Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Kiat Mudah Memahami Sejarah bagi Pemula

20 Agustus 2019   10:05 Diperbarui: 20 Agustus 2019   10:10 169 2
Banyak di antara kita yang belum tahu cara menguji kebenaran sebuah cerita. Ada yang mengatakan ini ini sejarah dari leluhur, ada pula yang berpendapat ini cerita fantasi yang telah disandur pada salah satu tokoh maupun peristiwa. Maka ada semacam bias dalam merenungkan apakah ini benar adanya?

Contohnya saja cerita Timun Mas yang populer di Pulau Jawa. Sebagian beranggapan bahwa ini cerita fiksi, hanya saja ada beberapa poin yang berasal dari kejadian nyata dan benar-benar terjadi di masa lalu. Pada bagian Sang Raksasa terjebak dalam lumpur dari kantong ajaib milik Timun Mas, ada fakta menarik di mana lumpur yang ada dalam cerita Timun Mas ini berasal dari masa Kerajaan Jenggala, yang sekarang wilayahnya menjadi Kabupaten Sidoarjo.

Jadi saya akan sedikit berbagi kiat mudah memahami sejarah bagi Kawan yang berniat mempelajarinya. Ingat, sejarah bukan sekadar dihafal, tetapi dipahami. Cara memahaminya bisa dengan cara mendalami kisah atau peran tiap tokoh. Hanya saja bagaimana caranya? Bagaimana memahami kisah jika kita sendiri tidak tahu bahannya?

Tenang, ada cara mudah dalam mempersiapkan amunisinya. Langkah awal yang akan membawa Kawan kembali ke masa lalu tanpa perlu mengajak Doraemon. Jadi yang perlu Kawan lakukan adalah menyiapkan bahan kajian berupa data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Ada empat sumber utama dalam mempelajari sejarah, aslinya ada banyak sekali sumber, tetapi saya ringkas menjadi empat saja agar mudah dipelajari dan mudah dilakukan oleh mereka yang awam sekalipun. Jadi di sini ada poin utama dalam mencari sumber sejarah:

Data tertulis
Cerita rakyat
Saksi sejarah
Artefak

A.Data tertulis

Poin pertama adalah data tertulis. Data tertulis sangat penting sebagai modal utama menggali sejarah. Dengan data tertulis akan memperkuat cerita dan pemahaman semua orang baik si pencari fakta maupun masyarakat luas. Selain itu, data tertulis dapat dipertanggungjawabkan jika terjadi sesuatu mengenai perbedaan pendapat maupun pengkajian sebuah kebenaran.
Sebagai contoh, mari kita kembali lagi soal cerita Timun Mas. Apa benar kejadian Timun Mas itu ada di Sidoarjo? Bila saya jawab bisa jadi, bisa benar dan juga bisa salah. Namun, saya berani berkata bisa jadi benar karena ada data tertulis yang menguatkan pendapat saya ini.

Menurut Awang Harun Satyana, seorang yang menuliskan artikel Bencana Geologi dalam Sandhykla Jenggala dan Majapahit: Hipotesis Erupsi Gunung Lumpur Historis Berdasarkan Kitab Pararaton, Serat Kanda, Babad Tanah Jawi; Folklor Timun Mas; Analogi Erupsi LUSI; dan Analisis Geologi Depresi Kendeng-Delta Brantas. Beliau menuliskan artikel kejadian Lumpur Lapindo dan korelasinya dengan kejadian yang sama di masa kerajaaan Jenggolo dan Majapahit.

Artikel yang telah dirilis di repositori.kemdikbud.go.id ini menjadi bahan acuan yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Itu karena memiliki sumber tertulis yang jelas dan telah diteliti oleh para pakar. Jadi kita bisa mengambil acuan dari data tersebut. Bagi Kawan yang baru belajar, sering-seringlah membaca baik membaca tulisan maupun membaca keadaan yang ada di sekitar kita agar terasah kemampuan merangkai kisah kita. Mengumpulkan data tertulis dapat berupa artikel ilmiah, jurnal penelitian, koran, buku catatan dan apa saja yang memuat informasi penting.

Mempersiapkan data tertulis itu sangat penting bagi kita yang tidak punya dasar sejarah yang kuat. Data tertulis akan menolong kita dalam sebuah perencanaan menulis atau mendalami tokoh dan peristiwa. Data yang harus dimiliki pun juga sebaiknya lebih dari satu sumber agar dapat obyektif dan tidak berat sebelah, sebab sejarah adalah permainan sudut pandang. Belum tentu hitam selalu hitam dan putih selalu putih.  


B.Cerita rakyat

 Kemudian, selain data tertulis ada juga cerita rakyat. Cerita rakyat itu adalah certia yang dipercaya oleh sebagian besar masyarakat dan berkembang secara turun temurun. Cerita rakyat ada banyak bentuk menurut jenisnya. Menurut William R. Bascom, cerita rakyat terdiri dari tiga golongan besar, yaitu:

Mite (myth)

Mite atau mitos ialah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh pemilik cerita. Biasanya tokoh cerita diperankan oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Disajikan dalam bentuk prosa dan disampaikan dalam sebuah ritual masyarakat.

Mite menceritakan kisah masa lalu dan mengandung banyak pesan tersirat di dalamnya, biasanya menceritkan tentang terjadinya alam semesta dan terbentuknya sebuah komunitas di suatu wilayah yang mereka tempati. Dalam meneliti mitos, ada empat cara mengetahui asal muasalnya yaitu:

Euhemerisme

Euhemerisme atau penafsiran sejarah yang aslinya ini nyata baik kejadian maupun pelakunya, namun ceritanya dilebih-lebihkan seakan-akan kejadian atau tokoh tersebut memiliki sesuatu lain dari yang lain.

Contohnya adalah penggambaran Airlangga sebagai Dewa Wisnu karena membangun bendungan atau Jayabaya yang dianggap manusia sakti yang dapat meramal masa depan.

Alegori

Alegori merupakan penggambaran alam semesta yang dijadikan sebuah kisah. Biasanya fenomena alam ditafsirkan sebagai watak tokoh atau ciri khasnya. Contoh yang paling gampang adalah penggambaran Gunung semeru yang dianggap sebagai tempat bersemayamnya para dewa-dewi di tanah Jawa.

Atau Asta Brata di mana setiap penjuru mata angin memiliki sifat para dewa dalam kepercayaan hindu di masa kerajaan Majapahit. Maka setiap fenomena yang ada ditafsirkan sebagai pertanda penting oleh masyarakat sekitar.

Personifikasi

Personafikasi adalah penggambaran benda mati memiliki semacam nyawa dan pikiran. Bila alegori cenderung menceritakan tokoh berdasarkan fenomena alam, maka untuk personifikasi cenderung menceritakan tokoh berdasarkan fungsi benda yang memiliki wataknya sendiri.

Sebagai contoh, kita ambil cerita keris Kala Munyer milik Sunan Giri yang diceritakan ini adalah sebuah pena (kalam), kemudian berubah menjadi keris yang dapat terbang dan berputar-putar yang sanggup memorakporandakan pasukan Patih Gajah Mada. Meskipun ada sedikit perbedaan versi, tetapi kita dapat mengambil pesan tersirat di dalamnya bahwa pena jauh lebih berbahaya dibanding senjata.

Mitos-ritual

Yang terakhir ada Mitos-ritual. Mitos ini selalu dihubungkan dengan sebuah ritual tertentu yang memiliki nilai tertentu agar masyarakat tahu mengapa mereka melakukanya. Biasanya ini yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat kita.

Misalnya, larangan menggunakan baju berwarna hijau di sekitar laut selatan. Meski dapat dijelaskan secara ilmiah mengapa tidak dianjurkan memakai baju warna hijau, rupanya keyakinan akan sosok penunggu sudah melekat dalam benak masyarakat sekitar.

Legenda (legend)

Legenda adalah cerita rakyat yang mirip dengan mitos, tetapi tidak dianggap suci, ditokohi oleh manusia atau makhluk lain seperti makhluk supranatural dan binatang. Legenda lebih fokus pada penceritaan asal-muasal tempat atau sebab sebuah peristiwa. Contohnya saja legenda terciptanya Selat Bali atau terbentuknya Gunung Bromo.

Penulis atau pencetus legenda tidak diketahui siapa gerangan, tetapi masyarakat sangat yakin bila cerita itu ada. Sama seperti mitos, legenda adalah cerita yang sengaja dilebihkan, tetapi masih dalam tahap yang membumi dan bisa diterima semua kalangan. Oh iya, Kawan, dalam legenda ada beberapa bukti sejarah yang dapat dipelajari langsung berdasarkan cerita dalam legenda.

Legenda dapat dipelajari dengan mengamati isi cerita dan melakukan observasi lokasi demi merangkai sususan cerita. Dengan demikian akan ditemukan sebuah fakta menarik dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ingat Kawan, mendalami peran dan kisah bisa dimulai dengan mempelajari legenda dahulu agar kemampuan menganalisa kita semakin terasah dan peka dengan keadaan sekitar.

Dongeng (folktale)

Dongeng merupakan cerita proses rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang pemilik cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat. Jadi dongeng bersifat universal dan bisa menggambarkan kejadian lintas waktu. Menurut Danandjaja, cerita rakyat aslinya adalah kumpulan dari sebagian kebudayaan masyarakat yang tersebar dan diwariskan turun-temurun secara tradisional.

Dongeng mengungkapkan kepada pola pikir masyarakat tanpa kita sadari. Dongeng juga mengabadikan peristiwa apa saja yang dirasa penting dari masa tertentu oleh masyarakat sekitar. Seperti janji saya sebelumnya, Timun Mas termasuk bentuk cerita rakyat yang menceritakan ada semburan lumpur di daerah yang kita kenal saat ini sebagai Kabupaten Sidoarjo.

C.Saksi sejarah

Bila Kawan merasa sukar menemukan data tertulis maupun cerita masyarakat, Kawan dapat mengambil metode penelitian dengan menggunakan saksi sejarah. Menurut saya, ini jauh lebih otentik kebenarannya karena ada pelakunya atau setidaknya saksi sejarah yang pernah mengetahui sebuah peristiwa yang terjadi.

Dalam mengambil data dari saksi sejarah, ada dua hal penting yang harus kita perhatikan dalam memutuskan saksi sejarah. Yang pertama adalah dia bisa dipercaya atau tidak, sebab banyak sekali pihak yang tidak bertanggung jawab mengatasnamakan saksi sejarah demi kepentingan pribadi atau sebuah golongan demi membenarkan pendapat mereka. Yang kedua adalah harus obyektif dalam menyaring berita. Jujur dalam sejarah ada dua pendapat yang punya kepentingan, yaitu kepentingan dari sang pemenang sejarah dan kepentingan dari mereka yang kalah dalam peristiwa. Bisa saja ada sesuatu yang disembunyikan atau ditambahkan dalam pengambilan data.

Sebelumnya, saya akan menjelaskan soal jenis saksi sejarah yang dapat dijadikan acuan. Saksi sejarah terbagi menjadi dua yaitu:

Saksi Otentik

Yaitu saksi sejarah yang terlibat langsung atau pernah melihat, mendengarkan, atau mengetahui sebuah peristiwa. Saksi otentik merupakan penduduk setempat atau pendatang yang telah lama tinggal di tempat tersebut. Dan diusahakan mencari saksi sejarah yang masih menggunakan bahasa daerah atau mereka yang dianggap sesepuh di sana agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Saksi Ahli

Yaitu saksi sejarah yang mengetahui peristiwa tersebut meski tidak pernah mengalaminya. Biasanya, saksi ahli adalah akademisi atau seorang pakar yang mengetahui seluk beluk sejarah dari data yang dimilikinya atau dari masyarakat setempat yang diolah menjadi data yang tertulis.

Dengan mencari saksi sejarah sebenarnya kita memiliki tiga keuntungan tersendiri. Keuntungan tersebut adalah keuntungan mendapat data tertulis, cerita rakyat, serta penjelasan tentang artefak. Meski sedikit susah karena harus benar-benar selektif memilihnya, tetapi keuntungan yang kita dapat juga lebih besar dibanding memakai data tertulis atau cerita rakyat.

D. Artefak

Sebenernya artefak adalah data pelengkap dari seluruh pengambilan data, tetapi tanpa artefak kita akan sulit merekonstruksi sebuah peristiwa. Ngomong-ngomong tahukah Kawan apa itu artefak? Artefak adalah benda peninggalan bersejarah yang dibuat oleh manusia dan bersifat bergerak.

Artefak bisa berupa alat bantu sehari-hari, prasasti, lempengan atau kertas. Bisa juga berupa senjata atau kerajinan tangan yang menggambarkan kehidupan sehari-hari. Artefak cukup membantu kita dalam mengambil hipotesis dan sebuah keputusan. Kita dapat mengetahui cara kerja dari sebuah barang dan apa yang bisa dilakukan oleh para pelaku di masa lampau.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun