Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Ustadz Dzulqarnain di Mata Orang Makassar

29 September 2014   16:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:05 8504 0
Bismillahirrohmaanirrohiim

Ustadz Dzulqarnain di Mata Seorang Ikhwah

Termasuk orang yang paling berharga dalam kehidupan saya adalah al-Ustadz Dzulqarnain -hafizhohulloh-. Sosok kharismatik, cerdas, dan masih muda. Beliau memang tidak mengenal saya, namun dalam kehidupan pribadi saya, khususnya terkait pengetahuan agama, beliau punya peranan penting.

Kalau tidak salah, tahun 2007, di sinilah paling awal saya mengenal nama beliau. Berbeda dengan ustadz-ustadz lain dan kakak beliau, yakni al-Ustadz Khidir -hafizhohulloh- yang saya mengenalnya lebih awal. Ustadz Khidir ceramah-ceramah beliau sangat inspiratif dan menggerakkan, itulah yang senantiasa teringat.

Saat itu, selepas dari taklim al-Ustadz Abdul Qodir di Masjid UIN Alauddin Makassar, saya diajak oleh seorang kawan bernama Wahyu (Manado) untuk menuju ke tempatnya di Jalan Mallengkeri. Saat itu beliau menetap di masjid karena ditugasi menjadi imam rawatib.

Selepas sholat magrib di sana, kami bercakap-cakap, sharing, sampai kemudian sahabat saya ini mengenalkan sosok Ustadz Dzulqarnain, adik Ustadz Khidir.

Beliau berkata kira-kira seperti ini saat itu, "Antum coba dengarkan ceramah Ustadz Dzulqarnain tentang 'Dahsyatnya Api Neraka', di situ masya Alloh, sangat bagus dan sedih."

Dalah hati, saya penasaran. Bagaimana sih dakwah ustadz yang disodorkan sahabat saya ini? Apa memang mantab?

Pulang dari silaturrahmi itu, esoknya saya mencoba cari dimana bisa mendapatkan ceramah ustadz fenomenal itu. Singkat cerita, saya dapat, lalu tak lama kemudian saya dengarkan ceramah "Dahsyatnya Api Neraka", ternyata masya Alloh, sambil mendengarkan... sedih rasaya, terharu, dan ilmu. Bagaimana tidak, isi ceramah ini benar-benar berbobot dan penuh dalil.

Di sinilah saya mulai kagum dengan ayah 4 orang anak ini -hafizhohulloh-. Maka beberapa hari ke depannya, saya mencari beberapa ceramah beliau untuk dikoleksi dan mau diambil faedahnya. Sampai-sampai saya memesan di Tasjilat Al Madinah Surakarta untuk memesan beberapa kaset CD ceramah murid cerdas Syaikh Muqbil ini. Ada sekitar 7 kaset yang dipesan, ada persoalan tauhid, fiqih, dan muamalah.

Itulah sepenggal kisah pribadi saya mengenal sosok ustadz kharismatik ini. Dan seingat saya, baru 2 kali bersalaman dengan beliau.

Pertama saat usai sholat Idul Adha sekitar tahun 2011 di sebuh masjid yang berada di perbatasan Gowa-Makassar. Dan kedua, saat pernikahan anak dari Ustadz Khidir tahun 2014 di Ponpes As-Sunnah.

Beliau pula termasuk penulis yang produktif menulis buku yang saya kenal, diantaranya:

1. Meraih Kemuliaan Melalui Jihad Bukan Kenistaan

2. Renungan Bermakna Saat Musibah Melanda

3. Keajaiban Lailatul Qadri

4. Panduan Puasa Ramadhan

5. Indahnya Sholat Malam

6. Nasehat Untuk Wahdah Islamiyah (E-book)

7. Mendulang Pahala di Bulan Dzulhijjah

8. Antara Jihad dan Terorisme

9. Jerat-Jerat Dosa & Maksiat

10. Menggapai Ampunan Allah

11. dan buku yang baru-baru ini beliau tulis 'Pedoman Syariat dalam Menilai Peristiwa (ISIS, AL-QAIDAH, BOKO HARAM, KUDETA, TERORIMSE, DLL)'.

Masya Alloh, itulah karya-karya ustadz cerdas kelahiran Makassar pada tanggal 12 Agustus 1976, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia ini.

Dan masih banyak lagi tulisan beliau dimuat di beberapa majalah. Saya sangat kagum terhadap beliau. Barokallohu fik, ya ustadz.

Dan yang paling mengagumkan dari beliau, saat Dauroh HUKUM-HUKUM SEPUTAR QURBAN DAN DZULHIJJAH (Pembahasan Kitab Udhhiyah dari Shahih Muslim) kemarin Jum’at, 2 Dzulhijjah 1435/26 September 2014 di Ponpes As-Sunnah, Jln. Baji Rupa, Makassar. Beliau kalau bicara rawi hadits, masya Alloh, lengkap dengan nama lengkap dan asal-usul perawinya tanpa melihat buku.

Allohu akbar!

Alih-alih beberapa ikhwah mengisyaratkan kekaguman, seperti:

Al-Akh Abu Shoffiyah berkata,
"Saat mnghadiri kajian bliau di solo skitar setahun yg lalu, kajian 2 hari kitab puasa shahih muslim, bliau hafidzahullah membaca nama2 perawi hadits (yg kadang hnya trtulis kunyahnya saja), bliau selalu menjelaskan perawi tersebut dg nama lengkapnya dan tempat tinggalnya.

Contohnya "dari Yahya bin Yahya, beliau adalah Yahya bin Yahya bin ..... bin ...... an-naisabury, dari naisabur). MasyaaAllah. Ana ingat juga saat itu bliau brkata bahwa inilah keutamaan belajar hadits, kita mengetahui ada 1 hadits diriwayatkan dari bnyak jalan. Hal ini membuat kita tenang dalam beramal, karena mengtahui bahwa apa yg kita amalkan benar2 di atas ilmu). Au kama qala hafidzahullah."

Ustadz Arif M. Sunusi hafizhohulloh berkata,
"kalo saya paling sering dapati ustadz lainnya kadang nelpon kebeliau (Ustadz Dzulqarnain) bertanya, apa kedudukan hadits ini, kemudian tanpa berpikir lama sebutkan illahnya(cacatnya), kata beliau; hadits ini lemah karna didalamnya terdapat rowi yg bernama fulan bin fulan, sedangkan dia lemah,,dst."

Dan beberapa ikhwah yang ikut memberikan testimoni tentang beliau sebagai berikut,

Al-Akh Tri Agung Wibowo berkata,
"Yg membuat ana kagum adalah beliau tetap diam meskipun terus menerus di sudutkan.tidak membalas.pdhal kalo beliau mau sy yakin mereka akan di hujani dalil tanpa henti."

Al-Akh Thalibul Ilmi berkata,
"Ust Dzul hafizhahulloh telah banyak mengajarkan ilmu kpd ana. Smg menjadi amal jariah bagi beliau. Tdlklah ana berbicara krn ana tdk ridho beliau terzholimi. Wahai guruku teruskan langkahmu, belajar dan megajarkan ilmu kpd kami. Insya Alloh ana akan membelamu selama engkau berada di atas al-Haq. Ana mencintaimu karena Alloh."

Al-Akh Abu Uways Al-Makassary berkata,
"Alhamdulillah Allah menakdirkanku mengenal dakwah melalui perantara beliau. Sesuai dgn nasehat beliau yg selalu beliau sampaikan, TERUSLAH BELAJAR. Demikianlah yg beliau dapatkan sekarang, karena keilmuan beliau yg mndalam mnjadikan beliau lebih tawadhu dan lebih hikmah dlm berdakwah. Semoga Allah senantiasa mnjaga beliau."

Masya Alloh!

Sungguh inilah keutamaan orang berilmu. Bukan karena harta beliau dikenal, namun dengan ilmu.

Alloh azza wa jalla berfirman,

“Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki.”
(Yusuf: 76)

Al-Imam Malik rohimahulloh ketika menafsirkan ayat ini berkata: “Yaitu dengan ilmu.”

Semoga kiprah beliau hafizhohulloh senantiasa berberkah. Memberikan pencerahan kepada ummat. Dan senantiasa dikokohkan di atas sunnah.

Hafizhohulloh, al-Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi.

(Abu Hanin)
--Tanwirussunnah, 3 Dzulhijjah 1435 H

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun