Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Peribahasa dalam Beberapa Bahasa tentang Kasih Sayang Orangtua

12 Juni 2021   04:48 Diperbarui: 12 Juni 2021   04:54 3339 3
Kasih sayang orangtua adalah satu-satunya cinta yang benar-benar tanpa pamrih, tanpa syarat dan pemaaf. – Dr. T.P. Chia.

Kali ini saya membahas Peribahasa dalam Beberapa Bahasa tentang Kasih Sayang Orangtua.

Sebuah pantun yang menggambarkan asal-usul kasih sayang berbunyi:
Dari mana datangnya lintah?
Dari sawah turun ke kali.
Dari mana datangnya cinta?
Dari mata turun ke hati.

Walaupun "lintah" boleh dikatakan berima dengan "cinta," namun orang Melayu mengatakan bahwa ini bukan pantun Melayu. Pantun Melayunya adalah:
Dari mana punai melayang?
Dari kayu turun ke padi.
Dari mana kasih sayang?
Dari mata turun ke hati.

Ini adalah kasih sayang di antara muda-muda, dan saya ingin membawa Anda langsung menuju ke hati tanpa menyinggahi mata, yakni hati orangtua.

Surga di telapak kaki ibu, karena kasih ibu tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia. Kasih terbesar yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari dari seorang ibu: Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalan (Kasih ibu itu tidak akan ada batasnya kepada anaknya, sedangkan anak, terkadang tidak mengasihi ibunya).

A mother is your first friend, your best friend, your forever friend (Seorang ibu adalah teman pertama Anda, sahabat Anda, teman Anda selamanya).

A mother is the only person on earth who can divide her love among 10 children and each child still have all her love (Ibu adalah satu-satunya orang di dunia yang bisa membagi kasih sayangnya kepada 10 anak dan setiap anak masih memiliki seluruh kasih sayang itu).

Dalam dialek Hokkien, almarhum ayah saya pernah mengatakan: Orangtua bisa menghidupi 7 anaknya, tapi belum tentu 7 anak bisa menghidupi orangtuanya.

Tidak ada orangtua yang: Anak dipangku dilepaskan, beruk dalam rimba disusukan (Selalu membereskan atau memikirkan urusan orang lain, sedangkan urusan sendiri diabaikan). Urusan di sini adalah "anak."

Orangtua hanya memberikan kasih sayang dan kebaikan kepada anak-anaknya, karena: Sejahat-jahatnya harimau tak akan memakan anaknya sendiri (Betapa pun jahatnya orangtua,* mereka tidak akan tega mencelakakan anaknya sendiri).
*Saya koreksi menjadi "Seandainya ada orangtua yang jahat sekali pun."

Oleh karena itu, leluhur kita mengajarkan pentingnya bakti kepada orangtua, utamanya kepada ibu, dan kita bisa membaca banyak kisah tentang apa akibatnya jika seorang anak durhaka kepada ibunya. Dalam bahasa Mandarin dikatakan, seorang putra yang lebih mengasihi isteri ketimbang ibunya adalah anak yang durhaka. Ini ajaran moral yang hampir tidak diamalkan lagi zaman sekarang.

Sedemikian luhurnya kasih sayang orangtua dituangkan ke dalam banyak "peribahasa baru" hasil renungan orang-orang tentang keluhuran itu. Orang Batak menuangkan hal ini dalam banyak lagu, misalnya: Inang (Ibu), Ndang na Turpukta Hamoraon (Bukan Nasib Kita untuk Menjadi Kaya), dll, dan orang Melayu misalnya dalam lagu: Kasih Sayangnya Bunda, yang pernah saya beri tautan ke video lagunya dalam artikel saya: Bunda Juga Orangtua.

Bahkan seorang ibu, dalam hal ini ibu kos, sangat menyayangi anak-anak kos yang baik dan ikut membantu merawat dan menjaga kenyamanan kamar kos mereka, lihat artikel saya: Tips agar Betah di Rumah. Jadi, kasih sayang yang inheren pada seorang ibu tidak memandang apakah seorang anak itu anak kandungnya atau anak orang lain.

Anak-anak yang kehilangan ibu dideskripsikan dalam peribahasa: Anak ayam kehilangan induk (Ribut dan bercerai-berai karena kehilangan tumpuan).

Walau tak pernah diminta, kasih sayang orangtua itu terbalaskan sebagian jika: Anak baik menantu molek (Orangtua yang keuntungan yang berlipat ganda, namun belum bisa dibandingkan dengan kasih sayang mereka kepada anaknya).

Seperti yang saya tulis dalam artikel: Berbaktilah pada Orangtua Semasih Belum Telat,
Pohon berhasrat rehat, tetapi angin tak mau reda;
Anak berhasrat bakti, tetapi orangtuanya telah tiada.
The tree desires repose, but the wind will not stop;
The son desires to serve, but his parents are already gone.

Karena tanpa orangtua tidak akan ada anak-anak, dan anggapan bahwa anak adalah anugerah terbesar itu juga menunjukkan kebesaran dan kasih sayang orangtua, padahal anugerah terbesar manusia adalah orangtua mereka.

Waktu yang kita lalui semasih sepenuhnya mengandalkan orangtualah yang menentukan siapa adanya diri kita.

Mari kita ajak anak-anak merenungkan bersama Peribahasa dalam Beberapa Bahasa tentang Kasih Sayang Orangtua.

Jonggol, 12 Juni 2021

Johan Japardi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun