Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Sial! (16 )

10 September 2019   09:54 Diperbarui: 10 September 2019   10:53 37 4

Part.16

Awan yang berarak ke Utara
Semakin tertinggal jauh di belakang
Karena perjalanan bersama itu indah
Bakung terbawa angin
Mengawang bersama camar
Mengawali kisah indah atau kah nestapa?




Perkenalan antara Swarna Sari dan Aryo Paningit membawa mereka menjadi teman seperjalanan menuju kota Nusa Swandika.

Swarna Sari merasa cocok melakukan perjalanan bersama. Selain Aryo Paningit seorang pemuda tampan, lucu, ia juga sangat sakti.

Terbukti ketika ia sedang mandi di sebuah air terjun kecil yang tersembunyi di tengah hutan.

Sedang asyik-asyiknya mandi,  ia tidak pernah menyangka ada sepasang mata besar dan tajam mengintip dari balik semak-semak.
Diam, sabar menunggu. Hanya air liurnya mengalir di sela giginya.

Swarna Sari santai saja mandi, karena ia merasa aman tidak akan mendapatkan gangguan karena ia yakin Aryo Paningit menjaganya.

Ini giliran ia mandi, setelah sebelumnya Aryo yang mandi. Aryo sekarang sedang berlatih ilmu pedang sekalian menjaga dari kejauhan. Di tanah datar di atas air terjun ini.
Dari tempatnya mandi, ia masih mendengar sesekali teriakan Aryo merapal jurus.

" Hiaattt... Hiaaat!"

Suaranya jelas menerobos lebatnya dedaunan, pepohonan dan sesemakan di sekitar air terjun.

Setelah seharian kemarin lelah menempuh perjalanan dan semalam mereka terpaksa menginap di sebuah goa kecil yang ada di sekitar air terjun ini dijaga oleh Aryo yang tidur di depan gua.

Sekarang ia mandi, terasa segar sekali. Apalagi melihat air terjun dan lubuk berair jernih dan dingin. Benar nyaman mandi ditemani oleh suara alam harmoni pagi.
Kicau burung yang bertengger di reranting pepohonan.
Sinar mentari yang hangat menerobos di sela dedaunan.
Jika selintas ia terlihat seperti bidadari cantik sedang mandi di ujung kaki pelangi.

*

Betapa terkejut dirinya, ketika selesai mandi dan berpakaian. Saat ia muncul dari bawah menaiki bebatuan menuju tempat di mana Aryo menunggu, sepasang matanya yang bulat jernih terbelalak ketakutan karena ada sepasang mata tajam lebih besar menatapnya garang. Dengan kumis panjang tebal dan gigi taring panjang yang berkilat ditimpa sinar matahari pagi yang mulai hangat.

Sosok berwarna kuning belang, dua kali lipat besar dari tubuhnya.
Maju perlahan-lahan dengan ke empat kakinya mengayun bergantian, keluar dari semak-semak tempatnya tadi mengintai dan bersembunyi.

" Aaaaaa... tolongg!"
" Aaummm... Hrrggg!"

Dua suara keras terlontar bersamaan.
Teriakan ketakutan dari Swara Sari.
Dan suara auman seekor harimau belang yang sedang kelaparan.

Sama-sama terkejut. Pemangsa dan mangsanya mengeluarkan suara bersamaan yang membuat beburungan yang bercengkerama di pagi yang sejuk berhamburan terbang menerobos pepohonan melambung ke langit.

Satu teriakan yang aneh ditangkap pendengaran sudah cukup membuat Aryo Paningit terbang memburu ke arah suara jeritan ketakutan dan auman harimau kelaparan. Pengalamannya bertualang mengajarkan banyak pengalaman yang bisa terjadi kapan saja, gangguan atau bahaya dari alam liar.

Jeritan itu mencetak dalam pikirannya bahwa Swarna Sari yang pasti dalam keadaan bahaya.
Maka, dieposnya semangat untuk melentingkan tubuhnya jauh ringan ke depan. Hanya dengan beberapa loncatan saja ia sudah melihat bayangan kuning belang melayang terbang mengawangkan kedua cakarnya dan membuka mulutnya yang lebar penuh gigi tajam panjang.

Sedangkan dari arah samping, ia hanya bisa melihat Swarna Sari mematung kaku, tidak bergerak sama sekali. Gemetar tubuhnya saja ia lupa.

Diam mematung, menutup matanya, menunggu kematian dimakan harimau lapar itu.

*

Waktu seakan berhenti bagi Swarna Sari, begitu lama terasa. Ia menunggu rasa kesakitan yang sangat siap mencabik tubuhnya yang mungil oleh kuku-kuku tajam harimau itu. Kemudian... gigi-gigi tajam itu akan mengunyahnya...

Namun yang ditunggu tidak terjadi...
Bahkan terdengar...

" Dueeesss. Buugghh "
" Arrggh... Aaaummm "

Harimau yang siap menerkam mangsa terpental balik karena mendapat dua kali pukulan yang beratnya ratusan kati. Menghantam telak, perutnya dan pinggulnya. Ketika ia terhantam perut, tubuh berputar terbalik dan pukulan kedua menghantam pinggulnya.

Dua pukulan Tinju Selatan milik Aryo Paningit bukan pukulan sembarangan. Dua pukulan sakti mampu membuat harimau yang berat dua kali lipat berat badannya, bisa terbanting dan terjerembab. Dengan luka yang tidak ringan.

Harimau itu berbalik marah, merasa kesakitan dan terganggu,  karena mangsa terlepas begitu saja.

" Aaarghhh... "

Sekali lagi dengan suara kemarahan beecampur kesakitan, ia menubruk ke arah Aryo Paningit yang sudah siap menghadapi serangan balasan dari harimau luka itu.

Saat harimau meloncat tinggi, Aryo juga tidak tinggal diam. Ia pun melesat memapaki tubrukan harimau itu, namun sedikit menundukan badannya mengambil titik kosong di bawah jalur loncatan harimau.

Harimau menubruk hanya dengan naluri menyerang dan memangsa, namun Aryo lebih cerdik memotong gerak.

Ketika ia tepat di bawah harimau marah yang menubruk itu. Dilepaskanlah jurus Tinju Selatan pada level 8 yang lebih kuat lagi.

Akibatnya...

" Dueeeesss "
" Aaaaarrgghhhh "

Tangan kanan yang telah diisi Jurus Tinju Selatan tepat menghantam perut harimau.  Saking kuatnya pukulan, tubuh harimau itu terdorong terbang tinggi dan kemudian tubuh sebesar itu, jatuh berderak menghantam pohon sebesar paha kaki, tumbang karena tidak kuat menahan tubuh harimau yangberat, seketika mati karena hancur isi perut dan dadanya.

Semua peristiwa itu, hanya terjadi dalam hitungan yang singkat.

Swarna Sari, hanya bisa menatap nanar saat ia membuka mata dan menyadari bukannya dirinya yang mati dimakan harimau, akan tetapi harimau besar itu malah mati dipukul Aryo Paningit.

Yang masih berdiri gagah membelakanginya.

Otot-otot di kedua tangannya masih tegang. setelah pertempuran singkat ini.

Swarna Sari lolos dari kematian berkat pertolongan Aryo Paningit.

Akankah peristiwa ini, mampu mempengaruhi perasaan Swarna Sari?

Bagaimana dengan Aryo Paningit?
Apakah pertolongannya berpamrih?

Bersambung....


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun