Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma Pilihan

Meneladani Hikmah Kisah Rasulullah tentang Sedekah, Niat, dan Orang-orang yang Salah

3 Mei 2021   14:49 Diperbarui: 3 Mei 2021   15:01 862 7
Pernah tidak kita mendengar cerita seseorang yang sedemikian kikirnya sehingga begitu sulitnya mengeluarkan sedekah. Ia memiliki berbagai alasan yang membuatnya enggan membagikan hartanya.

Bukan karena ia tidak mampu. Namun ia merasa begitu tak percayanya terhadap setiap orang yang ditemuinya. Ia curiga bahwa orang tersebut sebenarnya bukanlah orang yang tepat menerima sedekah.

Begitu pula jika ada lembaga amal sedekah yang datang. Ia khawatir orang tersebut tidak amanah menyampaikan hartanya kepada yang berhak.

Dan ketika mesjid dan mushola, tempat ibadah kaum muslimin dan muslimat mengetuk pintu rumahnya untuk meminta sumbangan demi kemakmuran dan pembangunan. Ia curiga uangnya akan diselewengkan untuk keperluan lain.

Praktis tidak pernah sedikitpun ia mengelurkan sedekah. Dari sebagian harta yang telah ia peroleh selama ini seumur hidupnya.

Di dalam Kitab Riyadus Shalihin karangan Imam Nawawi terbitan Al-Itishom. Sebuah kitab yang berisikan hadis-hadis yang shoheh dari Rasulullah. Ternyata kasus tersebut pernah disinggung sendiri oleh Rasulullah.

Di dalam kitab tersebut di buku kedua halaman 1021 pada Hadis 58/1867 Hadis Riwayat Bukhari. Ada sebuah kisah menarik yang disabdakan oleh Rasulullah kepada Abu Hurairah ra. Berikut ini cerita yang diambil dari hadis tersebut.

Pada suatu hari ada seseorang yang sangat ingin bersedekah. Begitu inginnya si fulan bersedekah sehingga membuatnya begitu gelisah.

Dia bingung akan diberikan kepada siapa harta yang akan disedekahkannya tersebut. Jika harus bertanya kepada setiap orang, siapa yang benar-benar membutuhkan. Ia takut akan membuat timbul rasa riya'.

Bukankah sebaik-baiknya bersedekah itu adalah yang tidak diketahui oleh orang lain. Ibarat tangan kanan memberi tak perlu tangan kiri mengetahui.

Di tengah kegalauannya akhirnya ia memutuskan untuk tetap bersedekah. Malam hari rasanya sangat tepat untuk menutupi jejaknya. Sehingga takkan ada yang tahu bahwa ia bersedekah.

Pada malam pertama si fulan keluar dari rumahnya berjalan sendirian. Ia kemudian mencari-cari orang yang pertama ditemui untuk diberi sedekah.

Dan akhirnya ia bertemu dengan seseorang yang terlihat sedang ketakutan dan sepertinya sedang dalam kesulitan. Dengan niat ikhlas karena Allah, si Fulan memberikan sedekah.

Pada keesokan paginya ternyata timbul kegemparan di kalangan masyarakat. Tersebar kabar bahwa ada seorang pencuri yang baru saja menerima sedekah tadi malam.

Kabar tersebut sampai juga ke telinga si Fulan. Ia sangat kaget mendengarnya. Tanpa sepengetahuannya ia telah bersedekah kepada si pencuri. "Ya, Allah. Segala puji bagi-Mu. Aku akan bersedekah lagi" serunya.

Malam kedua kembali si Fulan keluar dari rumahnya. Ia akan mencoba mensedekahkan kembali hartanya. Tentunya kepada orang yang dirasanya lebih tepat dari malam sebelumnya.

Saat itu ia bertemu dengan seorang wanita yang sedang berjalan sendirian. Terlihat wanita tersebut sedang termenung. Ah, pasti ia sedang membutuhkan uang. Demikian pikir si Fulan.

Kemudian ia memberikan sejumlah harta kepada wanita tersebut. Yang disambut dengan sangat gembira olehnya. Kemudian si Fulan pulang ke rumahnya.

Paginya masyarakat kembali gempar. Tersiar kabar ada seorang wanita pelacur yang baru saja menerima sedekah dari orang yang tak dikenal.

Alangkah terkejut si Fulan mendengarnya. "Ya Allah. Segala puji bagi-Mu. Wanita pelacur yang menerimanya. Aku akan tetap bersedekah lagi" demikian tekadnya dalam hati.

Malam ketiga kembali si Fulan keluar dari rumahnya. Menjelajahi sudut-sudut yang belum pernah ia singgahi sebelumnya.

Dan kemudian ia bertemu dengan seseorang yang dirasanya tepat. Ia tidak mau sampai salah lagi dalam memilih orang yang menerima sedekahnya.

Keesokan harinya kembali terjadi kehebohan di kalangan masyarakat. Karena ada orang kaya yang semalam katanya menerima sedekah. Tanpa sepengetahuan si Fulan ternyata penerima sedekahnya adalah orang kaya.

Beberapa orang menertawai dan mencemooh orang tak dikenal yang telah bersedekah tersebut. Mereka menilai itu adalah sebuah kebodohan dan kesalahan.

Si Fulan terkejut. Ia sangat sedih mendengar kabar tersebut. "Ya Allah. Segala puji bagi-Mu. Aku bersedekah kepada pencuri, wanita pelacur dan orang kaya." Ada penyesalan dan rasa putus asa dalam hatinya.

Rupanya Allah ingin memberikan petunjuk atas permasalahan tersebut. Dalam riwayat tersebut diceritakan tiba-tiba ada orang yang datang entah dari mana menepuk bahu si Fulan.

"Wahai Fulan. Janganlah engkau bersedih dan menyesali atas apa yang telah engkau sedekahkan. Mudah-mudahan sedekah yang engkau berikan kepada pencuri akan membuat ia berhenti mencuri"

Sejenak ia berhenti dan melanjutkan ucapannya. "Mudah-mudahan sedekah yang engkau berikan kepada wanita pelacur akan membuat ia berhenti berzina. Dan sedekahmu kepada orang kaya akan membuatnya sadar sehingga mau mensedekahkan sebagian hartanya."

Si Fulan seolah-olah terbuka pikiran dan pintu hatinya oleh ucapan orang tersebut. Allah memang Maha membolak-balikkan hati seseorang.

Orang yang bersedekah mendapatkan pahala sesuai niatnya meskipun diterima oleh yang tidak berhak mendapatkanya. Selama dia tidak tahu kondisi sebenarnya orang yang menerima sedekah.

Walaupun yang terbaik memang bersedekah kepada kaum kerabat yang saleh dan orang-orang yang membutuhkan daripada ke selain mereka. Tapi jangan sampai keragu-raguan justru membuat kita enggan berbagi. Wallahu a'lam bish-shawab.


Tangerang, Mei 2021
Mahendra Paripurna

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun