"Kita ini mirip pengamen," kata teman sesama gemar menulis. Ngamen tanpa musik dan gitar atau ukulele kayak abang-abang di dalam bus. Salam, Bang. Nasib kita sama. Tapi kayaknya kok lebih mirip jualan olshop teman yang storynya sampe titik-titik tak berujung. Entahlah.
Kali ini saya menulis saat saya dan doi sedang LDR-an. Dengan begini saya seperti 5 tahun lebih muda, karena kami saling berkirim SMS di jaman orang-orang pada Video Call pacar. Kuota internetnya habis. Baru saja dia telpon, tapi buru-buru saya matikan. "Maaf lagi nulis, Mas." Semoga saya tidak dinilai istri yang durhaka.
Saya percaya dia orang baik yang mudah memaafkan, yang menyayangi pasangan dengan sepenuh hati, dengan cinta dan romantisme seperti drakor yang sudah pakai subtitle Indo. Ibu saya juga yakin dia orang baik, sebaik lelaki dalam film Indosiar yang sering ditonton beliau.