Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Idul Fitri, Buruh Migran, dan Pandemi

27 Mei 2020   11:31 Diperbarui: 27 Mei 2020   11:30 127 2

Lebaran dan situasi pandemi saat ini mengingatkan saya pada seorang perempuan muda yang pernah bekerja di rumah Ibu kami di Pati, Jawa Tengah hampir 10 tahun yang lalu.

Namanya Rini Kasmiati. Waktu bekerja di rumah kami, ia berusia 20an tahun. Ia anak perempuan satu-satunya dari 4 bersaudara, lahir dari Ibu yang menikah siri dengan ayahnya, seorang pegawai negeri sipil dan telah beristri. Mereka tinggal di rumah kecil berukuran 2x5 meter di tengah kota di Pati, Jawa Tengah. Di rumah berdinding anyaman bambu itu ditinggali Rini, Ibu dan 1 kakak laki-laki, yang lainnya pergi merantau mengadu nasib. Sang ayah telah meninggal dunia.

Keluarga ini tinggal dengan kondisi pas-pasan. Rumah yang waktu itu ditinggali merupakan sokongan dari aparat desa setempat setelah mereka pindah dari kota kabupaten tetangga, Jepara. Tambahan ubin dan juga dinding bersemen yang setengah atasnya masih berupa anyaman bambu, yang terlihat baru saja selesai dipasang merupakan sumbangan dari program pembangunan perkotaan yang disepakati oleh warga di Kelurahan mereka tinggal. Rumah keluarga Rini adalah salah satu penerima manfaatnya.

Ibu Rini berdagang di pasar, hasilnya tak seberapa. Ibunya pun tak bisa menikmati pensiun si Ayah karena status istri 'tak resmi' sesuai perundang-undangan yang berlaku. Hak pensiun adalah hak legal istri pertama. Rini juga tak sampai menyelesaikan pendidikan tingkat pertamanya/SMP. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun