Udara memeluk tak seperti biasanya
Gigil menusuk menembus tulang-belulang,
Kabut pun makin menghitam
Rinai tiba-tiba merintik
Membasahi dedaunan paling hijau
Ada yang diam terpaku
Menatap lorong lengang
Menantikan langkah
Tanda tanya mulai bergemuruh
di kepala
Mungkin hujan akan membanjiri
halaman hati sepagi ini
Atau petir siaga menyambar
senyum paling mekar
Ia basah dalam penantian
Yang ditunggu tak jua bertemu
Jemu beradu keragu-raguan
Debar pun tak beraturan
Seperti anak kecil
sedang diburu ketakutan
Suara gemetar bertandang,
memperjelas deras airmata
Yang hendak meruah di bak wajah
Ini salahmu!
"Matahari membenamKetika buru-buru terbit di matamu"
Sarjo, 22 Oktober 2019