Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Celoteh Kerinduan Ayah

11 September 2020   22:20 Diperbarui: 11 September 2020   22:22 122 9
Ayah,
Di rumahmu yang nisan
Aku anakmu bersimbah air mata
Menghitung hari-hari sepi tanpa dirimu

Ayah,
Sampaikanlah pada surga
Bahwa aku anakmu belum menerima aturan takdirnya
Yang memanggilmu pulang
Di saat aku masih ingusan
Masih butuh kasih sayangmu

Ayah
Hari-hari terlalui berganti dekade
Aku masih berdiri di tanah yang fana
Belajar menerima realita
Tentang mata yang harus terbiasa
Menerima ketiadaan ayah
Di balai-balai dapur


Ayah
Bibirku selalu bergetar
Mengucapkan bait-bait kesedihan
Tatkala pikiran ini selalu mengenang
Sakitmu yang menyiksa
Tanpa kepedulian kerabatmu
Yang kau banggakan

Ayah
Apakah ini adalah drama hidup
Yang mana waktu sehatmu
Kau selalu dihormati dan dijunjung sanak saudara
Tapi saat sakitmu
Kau terbaring berbantal sepi
Yang dipenuhi omelan-omelan penghinaan
Dari sanak saudara

Ayah,
Bulir-bulir air mataku terus menetes
Perihal, terpejam matamu yang terakhir
Tanpa aku di sampingmu
Sehingga membuat aku memaki diriku dengan kasar
Bahwa aku tak bisa membuatmu bahagia
Dan menemanimu di detik-detik kau terpanggil pulang

Ayah,
Apa kabarmu di surga sana?
Apakah kau bisa merasakan
Beratnya hidupku
Yang menapaki jalan sengsara
Tanpa bisa mengadu segala polemik hidupku
Pada dirimu yang sangat bijak

Ayah,
Lihat dari atas
Aku bersama sepi
Selalu merebah di ranjang nestapa
Penuh gigil kesusahan
Bertahan hidup

Ayah,
Mungkin kasih sayangmu tak selembut belaian mamah
Tapi darimu aku belajar banyak hal
Bahwa hidup ini harus penuh perjuangan

Ayah,
Semoga selalu tenang di surga sana
Maaf aku terlalu berkeluh-kesah
Sebab aku masih membutuhkan sosokmu
Yang membimbing aku berjalan menatap masa depan

Ayah,
Doaku selalu untukmu
Titip salam buat penghuni surga yang lain
Aku berjanji dengan sahaja
Bahwa keluhan yang tertulis
Hanya sebatas angin lalu
Sebab aku akan terus hidup
Dan berjuang mandiri
Tanpa sungut-sungut
Hingga ajal memanggilku
Menemui ayah kembali di surga

Kediri, 11 September 2020
Buah Karya: Abdul Azis (Le Putra Marsyah)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun