Mohon tunggu...
KOMENTAR
Gadget Pilihan

Bertualang Rasa dan Sensasi di Aplikasi Online

4 Desember 2019   23:39 Diperbarui: 4 Desember 2019   23:36 67 3
Yuk. Mari kita berbincang soal makan.

Makan bukanlah sekadar aktivitas menjemput sesuatu dan mengantarkannya ke dalam mulut. Untuk dikunyah dan ditelan, sebagai asupan yang membuat perut kenyang. Atau, dalam bahasa yang lebih canggih, sebagai kegiatan penyediaan nutrisi dan energi yang berlangsung pada makhluk hidup.

Perkara bersantap ini, kini telah bergeser (move on). Ia menyandang banyak balutan fungsi lain bagi manusia, setidaknya dalam lingkar aktivitas bersosialisasi dan bergaya hidup. Cobalah bertanya pada pasangan yang sedang dalam proses pendekatan dan menjalani masa berpacaran. Makan selalu termasuk sebagai agenda krusial yang dijalani dalam merekatkan dua hati.

Elizabeth Gilbert, pernah menulis buku memoar berjudul Eat, Pray, Love (2006). Buku ini melejit dan bertahan lama dalam daftar Buku Terlaris New York Times. Kisah dalam buku ini kemudian dialihwahanakan dalam rupa film (2010) dengan judul yang sama. Bagi Liz, hidup tidaklah melulu dalam pusaran uang, karier, dan cinta.

Liz mengambil keputusan yang terasa tidak populer. Ia memilih berpisah dan menghibahkan seluruh harta miliknya kepada mantan suaminya. Lalu, sepenuh hati ia menempuh jalan panjang untuk menemukan jatidirinya. Roma, India, dan Bali membuatnya dalam garirah menikmati makanan, pengalaman spiritual, dan kedamaian hati serta keseimbangan hidup.

Beralih sosok, Brad Pitt juga cukup unik saat ia mengucapkan kalimat ini. "Being married means I can break wind and eat ice cream in bed." Ada soal makanmeski cuma es krim. Kalau Mark Twain, agak lebih serius. Ia berucap, "Part of the secret of a success in life is to eat what you like and let the food fight it out inside."

Ringkas kata, topik perbincangan tentang makan, sudah jauh melampaui persoalan kegiatan pemenuhan perut agar kenyang. Ada aspek gaya hidup di situ. Ada unsur petualangan di dalamnya. Tak luput, ada upaya perjumpaan dengan sang jatidiri. Hhm, bagaimana kalau kita klasifikasikan secara sederhana dan unik seperti ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun