Mohon tunggu...
KOMENTAR
Hobby Artikel Utama

Deretan "Artikel Paling Banyak Dinilai Sepanjang 2020" di Kompasiana

7 Januari 2021   08:05 Diperbarui: 8 Januari 2021   17:32 1562 29
Menghasilkan sebuah karya artikel dan dinilai banyak orang adalah suatu kebangaan tersendiri. Terlebih, artikel tersebut paling banyak dinilai di Kompasiana.

Setelah 20 konten "Artikel Utama" berdasarkan jumlah pembaca tertinggi yang tercatat di mesin statistik Kompasiana sebelumnya, kini mari kita lihat deretan "Artikel Paling Banyak Dinilai Sepanjang 2020" di Kompasiana.

Berikut artikel-artikelnya:

1. 10 Kali Berturut-turut Dapat K-Reward dalam Usia 77 Tahun
Artikel pertama yang paling banyak mendapat penilaian jatuh pada tulisan Kompasianer Roselina Tjiptadinata dengan judul 10 Kali Berturut-turut Dapat K-Reward dalam Usia 77 Tahun.

Seperti judulnya, Kompasianer menceritakan ia telah mendapatkan K-Reward 10 kali berturut-turut dalam usianya yang sudah menginjak 77 tahun. (Baca artikelnya di sini)

Setelah membaca ini, apakah kamu semakin terpacu untuk terus menulis?

2. Tuhan, untuk Kali Ini Saja
Melalui puisi Tuhan, untuk Kali Ini Saja, Kompasianer Ali Musri Syam menggambarkan bagaimana ia memohon kepada Tuhan agar terjauhkan dari sifat curang, koruptif, dan manipulatif Sebab, ia tak ingin hidupnya tergadai oleh kepentingan semu duniawi. (Baca artikelnya di sini)

3. Duhai Penulis, Jauhilah Medsos
Menjauhi media sosial ketika sedang menulis adalah pesan utama yang ingin disampaikan Kompasianer Khrisna Pabichara. Alasannya, apabila sedang asyik mengetik dan ide mengalir lancar, kemudian mendadak ada notifikasi di layar gawai konsentrasi bakal terbelah. "Begitu konsentrasi pecah, mampuslah ide kalian," tulisnya. (Baca artikelnya di sini)

4. Aisyah Kusebut Namamu
Aisyah. Nama yang menjadi harapan agar menjadi miliknya, menjelma menjadi permaisurinya, mengarugi denyut syahdu, mengikhlas diri beribadah, dan mengharap ridho-Nya ditulis secara apik oleh Kompasianer Ali Musri Syam. Lalu, siapakah Aisyah yang dimaksud itu? (Baca artikelnya di sini)

5. Penghiburan dan Perlindungan Lansia di Masa Pandemi Covid-19
Kompasianer Joko Martono mencoba melihat sisi lain dalam upaya mencegah terpaparnya para lansia dari Covid-19. Dalam tulisannya, ia mencoba melalui pendekatan perhatian dan kasih sayang terhadap lansia. (Baca artikelnya di sini)

6. Hari Ini Belahan Jiwa Saya Ulang Tahun ke-77
Usia bukan halangan untuk tetap bersikap romantis terhadap pasangan, sebagaimana Kompasianer Tjiptadinata Effendi lakukan: Menulis artikel singkat bernuansa sangat romantis dalam memperingati hari lahir sang belahan jiwa, Roselina Tjiptadinata. (Baca artikelnya di sini)

7. Ibuku "Toksik" dan Mewariskan "Toksisitas" Kepadaku
Idealnya, ibu (bersama ayah) menanamkan nilai, norma dan karakter positif bagi anak sebagai bekal di masa dewasa. Tetapi, apa yang dikisahkan Kompasianer Siska Dewi membuat kita membuka mata bahwa tak selama realita selalu ideal. (Baca artikelnya di sini)

8. Perempuan Menunggu Hujan
Cerpen dari Kompasianer YR Passandre mendapat banyak penilaian dari para pembaca. Tulisan dengan judul Perempuan Menunggu Hujan ini bahakn diganjar sebagai artikel utama.

[...] Payungku tak kan mampu menjagaku dari derasnya air dari langit. Kalau memaksa berjalan mencari Kaijai, aku akan basah kuyup. Kaijai pun pasti kesal begitu tahu aku sengaja melawan hujan. [...] (Baca artikelnya di sini)

9. Inilah Artikel Saya yang ke 4800
Berhasil menghasilkan 4800 artikel adalah bukan sembarang pencapaian. Keberhasilan ini mampu ditorehkan Kompasianer Tjiptadinata Effendi. Dalam tulisan itu ia mengungkapkan bahwa tantangan paling berat bagi dirinya dalam menulis adalah untuk tetap terus menulis meski  artikelnya terasa tidak dihargai. (Baca artikelnya di sini)

10. Aku Bangga Menjadi Guru SD!
Menjadi Guru SD adalah kebanggaan tersendiri bagi Kompasianer Ozy V. Alandika, sebagaimana ia ungkapkan dalam tulisannya ini. Dengan segala dinamikanya, menjadi Guru SD adalah bagian dari perjalanan hidup dan takdir. (Baca artikelnya di sini)

11. Desember dan Rasa yang Karam
Desember, kembali memeluk diri
Sudah lama kita tak berada dalam satu sisi
Berebut gelak tak henti
Belum satu dasawarsa
Tapi hampa begitu terasa
[...]

Itu adalah penggalan puisi karya Kompasianer Fatmi Sunarya. Puisinya ini pun mendapat label "Artikel Utama". (Baca artikelnya di sini)

12. Renjana Sedang Sendiri
Sepertinya puisi-puisi Kompasianer Fatmi Sunarya telah mendapatkan tempatnya sendiri di hati pembaca. Selain Desember dan Rasa yang Karam, puisi berjudul Renjana Sedang Sendiri turut mendapat banyak penilaian yang baik dan label "Artikel Utama" di Kompasiana. (Baca artikelnya di sini)

13. 5.000 Artikel untuk Indonesia Tercinta!
Tepat 11 Mei 2020, Kompasianer Tjiptadinata Effendi mencatatkan tulisannya yang ke-4800. Namun, prestasinya belum sampai di situ. Tepat pada peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2020, ia menuliskan artikelnya yang ke-5000. Dan, spesial ia persembahkan untuk Indonesia tercinta. (Baca artikelnya di sini)

14. Tanpa Konjungsi, Penulis Menyiksa Diri Sendiri
Kebuntuan saat menulis tidak saja disebabkan oleh minimnya sebuah ide. Sebab lainnya adalah penulis kurang menguasai kata sambung alias konjungsi. Karenanya, penggunaan kata sambung perlu dikuasai seorang penulis. Kamu bisa baca bagaimana kiat menguasai kata sambung melalui artikel Kompasianer Khrisna Pabichara di sini.

15. Pohon Kata Bernama Anjing
Mulanya adalah kata "anjay" yang viral lantaran dilarang diucapkan. Padahal, menurut Kompasianer Khrisna Pabichara anjay adalah ranting dari dahan bernama anjir, sedangkan anjir sebatas dahan dari pohon bernama anjing. Jika anjay dilarang, anjir dan anjing juga mesti dilarang. Anjay dan anjir terhitung ragam cakapan. Belum terekam juga ke dalam KBBI. Selain anjay, ada puluhan kata yang berkaitan dengan anjing. (Baca artikelnya di sini)

16. 5 Tips yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Memutuskan Menjadi Moderator
Berbagai gelaran virtual event dan webinar jadi semakin tren seiring itu juga berbagai profesi yang terlibat dalam gelaran virtual event dan webinar ini menjadi turut terdongkrak termasuk juga di dalamnya profesi moderator.

Nah, Kompasianer Sigit Eka Pribadi memberikan tip-tip yang perlu kita ketahui sebelum memutuskan menjadi moderator. Artikelnya bisa kamu baca di sini.

17. Jika Merdeka Hanya Sekedar Hidup
Basah kuyup tatkala hujan
Dingin, menggigil
Bermandi peluh kala mentari bersinar
Ia, janda anak satu tukang cuci keliling
Menempati bekas pos kamling di ujung gang sempit

Artikel Kompasianer Ali Musri Syam kembali masuk menjadi artikel paling banyak dinilai. Kali ini melalui puisi berjudul Jika Merdeka Hanya Sekedar Hidup. (Baca artikelnya di sini)

18. Di Sebuah Taman
Aku memulai senyuman pada bunga yang baru mekar, dan mengiringkan kata selamat atas hujan pertama yang jatuh di pelupuknya. Dalam waktu lekas aku akan menikmati keharuman [...]

Konten fiksi lainnya dari Kompasianer YR Passandre yang masuk dalam jajaran "Artikel Paling Banyak Dinilai Sepanjang 2020" di Kompasiana. (Baca artikelnya di sini)

19. Katanya Sayang, Kok "Body Shaming"?
Body Shaming Bukan Lelucon, demikian dituliskan Kompasianer Amel Widya. Musababnya, perbuatan itu mampu berdampak pada hal-hal buruk, yang mungkin kita pernah bayangkan. (Baca artikelnya di sini)

20. Kompasianer dan Paragraf Pembuka
Fokus, runut, tedas, dan runtun. Ini adalah ciri-ciri paragraf yang efektif sebagaimana dituliskan Kompasianer Khrisna Pabichara. Agar lebih detail memahaminya langsung saja baca artikelnya di sini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun