Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Wanyad Sakit

19 November 2021   17:06 Diperbarui: 19 November 2021   17:20 262 2
WANYAD SAKIT

Pagi hari ini Jumat 19 Nopember 2021, kakiku terasa beda ketika menyentuh banjir di depan rumah. Biasanya airnya terasa hangat dan lengket, namun kali ini  dingin dan tidak lengket.

Aku pun bertanya pada tetangga sebelah.
"Nyad, ini banjir air apa?" tanyaku pada Wanyad.
"Air kiriman dari kampung sebelah."
"Oohh bukan, banjir rob, Nyad!"
"Bukan." Jawab man Wanyad.

Aku diam sesaat ketika mendengar  penjelasan banjir kali ini, yang  bukan berasal dari air laut. Ternyata air kiriman dari kampung sebelah saja bisa menimbulkan banjir. (dalam hatiku menjawab kebingunganku sendiri,  yang beberapa hari ini jalan depan rumah terkena banjir rob terus hampir 1 minggu).

Setelah mendapat jawaban dari Wanyad, aku semakin yakin. Bahwa banjir kali ini, karena dapat kiriman dari kampung sebeleh. Yang membuat kakiku terasa sedikit kedinginan.  Karena  sudah selama 6 (enam)  hari berturut-turut, ketika kakiku menyentuh air banjir di depan tumah terasa lengket namun kali ini berbeda.

Permasalahan banjir di kampungku, setelah bertanya pada teman-teman, tetap saja aku sedikit kurang faham tentang proses terjadinya banjir. Baik yang dapat kiriman dari tetangga kampung sebelah dan juga kiriman dari air laut pantai utara.

Aku punya pemikiran yang agak nakal. Bagaimana banjir ini, dapat menjadi potensi, yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Seperti wisata banjir dengan layanan spesialis motor mogok. Karena selama ini, sudah tahu kondisi banjir dan banyak motor mogok. Masih saja banyak pengguna kendaraan bermotor yang tidak memperdulikannya. Sehingga banjir tak menjadi halangan bahasa ndesanya "Trabas."

Adapun yang aku tahu setelah mengintip obrolan ibu-ibu saat beli nasi pagi di warung sebelah rumah. Bicara banjir,  ternyata banyak membuat ibu-ibu  stres. Seperti susahnya  untuk berhenti anak bermain di kolam renang di depan rumah sendiri. Mau masak rumahnya banjir. mau beli keperluan masak juga ke warung jalannya banjir. Ditambah kalau ingat tambak mereka yang pembatasnya hilang semua, sehingga tidak bisa lagi untuk membudidaya ikan dan tidak mendapat pemasukan ekonomi untuk keluarga. Apakah ini yang dapat disebut "Stress tingkat dewa."

Lupakan sakitnya (Stress) orang kampung yang terkena serangan banjir. Karena pada sisi lain, ada teman dari kampung sebelah yang mewacanakan sakit. Apa dikarenakan mengalami kecemasan neorosis atau mungkin sudah berada pada level nyaman.

Man Wayad Sakit

Dalam kehidupan seseorang  ternyata  banyak memiliki tipe berbeda-beda. Ada yang baik dan baik sekali, atau mungkin sebaliknya. Ada yang ingin punya karier cepat ada pula yang hanya ingin menjadi staf biasa saja selamannya.

Tipe tamanku yang satu ini, sepertinya dapat dikatakan agak berbeda, apa ia mengalami gangguan atau mungkin manusia yang tidak ingin diganggu.

Begini ceritanya:

Tawaran usaha ia tolak, dengan alasan katanya mengganggu rutinitas kesehariannya. Padahal yang aku tahu, kesehariannya hanya menyiram bunga didepan rumah, pagi dan sore.

Alasan lain ketika ditawari usaha bersama, tetap saja menolak. Dengan alasan tidak mau berpikir ribet-ribet, katanya mau santai saja. Makan dari pendapatan yang seadanya.

Apalagi untuk menjadi penjaga toko, iya bilang "sudah tua, kan yang namanya penjaga toko harus yang muda-mudah," cletuknya. Padahal menurutku beliau ini tidak tua-tua amat. Masih energi dan suka naik sepeda kemana-mana.

Berbagai tawaran pekerjaan dan kerja sama yang  dilayangkannya, semua ditolak, karena satu alasan yang ia miliki, nanti membuat sakit. Menurutku mungkin alasan dari temanku ini, sepertinya ia sudah dapat  membuat rencana sakit. "Hebat juga yaah" (kata hatiku). Sambil aku binggung sendiri, setiap mendengar jawabannya.

Setelah saya ceritakan sama Man Wanyad tentang temanku ini.
Wanyad bilang "Kalau kaya gitu, seperti adiknya saya."
"Maksudnya gemana Nyad"
"Kakak beradiklah atau sebalas dua belas"
"Oooohh, berarti Wanyad kabeh."
"Yaah, iyalah, masa Wanyad separo."

"Angel- angel cerita sama Man Wanyad, dadi ikut terbawa Wanyad."

Wassalam..
Lukman Randusanga.

























KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun