Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Perbandingan Sosial Masyarakat Desa dan Kota

13 Januari 2021   17:28 Diperbarui: 14 Januari 2021   20:02 994 0
Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (yang dikepalai oleh seorang kepala desa). Masyarakat desa adalah masyarakat setempat artinya suatu kelompok tertentu yang menyelenggarakan kegiatan hidupnya di suatu wilayah sesuai dengan tingkat peradabannya.
Suatu pedesaan dikatakan masih sulit untuk berkembang, dikarenakan bertentangan dengan adat istiadat yang turun temurun di masyarakat pedesaan tersebut sehingga masyarakat sangat tertutup dengan hal-hal yang baru karena mereka masih memegang teguh adat-adat yang leluhur mereka ajarkan.

Masyarakat pedesaan dalam hidup bermasyarakat, biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Yang ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di manapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat atau dengan kata lain sering disebut dengan masyarakat desa adalah makhluk sosial, karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.

Sistem kehidupan di pedesaan dilakukan secara berkelompok dan atas dasar sistem kekeluargaan yang menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu adalah bagaimana pertama-tama hubungan kekerabatannya. Dimana sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatannya masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya seperi tukang bangunan dan lain sebagainya, akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah mayoritas pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian, hanya merupakan pekerjaan sambilan saja, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.

Kota adalah suatu pemukiman yang mempunyai bangunan-bangunan perumahan yang berjarak relatif padat dan yang mempunyai sarana-sarana dan prasarana-prasarana serta fasilitas-fasilitas yang relatif memadai guna memenuhi kebutuhan penduduknya.  
Masyarakat kota adalah masyarakat sosial. Pada masyarakat kota, anggota-anggotanya berpisah-pisah, saling tidak mengenal, dan lebih terikat kontak kekeluargaan, hubungannya serba lugas, lepas dari pribadi dan sentimen serta ikatan tradisi dengan tanpa kepemimpinan mapan.
Kehidupan masyarakat kota dari segi keagamaannya berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain atau sering disebut dengan manusia perorangan atau individualis. Di kota, kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan kepentingan paham politik, perbedaan agama dan sebagainya. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan bahwa interaksi–interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata. Misalnya seorang pegawai negeri lebih banyak bergaul dengan rekan-rekannya daripada dengan tukang-tukang becak, tukang kelontong atau pedagang kaki lima lainnya. Dan dari segi sukarela masyarakat kota menggabungkan dirinya pada suatu perkumpulan (organisasi) yang disukainya, walaupun sebagian organisasi mempropagandakan organisasinya untuk mencari anggota, yang terpenting adalah masyarakat kota masih juga mengutamakan perkumpulan (hubungan) dengan orang lain, meskipun hanya terbatas pada hubungan organisasi saja.

Perubahan-perubahan sosial tampak dengan jelas dan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar. Hal ini sering menimbulkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda. Oleh karena itu, golongan muda yang belum sepenuhnya terwujud kepribadiannya, lebih sering mengikuti pola-pola baru dalam kehidupannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun