Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Cintaku di Tulang Sumsum

2 Agustus 2010   22:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:21 75 0
Mengapa kau hanya memandangku dari kejauhan ? Hanya tersenyum dan menunduk malu ketika ku balas menatap. Tidak tahukah kau Jika jantungku dilanda badai ? Karena sedetik tatapmu, sekelumit senyummu.  Dan rambutmu yang menyentuh kening bening, menari gemetar dipermainkan angin. Aku mengutuk jarak ini. Aku ingin berteriak agar kau tetap di sana. Biar puas kunikmati segala keindahan dalam diam. Biar saja badai itu meluluhlantakkan. Biar aku terjatuh , biar aku tak berdaya, biar. Dan bola matamu yang basah ? Seperti dua biji sawo kecik di atas genangan air. Menari dalam gelisah.  Bagaimana aku harus membaca ? Bagaimana aku membuka lembaran itu ? Dimana kau tulis berjuta rasa. Tentang diriku dan getar itu. Cintaku di tulang sumsum. Menusuk terlalu dalam. Membungkam mulutku untuk tidak berkata-kata. Meremukkan tulang jemariku hingga bergetar. Setiap kali kau di sana. Dalam gerimis, dalam hujan dan dalam badai. Dan aku masih mengutuk jarak. Sebab aku hanya diam. - --------------------------------------------------------------------------------- gambar dari google

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun