja makan mereka makan dengan keheningan, berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya selalu penuh dengan canda tawa

"Kalian kenapa sih hmm? Cerita dong sama mama" ucap mama lembut setelah mereka menyelesaikan makannya

"Nggak kok ma, aku sayang mama" ucap Anya sambil memeluk mamanya

"Maafin Gavin ma,Nya" lirih Gavin hampir tak terdengar oleh mereka

"Anya,besok kakak izin ya. Kamu naik angkot dulu gak papa kan?" Tanya Gavin tiba-tiba

"Loh,kakak mau kemana?tumben" Tanya Anya her an

"Nggak,cuman emang ada urusan penting banget" jawab Gavin santai

"Yaudah deh,terserah kakak. Oh iya ma,besok aku pulang sore ya soalnya ada kerja kelompok juga sama temen-temen" izin Anya pada mamanya

Esoknya Gavin pergi lebih pagi dari Anya. Terlihat bahwa raut mukanya sulit tuk di jelaskan.

Sesampainya Gavin di suatu tempat, Gavin langsung memasuki ruangan tersebut. Tertulis di luar ruangan itu "speasialis jantung"

"Dok,bagaimana dengan keadaan saya? Saya sering menuruti apapun perkataan dokter. Apa kemungkinan saya bisa sembuh?" Tanya Gavin penuh harapan

"Maaf mas,saya hanya menyarankan semua itu agar mas Gavin tidak terlalu kesakitan. Mas tetap perlu mendapatkan donor jantung." Ucap dokternya tegas

"Baiklah dok,saya akan menikmati sisa hidup saya. Terima kasih dok"

Beberapa bulan kemudian,penyakit yang diidap Gavin semakin parah. Dia harus segera mendapatkan donor jantung secepatnya. Namun,Gavin tetap kekeh untuk tidak mau memberi tahu penyakitnya kepada ibu dan adiknya.

"Mah,Gavin bakal nginep 3 hari di rumah temen Gavin. Ada hal yang harus Gavin urus. Dan ga memungkinkan buat Gavin untuk bolak-balik dari sini kesana. Gak papa kan ma? Gavin sayang mama" ucap lirih Gavin sambil memeluk ibunya sayang

"Nak,ada apa? Apa ada masalah? Cerita sama mama" ucap pelan ibunya sambil mengusap punggung anaknya

" Nggak ma. Ma kalau Gavin ada salah maafin Gavin. Tolong jaga kesehatan mama ya. Maafin Gavin yang kadang selalu jadi anak bandel" peluk Gavin erat

"Loh, loh ada apa nih peluk-pelukan sambil nangis pula . Anya gak diajak" cemberut Anya

"Sini" ucap Gavin sambil merentangkan tangan nya menyambut Anya memeluknya

"Kakak sayang Anya. Jangan manja lagi ya. Belajar dewasa, jangan ngandelin orang lain mulu. Kamu harus berdiri dengan kaki kamu sendiri. Maafin kakak yang belum jadi kakak terbaik buat kamu." Ucap Gavin seraya melepaskan pelukannya dan mencium kening adiknya lembut

"Kak,kakak gak ada hal yang disembunyiin dari aku kan?" Tanya Anya mulai curiga

" ngga kok,kakak harus pergi ke rumah temen mau nginep. Jagain mama ya. Kakak sayang kamu." Ucap Gavin lirih

"Mah,I love u." Lirih Gavin sambil mencium kening ibunya lama

"Gavin,hati-hati di jalan ya. Kamu jangan lama-lama perginya. Mamah sama Anya bakal kangen sama kamu" balas ibunya sambil menangis seakan tahu apa yang akan terjadi pada anak tampannya.

"Assalamualaikum" pamit Gavin

"Tuhan,jagain mamah dan adik saya. Jika saya tak kembali lagi,tolong buat mereka kuat. Seperti aku yang kuat ketika papa pergi" lirih Gavin sambil memandang halaman depan rumahnya,seakan sedang merekam apapun yang dia lihat

Sesampainya Gavin di rumah sakit,Gavin langsung menemui dokter yang selalu setia menanganinya

"Dok,saya siap. Apapun yang terjadi saya siap." Ucap Gavin tegas

"Ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan?jika kemungkinan terburuk terjadi padamu?" Tanya dokternya lirih

"Tentu,aku sudah menyiapkannya untuk ibu dan adik saya. Dokter mau kan memberikannya kepada 2 orang wanita yang sangat saya cintai di dunia ini?" Tanya Gavin diiringi senyum tulusnya

"Tentu saja Gavin. Persiapkan dirimu besok. Kau harus berhasil" jawab dokter Ashraf seraya menepuk pelan pundak Gavin

"Terima kasih Dok " balas Gavin tersenyum

Esoknya operasi pun berjalan dengan menegangkan

"Dok! Kejut jantung pasien melemah" ucap sister memberi tahu.

Tuuuuuuuutttttttt

Terdengar suara monitor dengan nada lurus memekkakan telinga, memberi tahu bahwa sosok tampan dengan berbagai alat di tubuhnya telah pergi.

"Dia sudah bahagia." Ucap pelan dokternya sembari menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Ia sedih, Karena Gavin adalah sosok yang kuat, penyayang, dan hangat. Gavin adalah anak yang baik.

"Aku akan memberi tahu keluarganya langsung" ucap dokter Ashraf berusaha tegar

"Assalamualaikum..." Ucap dokter Ashraf di telepon

"Waalaikumsalam,dengan siapa?" Jawab orang disebrang sana dengan suara lembutnya

"Tolong datang ke rumah sakit Anggara, Gavin anak ibu berada-

Tuutttt

Ucapan dokter Ashraf terpotong kareta telepon di seberang sana tiba-tiba dimatikan.

Disini lain,ibu Gavin dan Anya menelepon pak Haris untuk membawa mobil ke rumah sakit Anggara dengan terburu-buru

" Cepat pak!" Ucap Anya tak bisa menahan tangisnya sembari menenangkan mama nya yang menangis tanpa henti seolah-olah mereka sudah diberi firasat bahwa anak dan kakaknya sudah pergi

Sesampainya mereka berdua di rumah sakit Anggara. Mereka langsung menuju ruangan dimana Gavin berada. Yang ternyata sudah tertutup dengan kain putih suci tanpa noda

"Kakkkkkkk!!!" Teriak Anya saat melihat kakaknya sudah terbujur kaku tak berdaya

"Gavinnn,ini mama nak. Sayang,hmm. Bukannya mama sudah bilang jangan pergi lama-lama. Ayo pulang sayang, sama mama dan Anya" ucap lirih mamanya sembari membelai pipi Gavin lembut

"Kak,kakak janji sama Anya gak akan ninggalin Anya sama mama. Kakak gak nepatin itu. Kakak bohong sama Anya!!!" Ucap Anya sambil menangis tiada henti, pak Harus berusaha menenangkan 2wanita yang sangat Gavin sayangi itu

"Ibu, dek Anya ini sudah kehendak yang diatas. Gavin adalah anak yang baik, penyayang, dan lembut. Ikhlaskan Gavin pergi, dia akan segera bertemu dengan ayahnya. Percayalah kalian akan dikumpulkan kembali di akhirat nanti. Sekarang doakan saja semoga nak Gavin tenang disana. Jika kalian terus menangis, kasihan nak Gavin. Dia sakit melihat kalian seperti ini. Kalian harus kuat " ucap Pak Haris berusaha tegar tuk memberikan kekuatan pada 2 wanita cantik itu.

" ibu, ini ada surat titipan dari Gavin. Saya Ashraf, dokter yang menangani Gavin selama ini " ucap dokter Ashraf seraya memberikan surat titipan kepada Anya dan mama Gavin

Mama pun dengan segera membuka Surat tersebut dengan dialiri air mata yang seakan tak pernah habis

Dear, The most beautiful woman in the world

Mah, ini Gavin. Anak ganteng mamah yang sayang banget sama mama. Mah, kalau mamah udah baca surat dari Gavin berarti Gavin udah gaada disini. Mah maafin Gavin, Gavin belum jadi anak yang baik buat mama. Selama ini Gavin belum jadi pengganti papa yang baik buat Anya. Maafin Gavin yang nyembunyiin penyakit ini mah, Gavin punya penyakit yang sama kayak papa. Penyakit yang sama yang membuat papa meninggal. Mama jangan nangis ya, mama harus kuat. Aku sayang mama. I love u

Your Son
Gavin Adinata

Mama pun menangis tak kuat menghadapi semua ini. Anak tampannya pergi meninggalkannya tuk selamanya

Tak lama dari itu Anya pun membuka surat yang Gavin tulis untuknya

Dear, The most Beautiful girl in the world

Hi,Anya. Adeknya kakak paling gemesin sejagad raya hahaha... Nya, maafin kakak ya. Kakak gak bisa nepatin janji kakak sama kamu. Jangan manja, jangan pecicilan, Jagain mama ya de. Disini kakak nunggu kamu sama mama. Kakak sayang sama kamu. I love u adek tergemesin kakak.

Sydney 16 februari 2021

Aku kehilangan kakakku , pengganti ayahku. 1 tahun kemudian, ibuku menyusul mereka. Aku menangis sendirian di bumi yang sepi. Aku tak punya seseorang untuk bersandar. Bagaikan bunga mawar yang kesepian, aku sendirian. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk tinggal disini. Untuk menghapus kenangan- kenangan burukku disana. Meski begitu aku sering berkunjung kesana untuk berziarah di makam ayah,kakak,dan ibuku.
Tunggu aku, aku akan segera bertemu kalian. I love u


    Tamat
             









KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun