Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Kepulauan Buton di 2020

30 Maret 2020   08:05 Diperbarui: 29 April 2020   01:47 112 0
Sulawesi Tenggara, Ibarat sebuah pohon yang tumbuh besar, daunnya hijau nan lebat, berbunga, dan telah berbuah. Akarnya menancap kokoh kebumi. Dari pohon itu tumbuh pula tunas-tunas baru dari akar akarnya yang menjalar.Lama kelamaan tunas-tunas baru itu berubah pula menjadi sebuah pohon besar dan rimbun. Pohon-pohon itu kemudian sudah mampu berfotosintesis, menyuplai bahan makanannya sendiri, tidak lagi mengharapkan suplai bahan dari batang utamanya.

Tunas baru itu adalah Buton. Kepulauan Buton ibarat sebuah tunas baru yang kini bukan hanya baru bisa berfotosintesis tetapi juga sudah menghasilkan buah sendiri (sudah berbuah Wakatobi, Butur, Buteng, Busel dan Baubau).

Maka Kepton sudah saatnya di mekarkan demi percepatan pembangunan dan pelayanan administrasi yang lebih efektif dan efisien.

Atau karena karena alasan-alasan histori lainnya.

Dulu Kepton adalah sebuah kesultanan yang merdeka. Kepton memenuhi syarat sebuah negara yang berdaulat, yakni: punya wilayah, punya  rakyat, punya pemerintahan  yang berdaulat serta di akui oleh negara lain. Posisi Kepton saat itu sama dengan Kesultan Jogya yang kini mendapat hak istimewa.

Tentu saja alasan sejarah ini perlu menjadi pertimbangan pusat untuk meloloskan Kepton sebagai DOB baru.  Sebab Buton bergabung dengan NKRI sukarela tanpa syarat. Berbeda dengan daerah-daerah lain yang batuk-batuk dulu. Maka sudah seharusnya Jakarta menghargai bekas Kesultan Buton ini menjadi sebuah propinsi baru.

Untuk di ketahui ada tiga kerajaan besar di Indonesia timur, yakni Gowa, Buton dan Ternate. Kerajaan Gowa kini Propinsi Sulawesi Selatan. Kerajaan Ternate kini Propinsi Maluku Utara. Dan sebentar lagi propinsi Kepton, eks Kesultanan Buton. Takbir.

KABARAKATINA TANAH WOLIO. BHALUWU PEROPA--DHETE KATAPI.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun