Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Engkau Pergi Tanpa Alasan

1 April 2020   05:47 Diperbarui: 1 April 2020   05:55 97 12

Bagiku kenangan indah bersamamu telah berlalu. Seperti mentari dan senja selalu berganti.
Engkau tahu setelah kepergianmu kala itu di senja temaram di sudut kota kita bercengkrama.

Berulang kali isi kepala ini bertanya.
Kenapa engkau pergi?
Tak ada yang pasti darimu?
Engkau pergi tanpa alasan
Membiarkan aku berpikir sendiri, bagaimana biar rasa ingin memilikimu bisa luntur perlahan-lahan. Seperti baju berwarna yang sering dicuci lama-lama pudar.

Apakah semudah itu, melunturkan cinta yang telah lama bersarang, mungkin sekitar delapan tahun yang lalu. Bahkan kita saling mengikat janji. Purnama saksi bisu bahwa kita akan melanjutkan ke hubungan paling serius.

Beberapa tahun lalu, aku sempat kehilangan arah. Kemana aku  harus menemukanmu, tidak ada kabar berita. Menggantungkan cinta yang telah lama kita bina.

Setelah sekian lama terkatung-katung tak ada kabar darimu. Aku kembali membuka pintu hati ini dengan seorang lelaki yang mengerti aku.

Biarlah kenangan indah, janji manis sehidup semati, tinggalkan di buku lama. Hidup ini terus berlanjut, segala luka, duka telah mampu kulepaskan. Biarkanlah aku dicintai daripada menunggu ketidakpastian darimu.

Setelah kuputuskan membuka lembaran baru, engkau datang lagi menawarkan madu cinta. Aku sudah tidak muda lagi. Sudah memiliki buah hati bersama belahan jiwa.
Apakah engkau buta masih saja mengharapkan lautan cinta dariku.

Tapi hatiku telah tertutup rapat-rapat walaupun engkau memohon, meminta, dengan wajah memelas tidak akan pernah bisa mencintaimu lagi.
Rasa cinta yang dulu sempat menggebu-gebu telah lama terkubur seperti manusia terkubur lama-lama menjadi tanah. Tak mungkin hidup lagi. Aku hanya berdoa engkau menemukan pelabuhan cinta dengan seorang gadis yang lebih baik dari aku.

Erina Purba
Bekasi,01042020



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun