Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Liburan Keluarga Usang

3 Februari 2010   05:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:07 111 0


Sehari-hari pikiran ini penat dengan hiruk pikuk kehidupan. Otak ini lelah terus berpikir bagaimana caranya agar tetap bertahan hidup di sela-sela kerasnya persaingan. Begitupun dengan keadaan fisik ini. Habis sudah dikuras setiap hari untuk terus berjalan mengarungi terjalnya jalan kehidupan.

Kalau sudah seperti ini habis sudah rasanya daya ini. Tetapi,kerasnya jalan kehidupan harus tetap dilalui.

Liburan adalah satu kata yang dapat membangkitkan kembali semangat yang sempat terjun bebas sebebas-bebasnya. Liburan bukan seperti liburan orang-orang berduit, yang setiap hari terus bertambah selangit seperti pemilik PERURI. Bukan pula seperti orang-orang borjuis yang selalu berpenampilan necis dan klimis. Atau orang-orang kapitalis yang serakah mengalahkan iblis. Tetapi, ini hanya liburan kaum usang yang jauh dari kemapanan, berada nun jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota. Tapi selalu yang pertama menjadi korban kebijakan orang-orang kota. Kalau berpidato dari mulutnya nyerocos "representation of the people" mengatas namakan rakyat, untuk rakyat, demi rakyat dan banyak lagi kata-kata manis tapi efeknya berbahaya karena mnggunakan pemanis buatan. Padahal dalam hati busuk mereka terselipi kata : ini hanya untuk golongan ku. " this is for my troop only"

Itulah orang kota yang terkadang yang terkadang sangat ditunggu kedatangannya di musim kampanye karena suka bagi-bagi duit. Lumayan untuk menyambung agar dapur tetap ngebul.

Ini hanya liburan kaum usang.keluarga usang lebih tepatnya. Di hari minggu siang makan bersama-sama "botram" sekeluarga di depan rumah. Nasi liwet "raskin" yang terlalu lama tersimpan di gudang, Orang menyebutnya gudang beras pemerintah. Walaupun sebenarnya kalau dimasak hasilnya tidak jauh berbeda dengan ketika masih dalam bentuk beras. Tapi apa boleh buat hanya itu yang dipunyai hasil antri berjam-jam di depan rumah pak RT. Nasi liwet ditabur diatas daun pisang. Lauknya hanya ikan teri murah dari toko ikan asing "ko Asiu" di pasar. Lalapnya daun singkong muda yang disimpan diatas nasi liwet pada saat nasi setengah matang. Sambel tomat yang tidak terlalu pedas, ditambah dengan pete walau pun bau tapi semua pasti suka pete.

Nikmatnya nasi liwet menjadikan tidak sadar perut ini sudah tidak muat lagi. "full tangk" orang-orang di SPBU bilang seperti itu. Kalau sudah begini yang paling enak adalah rebahan sambil dikipasi angin sepoy-sepoy. Mata sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Mulut terus menguap menyebarkan bau pete. Keluarga usang menyambut mimpi-mimpi dalam tidurnya diakhir liburannya.

Inilah liburan kaum usang. Sekali lagi keluarga usang tepatnya. Jauh dari kemewahan, kemeriahan dan hura-hura buang-buang uang. Hanya satu kata saja: "Basadjan".

{{{}}}

Cianjur, 03 Februari 2010

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun