Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Kami yang Terlindas Pasar

30 Juni 2021   06:51 Diperbarui: 30 Juni 2021   10:29 187 28
Dulu noken kami begitu murah
Pemilik pasar juga begitu ramah
"Sila berdagang, jualan di sini,
asal noken dibuat sendiri alias ori.
"

Dulu pemilik pasar begitu guyub
Baku tawa canda meletup letup
Kagumi noken kami apa adanya
Tak peduli harga yang pasti berkarya

Sampai kala datang pembeli dari luar
Pemilik minta pasar rapi tidak sangar
Noken yang rapi dilabeli
Noken yang nyeleneh tak ditandai

Sejak itu kami tau
Noken kami bukan tahu
Sejak itu pemilik pasar tak tampak hidung
Hanya sistem nirawak membuat mendung

Laissez faire laissez passer*
Harga digeber bukan selawe**
Laissez faire laissez passer
Hitungan moneter boleh masuk noken kawe

Kami pembuat noken ori berteriak
Bagi pemilik pasar itu hanya reak
Wajah tak terlihat protes tak berbalas
Sistem menggeliat label noken bablas

"Tunjukan wajahmu hai pemilik pasar!
Kami mitra, bukan serdadu Tatar
"
Ucap kami tak pernah berjawab
Sampai habis mulut berabab

Pemilik pasar entah kini siapa
Entah dewa durjana entah manusia
Gosok tangan rangkumkan jemari
Terkekeh tertawa tersenyum geli

-Jakarta, 30 Juni 2021, sebelum nyarap-

Catatan sikil***:
*Laissez faire laissez passer (biarkan berbuat biarkan lewat/masuk)= kalimat ekonom Perancis Vincent de Gournay (1712-1759) menggambarkan perdagangan bebas

**Selawe (Jawa): dua puluh lima (rupiah)

***Sikil (Jawa): kaki

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun